25
b. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir
secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian- pengertian yang tinggi.
c. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas, mereka senang
membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam.
23
6. Atsar Efek Dakwah
Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya jika dak
wah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi dakwah tertentu
, maka akan timbul responden efek pada mad’unya. Efek dapat disebut dengan feed back dari proses dakwah ini sering dilupakan
atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. Kebanyakan
mereka menganggap
bahwa setelah
dakwah disampaikan, maka dakwah telah selesai. Dakwah berefek sangat besar
dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis efek dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat
merugikan akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis efek dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan
segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya.
24
7. Tujuan Dakwah
Tujuan merupakan landasan utama bagi suatu kegiatan atau tujuan juga merupakan pernyataan atau keinginan yang dijadikan pedoman atau
23
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 23-24.
24
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 34-35.
26
pegangan untuk memilih hasil yang diinginkan. Bagi dakwah tujuan merupakan puncak dari dakwah itu sendiri. Agar kegiatan dakwah lebih
mengena kepada sasaran dakwah yaitu mad’u maka penentuan atau perumusan tujuan dakwah yang baik harus memperhatikan kondisi
masyarakat atau mad’u. Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua
macam tujuan, yaitu :
25
a. Tujuan Umum Dakwah Mayor Objective
Merupakan sesuatuyang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan
utama, dimana seluruh Gerak langkahnya proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan kepadanya.
Tujuan utama dakwah adalah : nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk
tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus mengarah kesana.
b. Tujuan Khusus Dakwah Minor Objective
Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar
dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan,
25
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 59-62.
27
kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya secara terperinci.
Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1 Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama islam untuk
selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah. 2
Membina mental agama islam bagi kaum yang masih muallaf. Muallaf artinya orang yang baru masuk islam atau masih lemah
keislamanya dan keimannya dikarenakan baru beriman. 3
Mengajak manusia agar beriman kepada Allah memeluk Agama Islam
4 Mendidik dan dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari
fitrahnya. Selain itu juga tujuan dakwah ialah yang paling penting adalah sebagai berikut:
a Membantu manusia dalam beribadah kepada Allah agar sesuai
dengan syariat-Nya. b
Membantu manusia menghidupkan sunah taaruf perkenalan diantara mereka. Firman Allah QS. Al-Hujurat: 13
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
28
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
c Ikut berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum
Muslimin dewasa ini, menuju kondisi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Islam, hingga kaum Muslimin dapat mendekatkan
diri kepada Allah menuju kemaslahatan hidup dan akhirat. d
Melakukan berbagai aktivitas dalam menarbiyah mendidik pribadi Muslim dengan tarbiyah yang benar dan integral, yakni
tarbiyah yang mencakup segi-segi kepribadian, ruhani, akal, akhlak, jasmani, dan sosial.
e Turut berperan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
penyiapan keluarga Muslim dan penarbiyahan seluruh anggota keluarga sesuai dengan manhaj dan sistem islam agar anak
tumbuh dan berkembang dalam udara yang Islami; rumah tangga senantiasa diliputi akhlak, ruh, dan adab Islam.
f Turut berperan dalam menyiapkan masyarakat Muslim yang
memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dan akhlak Islami. g
Ikut berperan membentuk dakwah Islam dalam segala bentuk yang bermanhaj, sebab unsur terpenting dari dakwah Islamiah
adalah isi dan manhaj yang dipakai, bukan sekadar bentuknya. h
Diantara tujuan dakwah adalah mengadakan perlawanan terhadap musuh Islam yang menduduki wilayah Islam, menguasai sosial-
budaya dan politik-ekonominya.
29
i
Melakukan gerakan untuk mengembalikan wihdah kesatuan kaum Muslimin di seluruh dunia; kesatuan yang diwujudkan
dengan cara paling rasional.
26
Dari penjelasan atas bahwa unsur- unsur dakwah itu meliputi, da’i,
mad’u, materi, metode, media, afek, dan tujuan dakwah, dari ke keseluruhan unsur dakwah tersebut harus saling berkaitan antara satu unsur dengan unsur
yang lainnya. Karena dakwah belom dikatakan berhasil kalau dari ke 7 unsur tersebut ada yang tidak berfungsi dengan baik.
D. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah
1. Dakwah bi al-Lisan
Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami, sedangkan kata Lisan dalam bahasa Arab berarti: ”bahasa”. Maka dakwah
bi al-Lisan bisa diartikan penyampaian pesan dakwah melalui lisan, berupa ceramah atau komunikasi langsung antara da’i subjek dakwah dan mad’u
objek dakwah.
27
Dalam penyampaian pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan dan komunikatif.
Perkataan yang benar qaulan sadidan pada ayat tersebut, dari sudut bahasa mengandung arti: “tepat mengenai sasaran”. Al-Qasyani
menafsirkan kalimat “qaulan sadidan” dengan makna “perkataan lurus” perkataan benar; perkataan tepat”.
28
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan,
26
Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah Jakarta: Era Intermedia, 2007, h. 12-15.
27
Rubiyanah dan Ade Masturi, pengantar Ilmu Dakwah Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010, h. 3.
28
Mohammad Natsir, Fiqhud Dakwah Jakarta: Media Dakwah, 2006 cet. 13, h. 109.