Karakteristik Siswa SD Landasan Teori

30 dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka. Globalisasi meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan Internasional dan organisasi Internasional, mengevaluasi globalisasi, Winataputra 2009: 1.17-8.

2.2.9 Karakteristik Siswa SD

Menjadi seorang guru, terutama guru sekolah dasar harus memiliki pengetahuan tentang karakteristik siswa SD. Dengan begitu diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan karakteristik siswa SD. Piaget dalam Isjoni 2012: 36, membagi perkembangan kognitif manusia menjadi empat tahap yaitu: 1 Tahap sensorimotor umur 0-2 tahun 2 Tahap pra-operasional umur 2-7 tahun 3 Tahap operasional konkret umur 7-12 tahun 4 Tahap operasional formal umur 12-18 tahun. Dengan melihat tahap-tahap perkembangan yang diungkapkan oleh Piaget, maka siswa yang sedang duduk di bangku sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkret. Karakteristik siswa yang berada pada tahap operasional konkret, yaitu siswa dapat mengembangkan pikiran logis. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional, berarti siswa memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah konkret. Bila menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan persepsi, siswa dalam periode operasional konkret memilih mengambil keputusan logis, dan bukan keputusan perceptual seperti anak pra-operasional. 31 Pada tahap ini siswa masuk ke dalam usia yang menyulitkan, karena anak pada masa ini lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada oleh orang tuanya sendiri. Pada usia anak sekolah dasar, para siswa sudah menyadari bahwa persahabatan itu adalah saling membagi dan menerima sesuatu serta sudah mulai mencari-cari teman sebayanya untuk dijadikaan sahabat atau teman dekat Sumantri 2006: 3.11. Keinginan untuk diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, membuat usia ini disebut juga usia berkelompok. Usia ini disebut juga usia penyesuaian diri, karena mereka berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang berlaku dalam kelompok. Lebih lanjut Arasteh juga menyatakan bahwa anak usia 8-10 tahun memiliki kebutuhan untuk dapat diterima sebagai anggota dalam kelompok sebayanya Mikarsa 2007: 3.35. Selain itu, usia ini dikenal sebagai usia kreatif. Besarnya minat dalam kegiatan bermain yang dilakukan mereka, membuat usia ini disebut juga usia bermain. Usia siswa sekolah dasar disebut juga usia tidak rapi, karena anak tidak memperhatikan penampilannya. Seringnya terjadi pertengkaran dengan saudara-saudaranya, orang tua menyebutnya sebagai usia bertengkar. Pada usia siswa sekolah dasar, mereka juga merasakan dorongan berprestasi untuk mencapai keberhasilan, sehingga disebut usia kritis dalam dorongan berprestasi. Penjelasan di atas sesuai dengan tugas guru dalam psikologi perkembangan anak yang menyatakan bahwa tugas guru adalah mengetahui bagaimana secara operasional masing-masing tahap perkembangan sehingga dapat membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan Soeparwoto 2007: 51. Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran 32 kooperatif tipe CRH sesuai dengan karakteristik siswa yang masuk ke dalam usia berkelompok, bermain, usia kreatif, dan usia kritis dalam dorongan berprestasi.

2.2.10 Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

PENERAPAN TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 1 METRO TIMUR

1 21 79

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V B SD NEGERI 10 METRO PUSAT

0 7 78

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAREREJA 01 KABUPATEN BREBES

0 9 137

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langgen Kabupaten Tegal

1 16 207

Keefektifan Model Pembelajaran Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Materi Globalisasi di Sekolah Dasar Negeri Kaligangsa Kulon 01 Brebes

1 10 230

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

0 20 221

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Padasugih 01 Brebes pada Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

1 12 176

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar pada Materi Bangun Ruang Siswa kelas V SD Negeri Kaligangsa Kulon 01,Brebes.

0 0 1

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85