Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin

(1)

1 Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh : SUPRIADI NIM : 109051000151

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1435 H


(2)

2 Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunbikasi UntukMemenuhiPersyaratanMemperolehGelar

SarjanaKomunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh SUPRIADI NIM: 109051000151

Pembimbing

Dr. Hj. Roudhonah, MA NIP. 195809101987032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1435 H


(3)

(4)

4 Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

sala satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian inin telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,...


(5)

i

Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin

Dakwah pada hakikatnya mengajak manusia kepada kebaikan, kedamaian,

juga kesalehan baik secara individu maupun sosial. Qurrota A’yunin seorang

da’iyah yang dikenal dimasyarakat dan mampu menyampaikan misi dakwahnya yang mengandung nilai-nilai ke-Islaman, dengan cita-cita yang luhur yaitu

mencari ridha Allah SWT. Selalu perpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits

yang merupkan pedoman tertinggi agama Islam. Qurrota A’yunin mempunyai

semangat tinggi untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam aktivitas dakwahnya, tidak hanya melalui mimbar akan tetapi melalui media cetak maupun elektronik sebagai suatu alat komunikasi yang efektif sehingga Qurrota A’yunin menjadi seorang da’iyah yang mempunyai kharismatik.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan bagaimana aktivitas dakwah yang

dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota A’yunin? Materi apa yang digunakan Dra. Hj

Qurrota A’yunin serta metode dakwah apa saja yang digunakan oleh Dra. Hj Qurrota A’yunin.

Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif adalah metode dengan menghimpun data aktual dengan melakukan wawancara dengan narasumber serta observasi secara langsung dan kemudian memaparkan data serta menarik kesimpulan dari analisis tersebut dengan data yang didapatkan dilapangan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin adalah sebagai berikut: yang pertama, Dalam menyampaikan dakwah Qurrota A’yunin menggunakan metode bil lisan melalui ceramah dan bil qalam secara tulisan dalam bentuk karya yang buat dan bil hal, yang kedua metode dakwah yang digunakan yaitu Al-Hikmah (kebijaksanaan), Mauizahtil hasanah (nasehat yang baik), Mujadalah (perdebatan) seperti inilah yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin dalam menyampaikan kebenaran di jalan Allah SWT. Dan materi dakwah yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin meliputi aqidah, akhlak, syariat dan pada saat berdakwah tidak lepas dari pedoman Al-Qur’an dan Hadits.


(6)

ii

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alahamdullilahirabbil’alamin, tiada kata yang pantas diucapkan melainkan

kalimat syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan penguasa semesta alam. Yang telah menciptakan manusia sebagai khalifah dijagat raya. Shalawat serta salam mudah-mudahan selalu terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Nabi terakhir di alam semesta yang memiliki banyak jasa, membawa berita gembira dan duka pada segenap insan dalam perjalanan mereka menuju alam baka.

Dengan kesehatan yang diberikan Allah SWT, penulis mendapatkan

kesempatan dan kemampuan untuk meyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas

Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin” ini semua impian dan cita-cita penulis dapat

terwujud karena adanya dukungan dari beberapa pihak yang telah senang hati memberikan bantuan, bimbingan, dan motivasi.

Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta pembantu Dekan Bidang Akademik Dr. Suparto, M. Ed, MA. bidang Administrasi Umum dan Keuangan Drs. Jumroni, M. Si. dan Bidang Kemahasiswaan Drs. Wahidin Saputra, MA.

2. Drs. Jumroni, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

yang telah memberikan begitu banyak wawasan keilmuan dan pengetahuan kepada penulis.


(7)

iii Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Hj. Roudhonah, M.A selaku pembimbing penulis. Saya ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukanya, guna memberikan arahan, masukan, diskusi, dan membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak

memberikan wawasan keilmuan dan pengetahuan baik untuk bekal menuju akhirat maupun pegangan selama didunia.

6. Pimpinan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta staff, yang telah memberikan layanan berupa buku-buku selama penulis kuliah dan mengakhiri kuliah jejang S1 ini.

7. Orang tua tercinta, Ayahanda Suparman dan Ibunda Wati (Alm). Terima kasih

atas segala pengorbanan dan do’a yang tak terhingga kepada penulis. Serta dukungan moril, materil dan juga tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi yang kesemuanya itu tak bisa terbayarkan dengan materi, hanya do’alah

yang dapat penulis berikan.

8. Saudara- saudaraku, Meni Supanti & suami, Murni Desi & suami, Dewi

Puspita & suami, dasmi Sumiati & suami, Tanzili, Hendri dan Meli Susanti. Keponakanku, Lara Hadislam, Deri Juliansya, Dini Suci Ramadhani, Dina Apriani Permata Sari, Muhammad Dien Alriansya, Cindi Mutiara, Aulia siyfa Zapira. Terima kasih yang sebesar-besar atas segala kebaikan dan selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.


(8)

iv

Sakina, Bili, Sendy. Terima kasih atas segala do’a dan dukunganya.

10. Ibu Asni, Rika & Riva’i, Ani & Sarman, Novi & Buyung, Yusmaya Sari &

Gilang, Rizki Aprianto, Rava Nelo, Mugi, Aditya Ramadhan. Terima kasih atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

11. Junaidi & Istri, Kadir & Istri beserta keluarga besar yang lainnya. Terima

kasih banyak atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

12. Kepada Dra. Hj Qurrota A’yunin, selaku narasumber. Terima kasih yang

sebesar-besarnya, atas kesediaan waktu ditengah-tengah kesibukan dan banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Drs. H. Najamuddin Siddiq Selaku ketua Yayasan Khazanah Kebajikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebaikan dan kasih sayangnya kepada penulis. Serta keluarga besar Yayasan Khazanah Kebajikan. Terima

kasih yang sebesar-besarnya atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada

penulis.

14. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan.

Yang selalu memberikan doa dan dukunganya kepada penulis.

15. Teman-teman karyawan PT. Indo Jelly Gum yang telah banyak memberikan

motivasi dan dukungannya kepada penulis.

16. Sahabatku Sutrisno Sugiyono S.Kom.I dan Sadam Zaenudin S.Kom.I Yang

telah banyak membantu penulis dalam penyelesain skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan di KPI, Khususnya kelas KPI E angkatan 2009

yang telah bersama penulis kurang lebih 4 tahun dalam suka maupun duka mohon maaf kalau ada salah kata maupun perbuatan.


(9)

v

Dicky, Irwan, Asropil, Dede Firmansyah, Rahmat, Hasan, Iskandar, Fikri, Iki dll. Terima kasih banyak atas segala kebaikan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

19. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan.

Akhirnya tiada sesuatu yang dapat penulis ucapkan kecuali ucapan terima kasih kepada semua pihak, semoga ilmu yang penulis dapatkan dapat bermanfaat buat orang banyak dan menjadi barokah. Semoga kita semua senantiasa selalu

dalam bimbingan, Rahmat, dan Hidaya-Nya. Amin Ya Robbal’Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, ...


(10)

vi

KATA PENGANTAR ... ... ii

DAFTAR ISI ... ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 4

D. Metodologi Penelitian ... ... 5

1. Metode penelitian ... ... 5

2. Subjek dan objek penelitian ... ... 6

3. Tehnik pengumpulan Data ... ... 6

4. Tehnik analisis data ... ... 7

5. Pedoman penulisan ... ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... ... 8

F. Sistematika Penulisan ... ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Performa Komunikatif...11

B. Definisi Dakwah ... ... 11

C. Unsur-unsur Dakwah ... ... 13

1. Da’i ... ... 13


(11)

vii

5. Mad’u ... ... 22

6. Efek ... ... 23

7. Tujuan ... ... 24

BAB III PROFIL HIDUP DRA HJ QURROTA A’YUNIN A. Latar Belakang Keluarga Qurrota A’yuni ... ... 32

B. Latar Belakang Pendidikan Qurrota A’yunin ... ... 34

C. Karya –karya yang dihasilkan Qurrota A’yunin ... ... 35

D. Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin ... ... 36

1. Sosial ... ... 36

2. Budaya ... ... 37

3. Agama ... ... 37

E. Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin ... ... 37

F. Tujuan dan Sasaran Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 42

G. Tahapan-tahapan Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 43

a. Pendekatan ... ... 43

b. Pengaturan jadwal ceramah ... ... 46

c. Pendekatan kepada masyarakat. ... ... 46


(12)

viii

1. Dakwah Bil Lisan ... ... 51

2. Dakwah Bil Hal ... ... 54

3. Dakwah Bil Qalam ... ... 55

B. Materi Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 58

C. Metode Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 70

B. Saran ... ... 71

DAFTAR PUSTAKA... 72 LAMPIRAN


(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan ajakan terhadap Amar ma’ruf dan nahi munkar baik

dalam bentuk lisan maupun tulisan, dalam usaha mempengaruhi orang lain agar timbul dalam dirinya penghayatan dan mengamalkan ajaran Islam. Letjen Sudirman mendefinisikan dakwah sebagai usaha untuk merealisasikan ajaran Islam didalam kenyataan hidup sehari-hari, baik dalam kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka membangun umat

memperoleh keridhaan Allah SWT.1

Berdakwah dalam arti melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar adalah

satu kewajiban bagi setiap umat Islam dimanapun mereka berada dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, karena dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi seperti yang dikemukakan oleh Toto Tasmara bahwa dakwah tidak mungkin dihindari dari kehidupannya, karena dakwah melekat erat bersamaan dengan pengakuan dirinya sebagai seorang yang mengidentifisir diri seorang penganut Islam sehingga orang yang mengaku diri sebagai seorang muslim maka secara otomatis pula

menjadi seorang juru dakwah.2

Dakwah bukan saja menjadi kewajiban Ummat Islam, baik secara individual maupun secara kelompok, tetapi juga merupakan keperluan ummat

1

Letjen Sudirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, Forum Dakwah, ( Jakarta: Pusat Dakwah Islam, 1927), h. 47.

2


(14)

manusia. Dakwah pada tingkat pertama sebagai keperluan rohani, tetapi pada hakikatnya ia juga merupakan keperluan jasmani. Rohani yang sehat akan membawa pengaruh yang sehat pula pada jasmani. Dakwah juga bukan saja merupakan keperluan untuk hidup ukhrawi, melainkan untuk keperluan hidup

duniawi.3

Oleh karena itu, menjadi alasan tersendiri bagi penulis untuk

mengadakan penelitian dari seorang da’iyah yang memiliki karakteristik yang

berbeda dengan da’iyah lain diantaranya Qurrota A’yunin selalu menyelipkan

lagu-lagu yang bernuansa Islami, humor dalam bentuk pantun, guyonan yang segar sehingga membuat interaksi jama’ah, selain Al-Quran dan Hadits Qurrota A’yunin memiliki panduan kitab-kitab klasik. terkait dengan proses dakwah tokoh yang menjadi subjek penelitian penulis adalah Dra. Hj Qurrota A’yunin, adalah seorang dai’yah yang memiliki keunikan dalam pelaksanaan dakwahnya, sukses dalam menyampaikan dakwah dan dapat mempengaruhi

jama’ahnya. Qurrota a’yunin juga sangat dekat dengan masyarakat dan

jama’ahnya, hal itulah yang membuat dakwah Qurrota A’yunin diterima oleh

masyarakat luas.4

Sosok Qurrota A’yunin sebagai dai’ah dapat dilihat dari upaya dan

usaha Qurrota A’yunin untuk mengedepankan dan menanamkan nilai-nilai

keagamaan pada masyarakat dalam rangka menghadirkan suatu perubahan melalui kegiatan dakwah. Qurrota A’yunin merupakan seorang yang memiliki pemahaman ajaran Islam yang luas, dan telah meyakini untuk

3

Anwar Harjono, Dakwah dan Masalah sosial kemasyarakatan. (Jakarta: Media Dakwah, 1985), h. 16.

4

Wawancara dengan pembawa acara Taman hati, Ustadz Ali Zainal Abidin pada tanggal 23 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV, Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(15)

mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam realitas sosial. Qurrota A’yunin menyampaikan ceramah dengan materi sesuai dengan kebutuhan jama’ahnya,

dan metode yang menyenangkan, sesekali Qurrota A’yunin juga berhumor

dalam bentuk menyanyi dan pantun sehingga dapat membuat para jama’ah

dengan mudah memahmai materi yang disampaikan.5

Adapun ruang lingkup materi yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin

secara spesifik mengenai aqidah, syariat, akhlak. Selain Metode ceramahnya

yang sangat menarik, cara Qurrota A’yunin berceramah sangat berbeda

dengan para da’i/dai’yah lainnya, yaitu dengan intonasinnya yang begitu tepat, ia juga selalu menyelipkan lagu-lagu bernuansa dakwah dan guyonan segar sehingga mengundang interaksi jama’ahdengan da’iyahnya.6

Di sinilah ketertarikan penulis pada sosok Qurrota A’yunin yang

memiliki cita-cita luhur memajukan pendidikan dan dakwah Islam dan

berencana mendirikan pondok pesantren.7 Berdasarkan pemahaman diatas,

penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang aktivitas dakwah

yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin, maka penulis merangkumnya dalam

sebuah penelitian yang berjudul“Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota

A’yunin”.

5

Hasil wawancara dengan, producer Taman Hati Rudi Hendra Sarwono, distudio 3 MNC TV, Pada 04 Juni 2013.

6

Hasil wawancara dengan, Ustadz Ali Zainal Abidin. di Studio 3 MNC TV Pd 23 April 2013


(16)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan pembahasanya tidak meluas, maka penulis lebih memfokuskan pada aktivitas, metode, materi dakwah Qurrota A’yunin baek di televisi maupun dimajlis-majlis taklim. Alasan penelitian dilakukan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam aktivitas

dakwah Qurrota A’yunin.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota

A’yunin?

b. Materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam

berdakwah?

c. Metode dakwah apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota A’yunin

dalam berdakwah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu :

a. Untuk mengetahui aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam

menyebarkan dan mengajarkan agama islam.

b. Untuk mengetahui materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota


(17)

c. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam berdakwah.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut :

a. Manfaat Akademis

Memberikan kontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia dakwah serta mengembangkan penelitian ilmu dakwah sebagai alat bantu utama pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktisi

1) Untuk memberi gambaran secara jelas tentang hal-hal yang terkait

mengenai dakwah yang dilakukan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam

melakukan dakwah sehingga dapat memberikan masukan bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para mubaligah

untuk lebih semangat dalam melakukan kegiatan dakwah ditengah masyarakat umum.

D. Metodologi Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini penulis membagi metodologi ke dalam beberapa bagian, yaitu:

1. Metode Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka metode yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif yaitu suatu prosedur


(18)

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.8 Adapun metode

yang digunakan peneliti adalah penelitian tokoh yang merupakan metode deskriptif kualitatif.

Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara objektif suatu maslah dalam penelitian. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif analisis yaitu melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur pemecahan yang di selidiki dengan mengambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non

hipotesa.9

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Dra. Hj Qurrota A’yunin

sedangkan objek penelitiannya adalah Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin.

3. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik mengumpulkan data penelitian ini penulis menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu :

8

Lexy, J. Moelong,Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 3.

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1985), Cet. Ke 2, hal. 139


(19)

a. Observasi

Partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang

yang akan diobservasi.10 Observasi ini secara umum melalui

pengamatan langsung dengan bertatap muka antara penulis dan

responden (Dra. Hj Qurrota A’yunin) di MNC TV dan pengajian yang

dilakukan di majlis taklim.

b. Interview

Interview atau wawancara yang dimaksud adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai data. Data yang diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang interviewer (pewawancara) dengan seorang atau beberapa orang

interview (yang diwawancarai).11

Sedangkan jenis pedoman interview yang digunakan oleh penulis adalah jenis pedoman interview tidak terstruktur, yakni pedoman wawancara yang hanya memuat garis- garis besar pertanyaan yang akan

diajukan.12 Adapun orang-orang yang penulis wawancarai diantaranya,

Dra. Hj Qurrota A’yunin, Producer taman hati bapak Rudi Hendradi

Sarwono, pembawa acara Taman Hati Ustadz. Ali Zainal Abidin, bapak Madini (Ketua RT 017), bapak Karya (saudara Qurrota A’yunin)ibu

10

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 165. 11

Wardi Bachtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah( Jakarta: Logos, 1997), h. 72. 12

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek( Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 231.


(20)

Murni (jamaah pengajian Ar-Rahman pimpinan Hj, Rosdiyati) dan

terakhir dengan jama’ah pengajian dari Lampung yaitu Ibu Afillah.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode penggumpulan data dengan cara mencari data melalui catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, agenda, atau juga gambar-gambar.13

Metode dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh data, baik data yang sifatnya primer dan sekunder yang nantinya dapat memperkuat dan melengkapi data yang terkait dengan masalah

penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada spesifikasi penelitian maka dalam melakukan analisis terhadap data-data yang telah tersaji secara kualitatif juga menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif yaitu proses analsis data dengan maksud menggambarkan analisis secara keseluruhan dari data yang disajikan tanpa menggunakan rumusan-rumusan statistik atau pengukuran. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pola berfikir induktif. Berfikir induktif merupakan suatu jenis pola berfikir yang bertolak dari fakta empiris yang didapat dari lapangan (berupa data penelitian) yang kemudian dianalisis, ditafsirkan dan berakhir dengan penyimpulan terhadap permasalahan berdasar pada data lapangan tersebut. Dengan kata lain metode analisis dengan pola berfikir induktif merupakan metode analisis yang menguraikan dan menganalisis data-data

13


(21)

yang diperoleh dari lapangan dan bukan dimulai dari deduksi teori.14 5. Pedoman Penulisan

Tehnik dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan buku pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang telah disusun oleh tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis amati dan telusuri, baik di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan juga perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ternyata belum ada satu pun

skripsi yang membahas tentang “Aktivitas Dakwah Dra Hj. Qurrota A’yunin“.

Namun masih ada beberapa skripsi yang ada kaitanya dengan judul penulis. diantaranya:

1. Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar, Oleh Jubaedah, NIM:

104051001872. Penelitiannya mengenai kegiatan dan aktivitas dakwah

dari Dra. Hj. Lutfiah Sungkar.15

2. Aktivitas Dakwah Ustadz Wahfiudin, Daseva Dwianti, NIM:

104051001857. Penelitiannya mengenai dakwah ustadz Wahfiudin yang

menggunakan cara Ruqyah dan juga berzikir.16

3. Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Melalui Majlis

14

Wahyu Ms, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, h. 40. 15

Odah Jubaedah, Kiprah Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar (Jakarta: Fidkom UIN Jakarta), 2008.

16

Daseva Dwianti, Aktivitas Dakwah Ustadz Wahfiudin(Jakarta: Fidkom UIN Jakarta), 2009.


(22)

Az-Zikra, Alfarizi fachrully, NIM: 102051025490. Penelitian ini berisi tentang aktivitas yang dilakukan oleh ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf di Majlis Az-Zikra yang dalam kegiatan dakwahnya

memakai metode zikir.17

Oleh karena itu, apa yang penulis lakukan ini pada dasarnya tidak adanya tulisan yang penulis jadikan suatu perbandingan terhadap skripsi ini, sehingga skripsi yang saya angkat benar-benar hasil karya penulis sendiri.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang penulisan ini, maka sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

BAB 1: Pendahuluan. Merupakan bab pendahuluan yang berisikan tentang permasalahan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB 11: Landasan Teoritis. Menjelaskan tentang landasan teori yang

terdiri dari, pengertian dakwah, Unsur-unsur dakwah antara lain: da’i (subjek dakwah), Maudu (pesan dakwah), uslub (metode

dakwah), wasilah al-dakwah (media dakwah), mad’u (objek

dakwah), tujuan dakwah.

BAB 111: Sekilas Tentang Biografi Dra. Hj Qurrota A’yunin.

Menjelaskan tentang riwayat hidup Dra. Hj Qurrota A’yun yang

mencakup : latar belakang keluarga, masa kecilnya, serta

17

Alfarizi fachrully, Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf Melalui Majlis Az-Zikra( Jakarta: Fidkom UIN Jakarta), 2008.


(23)

karyanya, pendidikan, organisasi, aktivitas dakwah, pedoman, pembahasan ini bertujuan agar kita dapat mengetahui lebih dalam

siapa itu Dra. Hj Qurrota A’yunin,

BAB 1V: Kegiatan-kegiatan Dakwah Qurrota A’yunin. Menguraikan

kegiatan dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin. dengan pembahasan

antara lain; Aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, materi

dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, Metode Dakwah Dra. Ustadzah

Hj Qurrota A’yunin.

BAB V: Penutup. Merupkan bab penutup yang berisi kesimpulan dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam penelitian ini serta saran-saran kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran baik berupa foto-foto maupun hasil wawancara.


(24)

12 A. Teori Performa Komunikatif

1. Definisi Performa Komunikatif

Dalam teori budaya organisasi terdapat salah satu konsef penting yang dibahas yaitu Performa Komunikatif. Performa Komunikatif pertama kali diperkenalkan oleh Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo (1982) yang menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik.

Performa (performance) adalah metafora yang mengambarkan proses

simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, dimana baik

supervisior maupun karyawan.1

B. Definisi Dakwah

Dakwah ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari

bahasa Arab, yaitu bentuk Isiim Masdar dari kata da’a-yad’u-da’watan, artinya

mengajak, menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu.2 Kata da’a

mengandung arti mengajak, menyeru dan memnggil, maka sebagai ajakan, seruan, panggilan kepada Islam.Dengan demikian secara etimologi dakwah dan tabligh itu merupakan suatu proses penyampian (tabligh) atas pesan-pesan

1

Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3: Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008, h. 325.

2

Muhamad Yunus, Kamus Arab_indonesia(Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsiran Al-Qur’an, 1973), h. 127.


(25)

tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain

memenuhi ajakan tersebut.3 Kata dakwah juga berarti do’a (al-du’a), yakni

harapan, permohonan kepada Allah SWT atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu agar semuanya tercapai. Dakwah dalam arti do’a terbaca jelas dalam surat Al-Baqarah: ayat 186:







































Artinya:dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada

dalam kebenaran.

Sedangkan menurut terminologis (istilah) dakwah didefinisikan oleh para tokoh dakwah antara lain:

1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, MA, menjelaskan bahwa dakwah adalah

Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahgiaan mereka di

dunia dan akhirat.4

2. Menurut Dr. M. Quraish Shihab”Dakwah adalah seruan atau ajakan

kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.

3

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 1-4. 4


(26)

Apa lagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada

pelaksanaan ajaran islam secara lebih menyeluru dalam berbagai aspek.”5

3. Menurut M. Arifin, menjelaskan dakwah adalah “ Suatu ajakan baik secara lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap, penghayatan, serta pengalaman dan pengamalan tanpa adanya

paksaan.6

4. Pendapat K.H. M. Isa Anshari,Dakwah yaitu dan menyampaikan seruan

Islam, mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan

mempercayai keyakinan dan hidup Islam.7

Setelah melakukan penelaahan pada sejumlah definisi dakwah diatas maka penulis menyimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mengajak orang lain mengerjakan amar makruf nahi mungkar, semata-mata mengharapkan keridhaan Allah SWT.

C. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam

setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah Da’i (pelaku dakwah),

Mad’u (objek dakwah), Maddah (materi dakwah), Wasilah (media dakwah),

Thariqah (metode dakwah), atsar (efek dakwah).8

5

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 3-4.

6

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah ( Jakarta : Kencana, 2006), h. 10. 7

Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 26.

8


(27)

1. Subyek Dakwah (Da’i)

Kata da’i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang

mengajak. Dalam pengertian yang khusus (pengertian Islam), da’i adalah

orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi

yang baik atau lebih baik menurut ayat Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam

pengertian khusus tersebut da’i identik dengan orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar.9

Secara garis besar juru dakwah atau da’i

mengandung dua pengertian

a. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang berdakwah

sebagai kewajiban yang melekat dan tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut islam, sesuai dengan perintah”Ballighu anni walaw ayat”

b. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus

(mutakhashshish-spesialis) dalam bidang dakwah islam, dengan kesungguhan luar biasa dan dengan qudwah hasanah.

Pada dasarnya tugas pokok seorang da’i adalah meneruskan tugas Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti

termuat dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.

Keberadaan da’i dalam masyarakat luas mempunyai fungsi yang cukup menentukan. Fungsi da’i adalah sebagai berikut.10

9

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Amzah, 2009), h. 68. 10

Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 74-75.


(28)

a. Meluruskan akidah

Sudah menjadi naluri bahwa manusia selalu tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap keyakinan dan akidahnya. Banyak terjadi pada seorang muslim, tetapi karena sesuatu hal keyakinannya berubah dan bergeserhal tersebut disebabkan adanya faktor luar yang memepengaruhi.

b. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar.

Seorang da’i memberikan pencerahan akan keberadaan manusia sebagai hambah Allah yang memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah dengan tuntutan aturan-aturan-Nya.

c. Amar ma’ruf nahi mungkar;

Sebagai wujud nyata dari fungsi seorang da’i selalu memiliki

perhatian pada sesama untuk bersama-sama menegakan yang ma’ruf

dan meninggalkan yang munkar untuk menciptakan kedamaian bersama.

d. Menolak kebudayaan yang merusak

Seorang da’i dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya, tentu tidak boleh larut dalam berbagai tradisi dan adat kebiasaan sasaran (objek) dakwah yang bertentangan dengan syari’at islam, dan mesti kuat mempertahankan kaidah-kaidah, hukum-hukum dan tata

pergaulan muslim. Seorang da’i tentu tidak boleh direndahkan oleh

kemauan dirinya juga oleh keadaan, sehingga pada akhirnya menyelewengkan syari’at islam. Para da’i mesti tangguh dalam mempertahankan syari’at dan terus berupaya untuk mengubah norma yang menyimpang dan terus berusaha untuk menegakan sistem


(29)

islam.11 Ada empat cara bagaimana seorang da’i dinilai oleh mad’unya.

1) Da’i dinilai dari reputasi yang mendahuluinya. Apa yang sudah dilakukan oleh da’i, bagaimana karya-karyanya, apa latar belakang pendidikannya, apa jasanya dan bagaimana sikapnya. Apakah sikapnya seorang da’i memperindah atau menghancurkan reputasinya.

2) Melalui perkenalan atau informasi tentang diri da’i. Seorang da’i dinilai mad’unya dari informasi yang diterimanya. Bagaimana informasi tentang da’i diterima dan bagaimana da’i memperkenalkan dirinya sangat menentukan kredibilitas seorang da’i.

3) Melalui apa yang diucapkannya. “al-lisan mizan al-lisan” (lisan

adalah ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Ali bin Abi Thalib. Apabila seorang da’i mengungkapkan kata-kata kotor, kasar dan rendah, maka seperti itu pula kualitasnya. Da’i memiliki kredibilitas apabila ia konstan dalam menjaga ucapannya yang selaras dengan perilaku keseharian.

4) Melalui bagaimana cara da’i menyampaikan pesan dakwahnya. Penyampaian dakwah yang sistematis dan terorganisir memberi kesan pada da’i bahwa ia menguasai persoalan, materi dan

metodologi dakwah.12

11

Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 75. 12

Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 5.


(30)

Berkenaan dengan kepribadian da’i, Asmuni syukir membedakannya menjadi dua bagian, yakni kepribadian yang bersifat

rohaniah dan jasmaniah. Kepribadian rohaniah da’i meliputi sifat dan

sikap yang harus dimiliki. Sifat-sifat itu adalah :13

1) Iman dan takwa kepada Allah SWT

2) Tulus dan ikhlas serta tidak mementingkan kepentingan diri

pribadi.

3) Ramah dan penuh pengertian.

4) Tawadlu’(rendah diri).

5) Sederhana dan jujur.

6) Tidak memiliki sifat egoisme.

7) Antusiasme ( semangat).

8) Sabar dan tawakkal.

9) Memiliki jiwa toleran.

10)Terbuka (demokratis).

11)Tidak memiliki penyakit hati.

Syarat-syarat di atas secara keseluruhan apabila diperhatikan dan

dimiliki serta dilaksanakan oleh seorang da’i maka proses dakwah

yang dilakukannya tentunya tidak akan menemui kesulitan dan menjadi sia-sia.

2. Maudu ( Pesan Dakwah)

Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da’i (subjek dakwah) kepada mad’u

13


(31)

(objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran islam, yang ada di dalam

Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya. Atau disebut juga al-haq

(kebenaran hakiki) yaitu al-islam yang bersumber al-Qur’an Qs.al

-Isra(17): 105):14



























Artinya, dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

Pendapat di atas senada dengan pendapat Endang Saepudin Anshari;

materi dakwah adalah al- Islam (Al- Qur’an dan al- Sunnah) tentang

berbagai soal prikehidupan dan penghidupan manusia. Selanjutnya

Muhaemin menjelaskan secara umum pokok isi Al-Qur’an meliputi :

a. Akidah:Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan

meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau

diyakini menurut ajaran Al-Qur’an dan al- Sunnah.

b. Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual

dalam rangkah pengabdian kepada Allah SWT.

c. Muamalah:Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan

dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai aspeknya.

d. Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku

manusia sebagai hambah Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari alam sekitarnya.

e. Sejarah: Pristiwa-pristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat

manusia yang diterangkan Al-Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah

dan pelajaran.

f. Prinsip –prinsip pengetahuan dan teknologi; yaitu petunjuk-petunjuk

singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-perubahanya.

g. Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun ancaman.15

14

Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 80-81. 15


(32)

3. Metode dakwah

Metode da’wah menyangkut masalah bagimana caranya da’wah itu

harus dilaksanakan. Tindakan –tindakan atau kegiatan dakwah yang telah

dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan

cara-cara yang tepat.16

Adapun Metode dakwah yaitu, cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi, berdasarkan al-Qur’an surat an

-Nahl (ayat 125).17





























































Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya danDialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ayat tersebut memberikan gambaran tentang tata cara berdakwah dengan memerhatikan tiga hal:

a. Pertama, dakwah dengan hikmah (da’wah bi al-hikmah). Menurut Syeikh Muhammad Abduh, hikmah ialah” mengetahui rahasia dan faedah segala sesuatu”. Yang dimaksud segala sesuatu (kull al-Syai) di sini adalah segala unsur yang tercakup dalam pelaksanaan dakwah : isi dakwah, unsur manusia yang dihadapi, unsur kondisi (ruang dan waktu), unsur bentuk dan cara dakwah yang sesuai. Dengan demikian

16

Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen dak’wah Islam (Jakarta: Bulan bintang, 1977), h. 72.

17

Siti Uswatun Khasanah, Berdakwah Dengan Jalan Debat antara muslim dan non muslim,(Yogyakarta: STAIN Purwokerto dan pustaka Pelajar, 2007), h. 31.


(33)

dapat dikatakan, bahwa hikmah itu berarti kemampuan untuk memilih bentuk yang tepat dan mempergunakan secara efektif.

b. Kedua, pelajaran yang baik (al-mauizhah al-hasanah), yaitu ucapan

yang berisi nasihat-nasihat yang baik dan bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya. Karena itu mauizhah hasanah ini mencakup ketelitian dan kelemah lembutan dalam berbicara, bagaimana memilih kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan mad’u (objek dakwah).

c. Berdiskusi dengan cara yang terbaik (wa jadilhum bi alati hia ahsan),

yaitu dengan bertukar pikiran untuk mendorong agar berpikir secara

benar melalui cara yang terbaik.18

4. Wasilah al-Da’wah (Media Dakwah)

Secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa berarti: al-

wushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat menghantarkan tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud. Sedangkan menurut Ibn Mandzur, al- Washilah secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata al-wasalu dan al-wasailu yang berarti singgasana raja, derajat, atau dekat, sedangkan secara istilah adalah segala sesuatu yang dapat mendekatkan

kepada suatu lainnya.19

Dengan demikian, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaanya sangat urgent dalam menentukan perjalanan dakwah.

18

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah( Jakarta: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 90-92.

19


(34)

Pendapat lain wasilah dakwah atau media dakwah adalah instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara da’i dan mad’u. Pada prinsipnya dakwah dalam tataran proses, sama dengan komunikasi, maka media pengantar pesan pun sama. Media dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang melengkapinya terdiri dari media tradisional, media modern dan perpaduan kedua media tradisional dan modern.

a. Media tradisional

Setiap masyarakat tradisional (dalam berdakwah) selalu menggunakan media yang berhubungan dengan kebudayaannya, sesuai dengan komunikasi yang berkembang dalam pergaulan tradisionalnya. Media yang digunakan terbatas pada sasaran yang paling digemari dalam kesenian seperti: tabuh-tabuhan (gendang, rebana, bedug, siter, suling, wayang, dan lain-lain) yang dapat menarik perhatian orang banyak.

b. Media modern

Berdasarkan jenis dan sifatnya media modern dapat kita bagi:

1) Media auditif; media tersebut meliputi; telepon, radio, dan tape

recoder.

2) Media visual; yang dimaksud dalam kategori media visual adalah

media yang tertulis atau tercetak. Contohnya ialah pers: disini dimaksudkan dengan segala bahan bacaan yang tercetak seperti surat kabar, buku, majalah, brosur, pamplet dan sebagainya. Photo dan lukisan: media visual lainnya yang dapat digunakan untuk


(35)

kepentingan berdakwah adalah photo-photo dan lukisan. Brosur, poster dan pamplet bisa digunakan sebagai media dakwah.

3) Media audiovisual; televisi, video, internet dan lain-lain.

c. Perpaduan media tradisional dan modern

Perpaduan disini dimaksudkan dengan pemakaian media tradisional dan media modern dalam suatu proses dakwah. Contohnya pegelaran wayang, sandiwara, yang bernuansa islam, atau cerama di mimbar yang ditayangkan televisi.

Dari uraian di atas pada prinsipnya media dakwah adalah

berbagai alat (instrument), sarana yang dapat digunakan untuk

pengembangan dakwah islam yang mengacu pada kultur masyarakat dari yang klasik, tradisional,sampai modern di antaranya meliputi: mimbar, panggung, media massa cetak dan elektronik, pranata sosial,

lembaga, organisasi, seni, karya budaya, wisata, dan lain-lain.20

5. Mad’u (Objek Dakwah)

Mad’u atau sasaran (objek) dakwah adalah seluruh manusia sebagai makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama islam dan diberi kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggung jawab atas perbuatan sesuai dengan pilihanya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya. Sebagai makhluk Allah yang diberikan akal dan potensi kemampuan berbuat baik dan berbuat buruk, sebagai makhluk yang terkena sifat lupa akan janji dan


(36)

pengakuanya bahwah Allah adalah Tuhannya ketika di dalam ruh sebelum

ruh tersebut bersatu dengan jasad.21 Mad’u dikelompokan menjadi

beberapa golongan yaitu :

a. Dari segi sosiologis; masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota

kecil, serta masyarakat di daerah marginal (terpingkirkan) dari kota besar).

b. Dari struktur kelembagaan; golongan priyayi, abangan, dan santri.

c. Dari segi usia; anak-anak, remaja, dan golongan orang tua.

d. Dari segi profesi; golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai

negeri.

e. Dari segi tingkat sosial ekonomi; golongan kaya, menegah, dan miskin.

f. Dari segi jenis kelamin; golongan pria dan wanita.

g. Dari segi khusus; masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,

narapidana, dan sebagainya.

h. Dari segi derajat pemikiran; masyarakat yang berfikir kritis, masyarakat

yang mudah dipengaruhi, dan masyarakat yang fanatik (taklid).

i. Dari segi responsive; masyarakat aktif, pasif, dan antipati. Untuk

memperoleh tentang kondisi dan tingkat mad’u dipandang dari

beberapa segi diatas.22

Menurut Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi 3 golongan, yaitu :

a. Golongan cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara

kritis dan mendalam, cepat menangkap persoalan.

21

Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah ( Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 96. 22


(37)

b. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.

c. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas, mereka senang

membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup

mendalam.23

6. Atsar ( Efek Dakwah)

Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi.

Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi

dakwah tertentu, maka akan timbul responden efek pada mad’unya. Efek

dapat disebut dengan feed back dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i.

Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah

disampaikan, maka dakwah telah selesai. Dakwah berefek sangat besar dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis efek dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis efek dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah

berikutnya.24

7. Tujuan Dakwah

Tujuan merupakan landasan utama bagi suatu kegiatan atau tujuan juga merupakan pernyataan atau keinginan yang dijadikan pedoman atau

23

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 23-24. 24


(38)

pegangan untuk memilih hasil yang diinginkan. Bagi dakwah tujuan merupakan puncak dari dakwah itu sendiri. Agar kegiatan dakwah lebih mengena kepada sasaran dakwah yaitu mad’u maka penentuan atau perumusan tujuan dakwah yang baik harus memperhatikan kondisi masyarakat atau mad’u.

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua

macam tujuan, yaitu : 25

a. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)

Merupakan sesuatuyang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama, dimana seluruh Gerak langkahnya proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan kepadanya.

Tujuan utama dakwah adalah : nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus mengarah kesana.

b. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective)

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan,

25


(39)

kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya secara terperinci.

Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :

1) Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama islam untuk

selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah.

2) Membina mental agama (islam) bagi kaum yang masih muallaf.

Muallaf artinya orang yang baru masuk islam atau masih lemah keislamanya dan keimannya dikarenakan baru beriman.

3) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah (memeluk Agama

Islam)

4) Mendidik dan dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari

fitrahnya. Selain itu juga tujuan dakwah ialah yang paling penting adalah sebagai berikut:

a) Membantu manusia dalam beribadah kepada Allah agar sesuai

dengan syariat-Nya.

b) Membantu manusia menghidupkan sunah taaruf (perkenalan)

diantara mereka. Firman Allah QS. Al-Hujurat: 13



















































Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah


(40)

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

c) Ikut berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum

Muslimin dewasa ini, menuju kondisi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Islam, hingga kaum Muslimin dapat mendekatkan diri kepada Allah menuju kemaslahatan hidup dan akhirat.

d) Melakukan berbagai aktivitas dalam menarbiyah (mendidik)

pribadi Muslim dengan tarbiyah yang benar dan integral, yakni tarbiyah yang mencakup segi-segi kepribadian, ruhani, akal, akhlak, jasmani, dan sosial.

e) Turut berperan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan

penyiapan keluarga Muslim dan penarbiyahan seluruh anggota keluarga sesuai dengan manhaj dan sistem islam agar anak tumbuh dan berkembang dalam udara yang Islami; rumah tangga senantiasa diliputi akhlak, ruh, dan adab Islam.

f) Turut berperan dalam menyiapkan masyarakat Muslim yang

memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dan akhlak Islami.

g) Ikut berperan membentuk dakwah Islam dalam segala bentuk

yang bermanhaj, sebab unsur terpenting dari dakwah Islamiah adalah isi dan manhaj yang dipakai, bukan sekadar bentuknya.

h) Diantara tujuan dakwah adalah mengadakan perlawanan terhadap

musuh Islam yang menduduki wilayah Islam, menguasai sosial-budaya dan politik-ekonominya.


(41)

i) Melakukan gerakan untuk mengembalikan wihdah (kesatuan) kaum Muslimin di seluruh dunia; kesatuan yang diwujudkan

dengan cara paling rasional.26

Dari penjelasan atas bahwa unsur-unsur dakwah itu meliputi, da’i,

mad’u, materi, metode, media, afek, dan tujuan dakwah, dari ke keseluruhan unsur dakwah tersebut harus saling berkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya. Karena dakwah belom dikatakan berhasil kalau dari ke 7 unsur tersebut ada yang tidak berfungsi dengan baik.

D. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah

1. Dakwah bi al-Lisan

Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami, sedangkan kata Lisan dalam bahasa Arab berarti: ”bahasa”. Maka dakwah bi al-Lisan bisa diartikan penyampaian pesan dakwah melalui lisan, berupa ceramah atau komunikasi langsung antara da’i (subjek dakwah) dan mad’u

(objek dakwah).27Dalam penyampaian pesan dakwah, da’i harus berbicara

dengan gaya bahasa yang berkesan dan komunikatif.

Perkataan yang benar (qaulan sadidan) pada ayat tersebut, dari sudut bahasa mengandung arti: “tepat mengenai sasaran”. Al-Qasyani menafsirkan kalimat “qaulan sadidan” dengan makna “perkataan lurus” perkataan benar; perkataan tepat”.28

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan,

26

Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah (Jakarta: Era Intermedia, 2007), h. 12-15.

27

Rubiyanah dan Ade Masturi, pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 3.

28


(42)

bahwa bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah, yaitu perkataan jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentu kalbu, santun, menyejukan, tidak agitatif dan provokatif serta

tidak mengandung fitnah.29

Peran lisan sangat strategis terhadap anggota tubuh lainnya sehingga Rasulullah SAW. Menganjurkan agar setiap mukmin mampu menjaga saatberbicara. Selanjutnya, untuk menghasilkan ucapan yang berkualitas baik, hendaklah para da’i memperhatikan enam hal berikut: 30

a. Pikirkan terlebih dahulu materi yang akan dibicarakan.

b. Perhatikan kepada siapa materi pembicaraan itu disampaikan.

c. Cari waktu yang tepat bagi kita ataupun bagi lawan bicara kita.

d. Usahakan agar tempat yang digunakan sesuai dengan materi

pembicaraan dan orang lain yang diajak bicara.

e. Tentukan alasan yang dirasakan lebih tepat berkenaan dengan materi,

orang, tempat dan waktu bicara, agar kita dapat menentukan sikap selanjutnya.

f. Gunakan sistem, pola, etika dan strategi yang lebih baik agar dapat

menghasilkan pembicaraan yang baik.

Menurut Achmad Mubarok dalam bukunya Psikologi Dakwah,

kekuatan kata-kata dalam kaitanya dengan bahasa dakwah dapat merangsang respon psikologi mad’u. Adapun jenis-jenis kekuatan

sebagaimana disebutkan dalam buku Psikologi Dakwah seperti dikutip

29

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 43. 30

Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 117-118.


(43)

oleh Rubiyanah dan Ade Masturi terletak pada hal-hal berikut: 31

a. Keindahan bahasa, seperti bait-bait atau syair puisi;

b. Jelasnya informasi;

c. Intonasi suara yang berwibawa;

d. Logikanya yang sangat kuat;

e. Memberikan harapan/optimis

f. Memberikan peringatan yang mencekam (Nadziran);

g. Karena ungkapan yang penuh ibarat;

2. Dakwah bi al-Qalam

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulis, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, artikel, internet dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar makruf nahi munkar. Dakwah bi al-qalam sebenarnya sudah dikembangkan oleh Rasulullah SAW. Sejak awal kelahiran dan kebangkitan Islam melalui pengiriman surat-surat dakwah kepada para kaisar, raja, dan para pemuka masyarakat. Menyangkut dakwah bi

al-qalam, Rasulullah SAW.32

Format dakwah bi al-qalam mempunyai keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa dibaca dimana saja serta kapan saja. Apalagi publikasi saat ini sangat mudah, jangkauanya luas dan tidak terbatas, terutama jika tulisan disebarkan di internet bisa dibaca oleh orang diseluruh dunia

31

Rubiyanah dan Ade Matsuri, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 46. 32


(44)

Di samping melalui buku, pesan-pesan dakwah bisa dituangkan dalam majalah, baik yang diterbitkan mingguan maupun bulanan. Majalah dakwah bisa digunakan untuk menyoroti masalah sosial atau dinamika yang terjadi di masyarakat. Kemudian mengupasnya dari berbagai sudut

pandang.33

3. Dakwah bi al-Hal

Dakwah bil hal merupakan dakwah yang mengedepankan perbuatan

nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Maad’ulah)

mengikuti jejak atau dakwah melalui perbuatan nyata dan prilaku konkrit yang dilakukan da’iyah. Dakwah jenis ini merupakan pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

Menurut E. Hasim dalam kamus istilah Islam memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata. Karena merupakan aksi atau tindakan nyata maka

dakwah bil hal lebih mengarah pada tindakan menggerakan” aksi

menggerakan” mad’u sehingga dakwah ini lebih berorientasi pada

pengembangan masyarakat.34

33

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 59. 34

Munzier Suparta & Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: PT Kencana, 2003), cet, Ke-1, h. 220.


(45)

32

A. Latar Belakang Keluarga Dra. Hj Qurrota A’yunin

Qurrota A’yunin adalah seorang da’iyah keturunan yang berasal dari Madura-Jawa-Arab. Kedua orang tuanya adalah K.H Yazid Bustomi dan Hj

Rabiah Adawiyah, Qurrota A’yunin dilahirkan di Malang bertepatan dengan

hari kemerdekaan RI Tanggal 17 Agustus 1966, dan di besarkan di daerah

Pasuruan. Sekarang Qurrota A’yunin tinggal di daerah Kampung Pulo, RT

017/RW 07, Penggilingan- Cakung, Jakarta Timur No 13.1 Qurrota A’yunin

dikarunia oleh Allah 2 buah hati tercinta yakni Putri Maya Sabara dan Paradis

Rahmawati, Qurrota A’yunin mempunyai saudara kandung bernama H Zainul

dan Zahrotul Jinan.2

Sejak kecil kedua orang tuanya sudah mempersiapkan bekal pendidikan agama, berupa tata cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid, cinta dengan ilmu agama yang mengharuskan ia untuk

belajar dan terus belajar. Pada masa kecilnya Qurrota A’yunin tidak jauh

berbeda dengan kebanyakan anak-anak pada umumnya. Seperti bermain

bersama teman-temanya disawah, mandi dikali, namun Qurrota A’yunin

mempunyai kelebihan yangtidak banyak dimiliki oleh kebanyakan teman-teman yang lain seperti, sudah berani pidato/ceramah didepan umum semenjak kelas 1 sekolah dasar, hobbi membaca kitab-kitab klasik dan kitab-kitab

1Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan.pintu II-TMII, Jakarta Timur.

2

Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/ Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur


(46)

kuning/Arab gundul. Kegemaran Qurrota A’yunin dalam membaca dan

menulis masih eksis sampai Qurrota A’yunin menjadi seorang da’iyah seperti

sekarang ini.

Qurrota A’yunin biasa dipanggil Umi oleh para jama’ahnya, ia dikenal anak yang sangat pemberani dan pinter berbicara didepan umum, Dengan sifat seperti itulah akhirnya Qurrota A’yunin disukai oleh kebanyakan

teman-temannya dan sampai sekarang retorika ceramah Qurrota A’yunin tambah

mantap. Sedangkan pendidikan yang diberikan pihak keluarga kepada Qurrota A’yunin adalah pendidikan agama yang sangat luar biasa yaitu, dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah. Sifat demokratis adalah salah satu cara yang

selalu ditanamkan oleh pihak keluarganya kepada Qurrota A’yunin. Hal ini

didasarkan atas kedisiplinan ilmu yang dimiliki keluarga Qurrota A’yunin.3Qurrota A’yunin mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk menjadi seorang yang sukses dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Terutama ilmu tentang jalan mencapai Ridho Allah.

Kegiatan Qurrota A’yunin seperti itu masih terus berlanjut sampai akhirnya Qurrota A’yunin berumah tangga. Hal inilah yang membuktikan konsistensi Qurrota A’yunin dalam menuntut ilmu patut kita semua tiru.

Sebagai keturunan dari para juru dakwah, tentunya Qurrota A’yunin sangat

disiplin sekali dalam mempelajari ilmu-ilmu agama. Dalam mengembangkan dan memajukan ajaran Islam. Pendidikan yang diberikan orang tuanya menjadikan Qurrota A’yunin seorang yang selalu prihatin dan peduli kepada

3

Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(47)

keadaan disekelilingnya. Oleh karena itu, Qurrota A’yunin sangat di kenal sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam mempelajari ilmu-ilmu

keagaman khususnya.4

Sosok pribadi Qurrota A’yunin yang dikenal dengan kepribadiannya

yang ramah, dekat dengan jama’ah, 5akhirnya mendapat restu dan dukungan

dari pihak keluarganya, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang juru

dakwah Qurrota A’yunin sempat bercita-cita untuk menjadi seorang penyanyi

dangdut, karena pada saat itu belum ada wadah untuk menyalurkan cita-cita,

akhirnya Qurrota A’yunin dengan niat yang mulia memutuskan untuk fokus

dalam berdakwah.6 Akan tetapi cita-cita Qurrota A’yunin diiringi dengan

semangat yang kuat, dan dengan sifat sabar dan pantang menyerah yang Qurrota A’yunin miliki, akhirnya semua berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang bermanfaat buat orang banyak.

B. Latar Belakang Pendidikan Dra. Hj Qurrota A’yunin

1. Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) didaerah Pasuruan, lulus Tahun (1977)

2. Madrasah Tsanawiyah (MTS/SMP) didaerah Kediri, lulus Tahun (1980)

3. Madrasah Aliyah (MA/SMA) didaerah Cirebon, lulus Tahun (1984)

4. Dipondok pesantren Al-Falah, didaerah Kediri, lulus Tahun (1986)

5. Perguruan Tinggi Al-Aqidah di Fakultas Usuludin Jurusan Dakwah.

Didaerah Kayu Manis.7

4

Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur

5

Hasil wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur

6

Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

7Wawancara dengan Qurrota A’yunin

, pada tanggal 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II- TMII, Jakarta Timur


(48)

C. Karya-karyaDra. Hj Qurrota A’yunin

Selain mempunyai kemampuan dalam berdakwah, Qurrota A’yunin

juga aktif, membuat tulisan/menulis buku-buku Islami dan lagu-lagu Religi.8

1. Karya Tulis Bentuk buku yang sudah terbit

a. Gara-gara sepatu Nabi Idris masuk Surga

b. Perdebatan sengit antara calon jenazah dengan Malaikat Izroil

c. Pertolongan sehelai bulu

d. Teman-teman Setan

e. Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah SAW

2. Media Kaset Berupa lagu-lagu Islami

Selain menerbitkan buku-buku hasil karyanya, Qurrota A’yunin juga

menerbitkan beberapa kaset, sebagai salah satu pesan dakwah.

a. Senandung Istigfar

b. Muqoddimah

c. Astaghfirullah

d. Assalamualaik

e. Do’a Penutup9 3. Taman Hati

Taman hati adalah sebuah program acara yang dipersembahkan oleh MNC TV setiap Kamis dan Jumat pagi pukul 04.30 WIB. Program taman hati mulai ditanyangkan akhir tahun 2009 sampai sekarang masih tetap

8Wawancara dengan Qurrota A’yunin

, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur

9Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(49)

eksis bahkan acara ini mendapat rating yang cukup tinggi dari berbagai

acara yang sejenisnya. Program ini menampilkan karya Qurrota A’yunin

berupa ceramah atau dakwah Islamiyah yang telah diproduksi oleh

producer Taman Hati. Bahkan sampai saat ini banyak jama’ah yang

mendaftar untuk hadir langsung ke studio MNC TV mengikuti ceramah agama yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin.10

Keberhasilan Qurrota A’yunin dalam berdakwah tersebar luas mulai

dari Sabang sampai Merauke, sampai-sampai susah mengatur jadwal

karena banyak undangan untuk meminta Qurrota A’yunin mengisi

ceramah keagamaan. 11Hal itu tentunya tidak lepas dari bantuan mass

media elektronik seperti stasiun televisi swasta MNC TV, yang pertama kali memperkenalkan Qurrota A’yunin dengan masyarakat luas sampai sekarang ini.

D. Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin 1. Kehidupan Sosial Dra. Hj Qurrota A’yunin

Daerah yang pernah Qurrota A’yunin tempati selama pendidikannya, ternyata banyak membawa pengaruh yang tidak sedikit, di samping ilmu agama yang Qurrota A’yunin dapatkan juga banyak ilmu pengetahuan umum. Proses sosialisasi juga banyak memberikan sumbangsih ke arah pemikirannya dalam bermasyarakat. Karena kepandaiannya Qurrota A’yunin dalam bidang dakwah, menjadikan Qurrota A’yunin dapat

10

Hasil wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

11

Wawancara dengan pembawa acara Taman hati, Ustadz Ali Zainal Abidin pada tanggal 23 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV, Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(50)

bersosialisasi kepada banyak kalangan, baik kepada orang tua, para alim ulama, aparat pemerintah bahkan para artis.

2. Kehidupan Budaya Dra. Hj Qurrota A’yunin

Di sekitar lingkungan Qurrota A’yunin tinggal saat ini banyak terdapat berbagai kebudayaan, mulai dari budaya Sunda, Jawa, Sumatera, dan Betawi. Karena Qurrota A’yunin pandai bergaul dengan berbagai

kalangan, sehingga tidak membuat Qurrota A’yunin sulit untuk

beradaptasi, Qurrota Ayunin juga hampir bisa menguasai bahasa daerah.12

3. Kehidupan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin

Penduduk kampung Pulo Rt 17Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta

Timurdaerah tempat tinggal Qurrota A’yunin merupakan penduduk yang

mayoritas Islam, kehidupan beragama ditengah-tengah masyarakat sangat penting karena agama merupakan unsur mutlak dalam mencapai keadaan masyarakat yang aman dan nyaman serta damai dan tentram dalam membina masyarakat di kehidupan sehari-hari. Hampir setiap perayaan hari besar agama Qurrota A’yunin mengadakan tablig akbar di

kediamannya. 13

E. Perjalanan Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin

Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin berawal dari semangat yang sangat kuat serta keinginan untuk mencapai ridha Allah SWT. Dengan dukungan dan

pendidikan yang diberikan keluarga kepada Qurrota A’yunin akhirnya

12

Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/ Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur

13

Wawancara dengan ketua RT Bapak Madini, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur


(51)

sekarang Qurota A’yunin menjadi salah seorang da’iyah yang dipandang kemampuannya dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat luas. Qurrota A’yunin memulai dakwahnya dari musholla ke musholla, dari majlis ke majlis, dari masjid ke masjid. Sampai sekarang kegiatan dakwah Qurrota A’yunin masih terus berjalan, dakwah yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin mendapat sambutan atau respon yang positif dari kalangan masyarakat. Qurrota A’yunin tidak pernah tidak datang atau menolak jika

diundang, kecuali jika ada halangan seperti, urusan keluarga atau sakit.14

Dakwahnya terus berkembang dan semakin mendapat sambutan dari

masyarakat ketika Qurrota A’yunin hijrah ke Jakarta pada tahun 1986.

Meskipun baru berusia (20) dua puluh tahun ia sudah ceramah keberbagai

daerah di Indonesia.15 Bahkan untuk memperluas jangkauan dakwahnya,

Qurrota A’yunin memberanikan diri mengirimkan rekaman ceramah kebeberapa stasiun televisi. Namun ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Dakwah Qurrota A’yunin memang diterima oleh masyarakat, tapi untuk bergabung di stasiun televisi tampaknya banyak aspek yang perlu

diperhatikan.16

Berbagai upaya yang dilakukan Qurrota A’yunin dalam mensyiarkan

dakwah baik di masyarakat maupun ke berbagai media akan tetapi tidak mendapatkan sambutan yang baik, bukan Qurrota A’yunin namanya kalau gampang menyerah. Meski ditolak ia tidak putus asa bahkan aktivitasnya

14

Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

15Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat STUDIO 3 mnc TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

16Wawancara dengan Qurrota A’yun

in, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(52)

semakin padat, karena bagi Qurrota A’yunin dakwah adalah kewajiban sebagai seorang hamba. Melalui media televisi atau bukan, dirinya harus tetap

berdakwah. Demi syiar Islam, Qurrota A’yunin tetap bersabar bahkan semakin

semangat dalam berdakwah. Tidak lupa ia juga begitu bersyukur kepada Allah

SWT atas apa yang telah dicapai oleh-Nya. Qurrota A’yunin berpedoman

dengan surat Al-Qura’an yang artinya“ Sesungguhnya jika kamu bersyukur,

pasti kami akan menambah nikmat kepadaMu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Qs. Ibrahim (14): 7.

                    

Artinya: dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Pada tahun 2007, sahabat Qurrota A’yunin yang tidak lain anak komedian H. Jaja Miharja, yaitu Fita mengirimkan rekaman ceramah Qurrota A’yunin terbaru ke TPI (kini MNC TV).17 Ternyata semua Creew bahkan juga

Manajemen, menyukai cara dan metode ceramah Qurrota A’yunin, yang

dinilai berbeda dengan muballighah lainnya. Sejak itulah Qurota A’yunin

dipercaya mengisi salah satu program religi di TPI dengan dipandu oleh Ustadzah Lulu Susanti, S.Pd.I tapi sekarang diganti oleh Ustadz Ali Zainal

Abidin (Ali Limau) dengan alasan penyegaran.18

Dalam menyampaikan misi dakwahnya, Qurrota A’yunin sering kali

diundang diberbagai kota seperti: Lampung, Tasikmalaya, Kalimantan Timur,

17Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

18

Wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 juni 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan pintu II TMII Jakarta Timur.


(53)

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Manado, Sulawesi, Gorontalo, Bali, Bandung, Jakarta, Bogor, Tanggerang, Banten, Bekasi, Karawang, Medan, Padang, Palembang. Selain itu juga rombongan yang pernah hadir langsung di taman hati yaitu, berasal dari daerah, Padang, Makasar, Kalimantan, Palang karaya, Jawa seperti Surabaya, Pekalongan, Banten kebanyakan sekitar Jakarta, Lampung, Palembang, Medan, Padang, kalau dari Sumatera hampir

pernah semua datang ke MNC TV. 19

Selain berdakwah di negeri sendiri, Qurrota A’yunin juga pernah

mengisi atau berdakwah di luar negeri seperti, Brunei Darussalam, waktu itu Qurrota A’yunin diundang langsung oleh istri Datok Hasanah Bolqiah mengisi

ceramah agama disana.20 Eksistensi dan kemampuan Qurrota A’yunin dalam

dunia dakwah sudah tidak diragukan lagi. Walapun notabene mad’unya ibu

-ibu, tetapi Qurrota A’yunin mempunyai kharismatik tersendiri dalam

berdakwah.21

Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin begitu banyak hal-hal yang tidak

mudah untuk dilalui, akan tetapi karena Qurrota A’yunin sebagai seorang

da’iyah yang mempunyai semangat tinggi dalam menjalankan tugas, Qurota A’yunin menggunakan metode dakwahnya dengan cara Bil lisan berkomunikasi langsung dengan mad’unya, dalam berdakwah lebih banyak

menyukai kalangan ibu-ibu dengan kharismatiknya.22 Akan tetapi apa yang

telah diuraikan menurut Qurrota A’yunin tentang da’i dan da’iyah yang

19

wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

20Wawancara dengan Qurrota A’yunin,

Pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II TMII, Jakarta Timur.

21

Wawancara dengan ketua RT Bapak Madini, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur

22

Wawancara dengan Ibu Afillah Jama’ah Taman Hati Asal Lampung, Pada 23 April 2013, tempat Masjid MNC TV.


(54)

profesional yaitu bisa menyampaikan pesan dakwahnya, dan pesan dakwah itu

bisa diterima dan diamalkan oleh jama’ahnya.23

Selain itu Qurrota A’yunin menyarankan kepada generasi muda yang

menekuni bidang dakwah pertama setelah nanti jadi orang, pakailah ilmu padi, jangan merasa diri lebih, kalau bisa merasa diri paling bodoh diantara yang lain, jadi kalau seandanya ada celaan kita tidak sakit hati, dan yang

kedua pesan untuk para da’i dan da’iyah muda, dalam segi penyampaian

mahroj itu harus diperhatikan terutama dalam bahasa Arab, karena , bahasa

Arab itu beda huruf beda arti/makna.24

Qurrota Ayunin mampu merangkul khalayak luas seperti, ibu-ibu untuk

semakin mendekatkan diri kepada jalan yang diperintahkan Allah SWT.25

Akan tetapi dalam menjalankan aktivitas berdakwah tidak boleh adanya paksaan atau memaksa kepada mad’unya, ataupun kepada sasaran dakwah, karena hal itu bisa dilakukan dengan cara pelan-pelan dan melalui proses misalnya, mengajak seseorang untuk melakukan shadaqah, jika yang diajak

tidak mau maka seorang da’i atau da’iyah harus sabar untuk mengajaknya

sehingga akhirnya orang tersebut mau untuk menginfakan hartanya ke jalan

Allah SWT.26

Dalam perjalanan dakwah Qurrota A’yunin mempunyai ciri khas

tersendiri, yaitu, disetiap ceramahnya Qurrota A’yunin selalu menggunakan

23

Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

24

Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

25

Wawancara dengan Ibu Murni Jama’ah Majlis Taklim Ar-Rahman, pada 11 Oktober 2013, tempat majlis taklim Ar-Rahman.

26

Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(55)

kitab kuning, kalau saya mau mengisi ceramah terutama di MNC TV saya mempersiapkan kitab-kitab klasik, kitab-kitab kuning, ya boleh dibilang kitab Arab gundul itu karena saya pengen mengembalikan ketradisionalan waktu saya dipesantren ya biar dikenang, dan diingat-ingat lagi, makanya saya tetap

pakai kitab kuning, bukanya melarang untuk pakai alat-alat

teknologi/komunikasi yang lebih cangih tapi itu lah cara saya.27

Dakwah Qurrota A’yunin adalah dakwah yang sangat membimbing dan

mendidik bagi setiap masyarakat luas. Karena dakwahnya mengandung

nilai-nilai ke-Islaman yang sangat tinggi.28 Menurut Qurrota A’yunin kenapa

sampai sekarang masih istiqomah dalam berdakwah, karena dakwah itu

kewajiban dalam Islam untuk menyampaikanya, bukan hanya seorang da’i dan

dai’yah atau ulama saja melainkan setiap manusia yang sudah mampu dan mengetahui banyak tentang sesuatu yang akan disampaikan, intinya adalah

kebenaran dari Allah yang harus disampaikan wajib kepada semua orang.29

F. Tujuan dan Sasaran Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin

Tujuan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu organisasi, adalah suatu kegagalan apabila suatu kegiatan dilakukan tanpa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan adalah landasan utama dan menjadi dasar bagi penentuan sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta langkah-langkah oprasional suatu organisasi.

27

Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

28

Wawancara dengan Bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Penggilingan Cakung Jakarta Timur

29

Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(56)

Qurrota A’yunin mempunyai tujuan yaitu, Menyampaikan pesan

dakwah kepada para jama’ah supaya mengerti, kalau yang tadinya sudah

mengerti bisa mengamalkan dan yang belum mengerti biar mengerti dan

mengamalkan. Kegiatan tablig umum adalah bertujuan untuk syi’ar Islam

(menyebar luaskan agama Islam), dan untuk membentuk kesatuan umat Islam, sama halnya dengan tujuan dakwah yang ingin dicapai oleh Qurrota A’yunin.30

Dengan berdakwah kepada beragam kalangan masyarakat, mulai dari

masyarakat kelas atas sampai menegah ke bawah, Qurrota A’yunin

mengharapkan tersampainya pesan dakwah dengan lebih merata dan efektif. Sehingga semakin banyak umat Islam yang mampu memahami ajaran-ajaran agama dengan lebih mendalam.

Melalui dakwah yang banyak memaparkan kandungan isi Al-Qur’an dan

Hadits, Qurrota A’yunin bermaksud mengakrabkan kedua kitab tersebut

kepada masyarakat muslim agar Al-Qur’an dan Hadits senantiasa menjadi

pedoman hidup bagi mereka. Untuk mengapai kebahagian didunia dan

kebahagian diakherat.31

G. Tahapan-tahapan Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin

Dalam rangka melaksanakan tugas dakwah untuk menjadikan kepribadian manusia (individu) yang kokoh, tangguh, serta utuh, sehingga pada akhirnya dapat diterima oleh masyarakat luas demi untuk keselamatan

30

Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

31

Hasil Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.


(1)

Bersama dengan ustadz Ali Zainal Abidin (Pembawa acara taman hati) di studio 3 MNC TV

Penulis mengikuti pengajian yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin dimajlis taklim Ar-Rahman


(2)

Penulis menyampaikan Qultum didepan para jama’ah pengajian majlis taklim

Ar-Rahman yang dipimpin dioleh Qurrota A’yunin


(3)

Ibu-ibu pengajian Majlis Taklim Ar-Rahman

Umi Qurrota A’yunin dan ustadz Ali Zainal Abidin bersama para jama’ah taman hati


(4)

(5)

(6)