Aspek Penilaian Kinerja Konselor

2 Persyaratan kepribadian memiliki pengalaman terhadap orang lain secara obyektif dan simpatik, memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, memahami batas–batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, memiliki minat yang mendalam mengenai murid–murid dan berkeinginan sunguh–sunguh untuk memberikan bantuan kepada mereka, memiliki kedewasaan pribadi spiritual, mental, sosial dan fisik; 3 Persyaratan sifat dan sikap, mempunyai sifat dan sikap konselor untuk menerima klien sebagaimana adanya, seorang konselor harus memperlihatkan sifat keaslian dan tidak berpura–pura, penuh pengertian atau pemahaman terhadap klien secara jelas, benar dan menyeluruh dari apa yang di kemukakan oleh klien, supel, jujur, ramah, fleksibel, kesungguhan dari konselor sehingga klien merasa dihargai, mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi, berempati, membina keakraban dan bersikap terbuka. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mempunyai sikap- sikap yang baik dan menjunjung kode etik profesi untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.

2.2.3 Aspek Penilaian Kinerja Konselor

Mittchell dalam Sedarmayanti 2009:51 menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu quality of work kulaitas kerja, promptness ketepatan waktu, initiative inisiatif, capability kemampuan, dan communication komunikasi. Dimana kelima aspek ini dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang. Menurut Hasibuan dalam Mangkunegara 2004: 18 mengemukakan beberapa aspek dalam kinerja yaitu: 1 Kesetian, 2 Hasil Kerja ,3 Kejujuran ,4 Kedisiplinan, 5 Kreativitas, 6 Kerjasama, 7 Kepemimpinan, 8 Kepribadian ,9 Prakarsa 10 Kecakapan, dan 11 Tanggung Jawab. Sedangkan menurut Bernardin Russel dalam Sudarmanto 2009: 12 menyampaikan ada 6 kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur kinerja, yaitu : 1 Quality, terkait dengan proses atau hasil mendekati sempurnaideal dalam memenuhi maksud dan tujuan. 2 Quantity, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan. 3 Timeliness, terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan produk. 4 Cost-effectiveness, terkait dengan tingkat penggunaan sumber- sumber organisasi orang, uang, material, teknologi dalam mendapatkan atau memperoleh hasil atau pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber organisasi. 5 Need for Supervision, terkait dengan kemampuan individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau fungsi-fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi pengawasan pimpinan. 6 Interpersonal impact, terkait dengan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, dan kerja sama di antara sesama pekerja dan anak buah. Keenam kriteria di atas, penulis gunakan untuk mengukur variabel kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi kinerja diantaranya adalah Quality, Quantity, Timeliness, Cost-effectiveness, Need for Supervision, dan Interpersonal impact. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja konselor merupakan hasil kerja Konselor sebagai tenaga profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling, yang memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu memberikan pelayanan kepada para peserta didik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, dalam kaitannya untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya secara optimal.

2.2.4 Faktor Faktor yang mempengaruhi kinerja konselor