8
CR dan Firm Size FS. Selanjutnya penelitian ini diberi judul “Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size terhadap
Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm
Size berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio CR, Firm Size FS terhadap
Peringkat Obligasi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1.
Bagi praktisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bahkan panduan untuk berinvestasi di instrumen obligasi.
Universitas Sumatera Utara
9 2.
Bagi bond issuer, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi peringkat obligasi
yang dijualnya di pasar modal. 3.
Bagi peneliti yang ingin melakukan kajian dibidang yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan
landasan pijak untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi
Obligasi bond adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut memiliki
waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel note Horne dan Wachowisz, 2007:358. Sedangkan Menurut Keown et al., 2011:232 obligasi
merupakan suatu jenis hutang atau surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang dikeluarkan oleh peminjam, yang berjanji untuk membayar kepemegangnya
dengan jumlah yang tetap setiap tahun. Menurut Tandelilin 2010 dalam Pandutama 2012, dari sudut pandang
perusahaan, obligasi perusahaan menyatakan hutang perusahaan kepada pemegangnya, sedangkan dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan
merupakan suatu investasi yang berbeda dengan saham biasa. Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi
menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan. Kupon obligasi yang diterima pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat
dikatakan bahwa obligasi merupakan suatu pendapatan tetap. Investasi pada obligasi relatif lebih aman dibanding dengan investasi saham, karena pemegang
obligasi memiliki hak pertama atas asset perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah memiliki
Universitas Sumatera Utara
11 kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang
obligasi Satoto, 2011.
2.1.2. Jenis-jenis Obligasi
Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi terdiri dari: 1.
Dilihat dari sisi penerbit: a.
Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara BUMN, atau badan
usaha swasta. b.
Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik public utility.
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. c.
Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan
akan dibayarkan secara periodik.
Universitas Sumatera Utara
12 d.
Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu
acuan benchmark tertentu seperti average time deposit ATD yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank
pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaranopsi:
a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor
yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
Universitas Sumatera Utara
13 a.
Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
b. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
c. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai nominal: a.
Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan
menggunakan sistem kupon bunga. b.
Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini
dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
14 1.
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
2. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon fee ijarah bersifat tetap, dan bisa diketahuidiperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
2.1.3. Teori Sinyal
Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan Asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan
Raharja dan Maylia, 2008. Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dibanding pihak lainnya. Manajemen
selaku pihak intern perussahaan memiliki informasi yang lebih baik dibanding dengan pihak lain.
Informasi sangat dibutuhkan bagi pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan. Asimetri informasi menyebabkan pihak eksternal perusahaan sangat
sulit untuk membedakan perusahaan yang memiliki kualitas tinggi dan rendah. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, pihak
eksternal perusahaan seperti calon investor sangan membutuhkan unformasi tentang kondisi obligasi.
Universitas Sumatera Utara
15 Untuk itu dengan teori sinyal diharapkan manajemen memberikan sinyal
berupa informasi mengenai kualitas atau kondisi obligasi, apakah obligasi berpotensi gagal bayar atau tidak. Salah satu sinyal tersebut ditunjukkan dengan
peringkat obligasi. Investor maupun kreditur dapat mengetahui kondisi perusahaan dari sinyal yang diberikan. Sinyal yang ditunjukkan pada investasi
obligasi adalah adanya peringkat obligasi.
2.1.4 Karakteristik Obligasi
Karakteristik Obligasi adalah sebagai berikut: 1.
Nilai Nominal face value adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh
tempo. 2.
Kupon the interest rate adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah
setiap 3 atau 6 bulanan. Kupon obligasi dinyatakan dalam annual persentase.
3. Jatuh Tempo maturity adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365
hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki
resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
16 periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang
jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon bunga nya. 4.
Penerbit Emiten issuer Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi
Ritel. Mengukur resiko kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu
disebut default risk dapat dilihat dari peringkat rating obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic
Indonesia.
2.2 Peringkat Obligasi
Menurut Priyo dan Ubaidillah 2000:161, peringkat obligasi dibuat untuk memberikan informasi kepada para investor apakah investasi mereka terutama
dalam bentuk oligasi merupakan investasi beresiko atau tidak. Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal
tentang probabilitas kegagalan hutang perusahaan Raharja dan Maylia, 2008:213. Selain itu dengan adanya pemeringkatan obligasi oleh agen
pemeringkat maka investor dapat memperhitungkan return yang akan diperoleh dan resiko yang ditanggung.
Di Indonesia, lembaga yang menentukan peringkat obligasi adalah PT. PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia. PT. PEFINDO didirikan di Jakarta pada
tanggal 21 Desember 1993 atas prakarsa BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994. PT. PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM No.
39PM-PI1994 dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal
Universitas Sumatera Utara
17
Indonesia. Fungsi utama PT. PEFINDO adalah memberikan peringkat yang obyektif, independen dan dapat dipercaya terhadap risiko kredit credit risk sekuritas utang
debt securities secara publik. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat utang, PEFINDO juga menerbitkan dan
mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi
beserta sektor aset acuannya.
Tabel 2.1 Peringkat Obligasi PT PEFINDO
Peringkat Keterangan
AAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek Utang
dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.
AA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit
di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finasial jangka
panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relative dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya.
A Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan
Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai
dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.
BBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor
yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan
tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
BB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan
kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban financial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu.
Universitas Sumatera Utara
18
Lanjutan Tabel 2.1 Peringkat Obligasi PT PEFINDO
Peringkat Keterangan
B Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan
yang sangat lemah. Walapun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya, namun
adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban
finansialnya.
CCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang yang
tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
D Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang
macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.
Sumber: PT. PEFINDO
Rating tertinggi adalah AAA yang menunjukkan kualitas terbaik atau perusahaan mempunyai tingkat risiko default yang paling rendah. Sedangkan
klasifikasi rating paling rendah D yang menunjukkan perusahaan default. Obligasi dengan rating AAA sampai dengan BBB termasuk dalam kategori obligasi yang
layak untuk investasi investment grade sedangkan obligasi dibawah rating BBB termasuk dalam kategori non investment grade dan dinilai bersifat spekulatif
untuk investasi. Dikarenakan data peringkat obligasi dalam penelitian ini menggunakan
huruf sedangkan data rasio-rasio keuangan menggunakan angka, sehingga penelitian ini menggunakan sistem konversi. Sistem konversi ini
mengkonversikan simbol dengan skala tertinggi untuk perusahaan dengan peringkat terbaik dan skala yang menurun untuk perusahaan dengan peringkat
lebih rendah dengan asumsi jarak antara peringkat sama. Sistem konversi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem konversi yang digunakan
oleh Manurung et al., 2009 dalam penelitiannya. Berikut ini adalah hasil
Universitas Sumatera Utara
19 konversi peringkat untuk perusahaan-perusahaan yang diterbitkan peringkatnya
oleh Pefindo:
Tabel 2.2 Konversi Peringkat Obligasi
Peringkat Nilai
Peringkat Nilai
AAA+ 22
BBB- 11
AAA 21
BB+ 10
AAA- 20
BB 9
AA+ 19
BB- 8
AA 18
B+ 7
AA- 17
B 6
A+ 16
B- 5
A 15
CCC+ 4
A- 14
CCC 3
BBB+ 13
CC- 2
BBB 12
D 1
Sumber: Manurung et al dalam Isnurhadi dan Yanti 2011 Salah satu produk dari Pefindo adalah mengeluarkan rating outlook yaitu
penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai institusi yang diperingkat meliputi evaluasi terhadap perubahan perekonomian dan bisnis
tersebut.
Tabel 2.3 Rating Outlook
No Outlook
Definisi
1. Positif
Prospek yang berpotensi untuk menaikkan peringkat 2.
Negatif Prospek yang berpotensi untuk menurunkan peringkat
3. Stabil
Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil peringkatakan stabil juga
4. Berkembang
Prospek yang belum jelas disebabkan ketebatasan informasi, sehingga hasil peringkat bisa dinaikkan dan
diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya.
Sumber: Rahardjo 2004:106 Menurut Brigham dan Houston 2009:373, faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
20 1.
Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio
keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut. 2.
Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan mortage provision. Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating akan
membaik. 3.
Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukanobligasi lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat
lebih rendah dari yang seharusnya. 4.
Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat.
5. Adanya singking fund provisi bagi emiten untuk membayar pokok
pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun. 6.
Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.
7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten.
9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.
10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif
mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
21
2.3. Return on Asset