Kebutuhan orang menurut kepentingan. Mulai kebutuhan dasar Orang tidak memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi bila yang lebih Setiap orang mempunyai 5 kebutuhan secara berjenjang, manusia Need for Affiliation nAff, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi, Penel

34 2.3.5.Teori-Teori Motivasi Berkaitan dengan peningkatan motivasi ini, penulis mencoba menjelaskan mengenai teori motivasi dan kebutuhan menurut pendapat beberapa sarjana antara lain :

1. Teori Abraham Maslow

Abraham Maslow telah mengembangkan sutau konsep teori motivasi yang dikenal dengan hirarki kebutuhan atau kebutuhan berjenjang. Menurut Maslow, nampaknya ada semacam hierarki yang mengatur dengan sendirinya kebutuhan-kebutuhan itu. Maslow berasumsi bahwa :

a. Kebutuhan orang menurut kepentingan. Mulai kebutuhan dasar

sampai kebutuhan puncak.

b. Orang tidak memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi bila yang lebih

rendah belum terpenuhi.

c. Setiap orang mempunyai 5 kebutuhan secara berjenjang, manusia

mempunyai lima tingkat atau hirarki kebutuhan yaitu : 1 Kebutuhan fisiologikal 2 Kebutuhan keamanan, fisik, mental, psikis dan intelektual 3 Kebutuhan social 4 Kebutuhan prestise yang tercermin dalam simbol status 5 Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga menjadi kemampuan yang nyata. 2. Teori David McClelland David McClelland menyatakan bahwa pada hakekatnya manusia itu mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Kebutuhan untuk berprestasi menurut McClelland adalah suatu motif Universitas Sumatera Utara 35 yang berbeda dan dapat dibedakan dari kebutuhan–kebutuhan lainnya. Seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari karya dan prestasi orang lain. David McClelland mengemukakan tiga jenis kebutuhan yaitu : a. Need for Achievment nAch yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan rasa tanggung jawab untuk memecahkan masalah. Misalnya seorang pegawai mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi cendrung berani mengambil resiko.

b. Need for Affiliation nAff, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi,

merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada sama dengan orang lain dan tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.

c. Need for Power nPow, yaitu kebutuhan akan kekuasaan merupakan

refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas, untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.

3. Teori Frederick Herzberg

Pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya di pengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan kebutuhan, herzberg mengembangkan Two factor theory berdasarkan pada motivators dan hygiene factors. Hygiene factors merupakan kebutuhan dasar manusia, tidak bersifat memotivasi, tetapi kegagalan mendapatkannya menyebabkan ketidakpuasan. 4. Teori Douglas Mc Gregor Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negatif, disebut Teori X dan yang kedua pandangan positif, disebut Teori Y Robbins dan Judge, Universitas Sumatera Utara 36 2008:225. Menurut Teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh atasan adalah: a. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. b. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan., mereka harus dipaksa, dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan. c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila mungkin. d. Sebagian karyawan menempatkan keamanan diatas faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. 5. Teori Evaluasi Kognitif Merupakan teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan- penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara i nstrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan Robbins dan Judge, 2008:233. 6. Teori kaitan Imbalan dengan Prestasi Dari semua teori yang telah dibahas, disadari bahwa masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu para ahli berusaha mencari dan menemukan system motivasi yang terbaik dalam arti menggabung berbagai kelebihan. Model-model tersebut menjadi suatu model. Para ahli sepakat bahwa model yang paling mencakup keseluruhannya adalah yang mengaitkan antara imbalan dan prestasi kerja. Selanjutnya dikemukakan Robbins dan Judge, 2008:241 bahwa ada empat cara untuk meningkatkan efektivitas diri, yaitu penguasaan Universitas Sumatera Utara 37 yang tetap, contoh yang dilakukan oleh individu lain, bujukan verbal dan kemunculan. 7. Teori Penguatan Menurut Robbins dan Judge, 2008:244, teori ini merupakan teori yang bertentangan dengan teori penentuan tujuan. Teori sebelumnya adalah sebuah pendekatan kognitif, yang mengemukakan bahwa tujuan-tujuan seorang individu mengarahkan tindakannya. Dalam teori penguatan, seseorang mempunyai sebuah pendekatan perilaku, yang menunjukkan bahwa penguatan mempengaruhi perilaku.

2.4. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai kinerja karyawan yang telah dilakukan : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Abd Rahim 2009 Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja pegawai pejabat eselon III pada pemerintah daerah Kabupaten Asahan. Variabel Independen : Motivasi dan Lingkungan Kerja Varibel Dependen : Prestasi Kerja Motivasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh Positif terhadap Prestasi Kerja. 2 Susilowati 2010 Pengaruh Stress Kerja terhadap Motivasi dan dampaknya pada Kinerja Karyawan bagian Marketing PT. Junger Farma Distributor di Surabaya. Variabel Independen : Stress Kerja Varibel Dependen : Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan Stress Kerja sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja dan berdampak positif terhadap kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara 38 3 L. Hilmi Mohamma d 2011 Analisa Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan Menggunakan Structural Equation Modelling di PT. Indonesia Steel Tube Work, Semarang. Variabel Independen : Stress Kerja Varibel Dependen : Kinerja Karyawan Structural Equation Modelling Stress Kerja sangat berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan apabila dilihat dari structural equation modelling. Sumber : Penelitian Terdahulu 2.5. Kerangka Konseptual Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada gambar berikut : H1 H3 H2 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Oleh Peneliti,2012 Stress Kerja X1 Motivasi Kerja X2 Kinerja Karyawan Y Universitas Sumatera Utara 39

2.6. Hipotesis Penelitian