Kinerja Konselor SMP Negeri Se-Kota Semarang Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Konselor

4.3.3. Kinerja Konselor SMP Negeri Se-Kota Semarang

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar konselor di SMP Negeri Se-Kota Semarang dengan kinerja yang tinggi. Hal ini terlihat sebanyak 31 responden atau 65,96 responden termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 15 responden atau 31,91 termasuk dalam kategori sangat tinggi sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang hanya ada 1 responden atau 2,13. Berdasarkan hasil tersebut memberikan gambaran bahwa kinerja konselor di SMP Negeri Se-Kota Semarang dalam bekerja termasuk dalam kategori motivasi yang tinggi. kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu quality of work kulaitas kerja, promptness ketepatan waktu, initiative inisiatif, capabilitykemampuan, dan communication komunikasi. Dimana kelima aspek ini dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang.

4.3.4. Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja Konselor

Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa variabel motivasi kerja konselor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja konselor di SMP Kota Semarang. Hasil pengujian ini juga didukung oleh data analisis desktiptif dari variable internal motivasi yaitu responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju lebih banyak dibandingkan dengan responden yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini berarti rata –rata responden memberikan penilaian yang tinggi terhadap motivasi dan kinerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa konselor dengan motivasi yang tinggi, maka akan tercipta kinerja yang tinggi demikian pula sebaliknya konselor dengan motivasi kerja yang rendah, maka kinerja konslorpun juga akan semakin rendah Menciptakan kinerja yang tinggi, dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian kinerja seseorang. Motivasiakan menyebabkan seseorang tersebut bertindak produktif atau tidak produktif. Biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan untuk memahami motivasi berbeda - beda, karena teori yang berbeda mengembangkan pandangan dan model mereka sendiri. Radig dalam Antoni 2006: 24 mengemukakan bahwa “pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja pegawai sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen”. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja pegawai akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran pegawai, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan. Terdapat tiga konsep dasar yang mendasari motivasi, yaitu pengharapan, nilai dan perantaraan. Pengharapan merupakan keyakinan bahwa usaha seseorang akan membuahkan hasil. Nilai adalah tingkat kesenangan yang ada dalam diri individu untuk memperoleh sejumlah keuntungan. Oleh karenanya tugas individual cenderung berbeda yang menyebaBimbingan dan Konselingan nilai berupa insentif atau uang, prestasi yang dicapai, kesempatan untuk meningkatkan karir yang diterima berbeda pula pada setiap kondisi. Jadi, nilai dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diharapkan dari pekerjaan yang dilakukan.

4.3.5. Pengaruh iklim Kerja terhadap Kinerja Konselor