Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa Slameto, 2010:68. Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,
waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Interaksi guru dengan siswa juga menjadi faktor yang penting. Dengan adanya interaksi
antara guru dengan siswa dalam situasi belajar mengajar dapat dibangun hubungan dan personal yang setara. Komunikasi yang bersahabat antara guru
dengan siswa akan memperlancar jalannya proses belajar mengajar sehingga akan meningkatkan keaktifan belajar siswa dan prestasi belajarnya.
Faktor kedisiplinan sekolah ini misalnya, mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau
karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain. Media pendidikan ini misalnya
seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat mendukung tercapainya hasil belajar dengan baik.
Faktor lingkungan masyarakat adalah faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul, kegiatan lain di luar
sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya.
C. Mata Pelajaran Sejarah
1. Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari “Syajarah” yakni berasal dari bahasa Arab
yang berarti pohon. Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Selain itu, kata
sejarah juga berasal dari bahasa Inggris yakni history yang artinya masa lampau umat manusia Tamburaka, 2002:2.
Sementara itu menurut Tamburaka 2002:2 mengatakan “sejarah adalah cerita perubahan-perubahan, peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lampau
yang telah diberi tafsir atau alasan dan dikaitkan sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap”.
Sartono Kartodirjo dalam Tamburaka, 2002:14 mengatakan pengertian sejarah dapat dibagi menjadi dua yakni: 1 sejarah dalam arti subjektif adalah
suatu konstruk, ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang
mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur, 2 sejarah dalam arti objektif
menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu hanya terjadi sekali dan tidak dapat terulang
kembali. Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari subjek manapun juga. Jadi, objektif dalam arti tidak memuat unsur-unsur subjek pengarang
atau pengamat. Moh. Yamin dalam Tamburaka, 2002:15 mengatakan bahwa sejarah
ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan cerita bertarikh, tentang kejadian dalam masyarakat manusia yang telah lampau, sebagai
susunan hasil penyelidikan bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
sejarah adalah proses mempelajari perisitiwa atau kejadian di masa lalu yang telah disusun berdasarkan fakta dan metode keilmuan.
2. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah pada
tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir
lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya
untuk mempelajarinya. Jadi, subyek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik dan pembelajaran adalah dialog
interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran Suprijono, 2009:13.
Moh. Yamin dalam Tamburaka 2002:15 mengatakan “sejarah ialah
pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan cerita bertarikh, tentang kejadian dalam masyarakat manusia yang telah lampau, sebagai susunan hasil
penyelidikan bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain. Sejarah adalah peristiwa atau kejadian masa lalu berdasarkan hasil penelitian yang ditulis
atau disusun secara objektif dan sistematis untuk diambil pembelajaran atau hikmah dari kejadian tersebut.
I Gede Widja 1989:23 menyatakan bahwa pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya
mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat hubungannya dengan masa kini. Adapun pembelajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa
kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini. Pendapat I Gede Widja tersebut dapat
disimpulkan jika mata pelajaran sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan fakta-fakta ilmu sejarah, namun tetap memperhatikan tujuan
pendidikan pada umumnya.
3. Sasaran dan Tujuan Pembelajaran Sejarah