Pengaruh Motivasi Kerja dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Konselor

Keenam dimensi tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya dan membentuk iklim kerja secara keseluruhan. Melalui keenam dimensi tersebut Litwin mencoba mengukur iklim kerja. Proses ini merupakan pengukuran terhadap lingkungan psikologis dalam organisasi tempat individu bekerja atau beraktivitas. Dalam penelitian ini iklim kerja yang digunakan untuk acuan peneliti adalah conformity atau kesesuian antara tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaanya, bekerja sesuai standar, mendapatkan reward, juga jelas program dan semangat timnya.

2.5 Pengaruh Motivasi Kerja dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Konselor

Dari uraian teori yang telah disampaikan diatas maka pengaruh motivasi kerja dan iklim kerja terhadap kinerja konselor adalah sebagai berikut: 2.5.1 Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja konselor Menciptakan kinerja yang tinggi, dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian kinerja seseorang. Motivasi akan menyebabkan seseorang tersebut bertindak produktif atau tidak produktif. Biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan untuk memahami motivasi berbeda - beda, karena teori yang berbeda mengembangkan pandangan dan model mereka sendiri. Radig dalam Antoni 2006: 24 mengemukakan bahwa “Pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja pegawai sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen”. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja pegawai akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran pegawai, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan. Terdapat tiga konsep dasar yang mendasari motivasi, yaitu pengharapan, nilai dan perantaraan. Pengharapan merupakan keyakinan bahwa usaha seseorang akan membuahkan hasil. Nilai adalah tingkat kesenangan yang ada dalam diri individu untuk memperoleh sejumlah keuntungan. Oleh karenanya tugas individual cenderung berbeda yang menyebabkan nilai berupa insentif atau uang, prestasi yang dicapai, kesempatan untuk meningkatkan karir yang diterima berbeda pula pada setiap kondisi. Jadi, nilai dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diharapkan dari pekerjaan yang dilakukan. 2.5.2 Pengaruh iklim kerja terhadap kinerja Pengelolaan sumber daya manusia tidak hanya mencakup pengelolaan pada bidang-bidang operasional, melainkan juga harus diterapkan pada pihak pengelolaan lingkungan kerja yang merupakan faktor utama didalam menciptakan iklim kerja yang menentukan tinggi rendahnya kualitas koordinasi masing-masing dalam organisasi. Dengan iklim yang kondusif, secara langsung akan mempengaruhi keharmonisan hubungan timbal balik dalam organisasi. Kinerja yang optimal dapat diperoleh apabila seseorang memiliki semangat dan gairah dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat mencapai target yang telah ditentukan, kualitas kerja bermutu dan sesuai dengan standar kerja. Kinerja seseorang juga tidak terlepas dari beberapa faktor terkait dari sistem yang ada dalam lingkungan kerjanya. Sistem dalam lingkungan harus mampu menciptakan suatu iklim yang dapat menimbulkan keinginan untuk berprestasi. Seperti yang diungkapkan oleh Theodore dalam Sukandar 2003: 53 bahwa “Lingkungan kerja yang kurang mendukung seperti lingkungan fisik pekerjaan dan hubungan kurang serasi antar seorang guru dengan guru lainnya ikut menyebaBimbingan dan Konselingan kinerja menjadi buruk.” Menurut Sudjana 1992: 65 mengemukakan bahwa “Iklim kerja merupakan suatu keadaan atau kondisi psikologis yang menunjukkan proses interaksi atau hubungan antar personil dalam melakukan kerjasamanya untuk mewujudkan tujuan organisasi dalam periode waktu dan tempat tertentu”. Dari makna tersebut dapat kita uraikan bahwa iklim kerja sebagai kondisi psikologi anggota organisasi dalam menjalankan tugasnya perlu dikondisikan senyaman mungkin. Lingkungan yang menyenangkan akan membuat gairah dalam bekerja, keharmonisan antar anggota tercipta dan akhirnya produktivitas pun akan meningkat.

2.6 Hipotesis