Faktor Penyebab Stress Kerja

24 adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis atau fisik berlebihan kepada seseorang, Gibson dan Kawan- Kawan:1996.

2.2.2. Faktor Penyebab Stress Kerja

Menurut Robbin 2003, pp. 794-798 yang dapat mempengaruhi stress kerja terhadap karyawan ada 3 hal yaitu: 1. Faktor individu Faktor individu adalah faktor yang dapat menyebabkan stress kerja terhadap karyawan akan tetapi disebabkan oleh dirinya sendiri, maksudnya disini adalah faktor yang dapat mencakup kehidupan pribadi karyawan tersebut yaitu: a. masalah keluarga, contoh dari masalah keluarga adalah ketidakharmonisan rumah tangga, kesulitan pernikahan dan anak yang tidak menurut. b. karakteristik kepribadian bawaan, contoh dari karakteristik bawaan adalah selalu menghindari masalah, sering menunda-nunda pekerjaan dan selalu mengelak dari pekerjaan. c. masalah ekonomi pribadi, contoh dari masalah ekonomi pribadi adalah terlilit hutang. 2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari lingkungan dimana karyawan tersebut bertempat tinggal atau bekerja sehingga menyebabkan pemikiran yang berlebihan terhadap sesuatu dan selalu was-was terhadap sekitarnya sehingga dapat menyebabkan karyawan tersebut stress dalam menghadapi pekerjaannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan faktor lingkungan yaitu: a. perubahan situasi bisnis yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. b. ketidakpastian politik. c. kemajuan teknologi d. terorisme. 3. Faktor Organisasi Universitas Sumatera Utara 25 Faktor Organisasi bisa disebut dengan faktor perusahaan yang artinya faktor yang menyebabkan karyawan stress dari dalam perusahaan atau organisasi dimana ia bekerja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan faktor organisasi yaitu: a. tuntutan tugas, merupakan tuntutan untuk mengerjakan semua tugas yang diberikan kepada karyawan secara baik dan benar walaupun tugas tersebut menumpuk untuk dikerjakan atau banyak untuk dikerjakan. b. tuntutan antar pribadi, maksudnya disini adalah tuntutan yang mana didapat oleh rekan kerja satu tim atau rekan kerja didalam perusahaan yang mana tidak adanya terjalin harmonisasi didalam bekerja sama dalam perusahaan sehingga dapat menyebakan stressnya karyawan tersebut. c. tuntutan peran, tuntutan peran adalah tuntutan yang diciptakan oleh perusahaan terhadap karyawan yang bersangkutan untuk melakukan yang terbaik dan apabila tidak berjalan dengan baik karyawan dapat dikenakan sanksi seperti hilang jabatan, berkurangnya gaji atau upah, hilangnya bonus bahkan pemecatan terhadap karyawan tersebut. d. struktur organisasi, adalah suatu sistem yang mengatur kebijakan dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu perusahaan yang mana dapat menyebabkan kesulitan terhadap karyawan tersebut dalam beradaptasi dan menerima kebijakan baik itu bersifat baru maupun lama sehingga dapat menyebabkan tertekannya karyawan atau disebut dengan stress. 2.2.3.Penanganan Stress Kerja Stress kerja dapat dicegah timbulnya dan tanpa menimbulkan pandangan yang negatif atau dampak yang negatif terhadap perusahaan. Belajar menanggulangi stress secara adaplif dan efektif lebih efesien dibandingkan meredam atau menghadapi stress tersebut. Karyawan yang sedang stress tidak harus melampiaskannya terhadap bekerja secara lebih keras atau terus menerus, karena cara ini tidak efektif untuk menanggulangi stress. Sebelum memasuki tahapan yang lebih jauh, harus diperhitungkan beberapa pedoman umun dalam mencegah dan menanggulangi Universitas Sumatera Utara 26 stress tersebut, gunanya agar seseorang dapat merancang dan mampu memnberikan solusi terhadap segala masalah yang muncul terutama yang dapat menyebabkan stress ditempat kerja. Maka sesuai dengan pernyataan diatas, perlu penanggan yang khusus dalam menghadapi stress dalam bekerja yaitu melalui pendekatan organisasi, pendekatan organisasi bertujuan untuk melihat tingkat stress seorang karyawan agar dapat diberikan solusi sehingga dapat menjalankan aktivitasnya di perusahaan atau organisasi dengan baik. Pendekatan organisasi terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1. pendekatan individual Yaitu pendekatan yang mana karyawan tersebut berusaha sendiri agar dapat mengurangi level stressnya. Strategi dalam melaksanakan pendekatan individual terbagi menjadi tiga: a. latihan fisik, dengan latihan fisik yang baik dapat meningkatkan stamina tubuh agar dapat mengatasi tugas yang berat. b. latihan relaksasi, tujuannya agar dapat lebih santai dalam mengahadapi masalah. c. pengelolaan waktu, tujuan dari pengelolaan waktu adalah agar seseorang dapat mengefesienkan waktu secara optimal dan baik sehingga dapat bekerja dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Universitas Sumatera Utara 27 d. dukungan sosial, artinya dengan adanya dukungan dari berbagai pihak maka seseorang dapat termotivasi untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik. 2. pendekatan organisasional Pendekatan organisasional adalah pendekatan yang dilakukan perusahaan atau organisasi dalam mencegah dan mengatasi stress kerja yang dihadapi oleh karyawannya. Dalam pendekatan ini ada bermacam-macam strategi yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan, akan tetapi secara umum strategi ini dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: a. Strategi penangganan individual, strategi yang mana dimaksudkan untuk dikembangkan dan diatasi sendiri seperti; melakukan perubahan reaksi perilaku secara kognitif, melakukan relaksasi dan meditasi serta melakukan diet dan fitnes. b. Strategi-strategi penanganan organisasional, yaitu strategi yang telah didesain dan dibuat oleh manajemen perusahaan yang mana tujuannya untuk menekan tingkat stress individual bahkan menghentikannya seperti; menciptakan iklim organisasi yang mendukung, mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional, rencana dan pengembangan jalur karir beserta menyediakan konseling, serta memperkaya desain-desain tugas dengan memperkaya kerja baik. Universitas Sumatera Utara 28 c. Strategi dukungan sosial, untuk mengatasi stress diperlukannya dukungan sosial untuk memotivasi karyawan untuk lebih baik. Cara medukungnya adalah dengan berkomunikasi yang baik terhadapnya. Ada tiga pola dalam mengatasi stress, yaitu pola sehat, pola harmonis, dan pola psikologis Mangkunegara, 2002:158-159: 1. Pola sehat Pola sehat adalah pola menghadapi stress yang terbaik yaitu dengan kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stress tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang. Mereka yang tergolong kelompok ini biasanya mampu mengelola waktu dan kesibukan dengan cara yang baik dan teratur sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu yang menekan, meskipun sebenamya tantangan dan tekanan cukup banyak. 2. Pola harmonis Pola harmonis adalah pola menghadapi stress dengan kemampuan mengelola waktu dan kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dengan pola ini, individu mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara teratur. Individu tersebut selalu menghadapi tugas secara tepat, dan kalau perlu ia mendelegasikan tugas-tugas tertentu kepada orang lain dengan memberikan kepercayaan penuh. Dengan demikian, akan terjadi keharmonisan dan keseimbangan antara tekanan yang diterima dengan reaksi yang diberikan. Demikian juga terhadap keharmonisan antara dirinya dan lingkungan. 3. Pola patologis. Pola patologis adalah pola menghadapi stress dengan berdampak berbagai gangguan fisik maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan menghadapi berbagai tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat menimbulkan reaksireaksi yang berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai masalah-masalah yang buruk. Universitas Sumatera Utara 29 2.3 Motivasi Kerja 2.3.1.Pengertian Motivasi Kerja