Mad’u Objek Dakwah

23 kepentingan berdakwah adalah photo-photo dan lukisan. Brosur, poster dan pamplet bisa digunakan sebagai media dakwah. 3 Media audiovisual; televisi, video, internet dan lain-lain.

c. Perpaduan media tradisional dan modern

Perpaduan disini dimaksudkan dengan pemakaian media tradisional dan media modern dalam suatu proses dakwah. Contohnya pegelaran wayang, sandiwara, yang bernuansa islam, atau cerama di mimbar yang ditayangkan televisi. Dari uraian di atas pada prinsipnya media dakwah adalah berbagai alat instrument, sarana yang dapat digunakan untuk pengembangan dakwah islam yang mengacu pada kultur masyarakat dari yang klasik, tradisional,sampai modern di antaranya meliputi: mimbar, panggung, media massa cetak dan elektronik, pranata sosial, lembaga, organisasi, seni, karya budaya, wisata, dan lain-lain. 20

5. Mad’u Objek Dakwah

Mad’u atau sasaran objek dakwah adalah seluruh manusia sebagai makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama islam dan diberi kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggung jawab atas perbuatan sesuai dengan pilihanya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya. Sebagai makhluk Allah yang diberikan akal dan potensi kemampuan berbuat baik dan berbuat buruk, sebagai makhluk yang terkena sifat lupa akan janji dan 20 Enjang As dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 96. 24 pengakuanya bahwah Allah adalah Tuhannya ketika di dalam ruh sebelum ruh tersebut bersatu dengan jasad. 21 Mad’u dikelompokan menjadi beberapa golongan yaitu : a. Dari segi sosiologis; masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marginal terpingkirkan dari kota besar. b. Dari struktur kelembagaan; golongan priyayi, abangan, dan santri. c. Dari segi usia; anak-anak, remaja, dan golongan orang tua. d. Dari segi profesi; golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri. e. Dari segi tingkat sosial ekonomi; golongan kaya, menegah, dan miskin. f. Dari segi jenis kelamin; golongan pria dan wanita. g. Dari segi khusus; masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana, dan sebagainya. h. Dari segi derajat pemikiran; masyarakat yang berfikir kritis, masyarakat yang mudah dipengaruhi, dan masyarakat yang fanatik taklid. i. Dari segi responsive; masyarakat aktif, pasif, dan antipati. Untuk memperoleh tentang kondisi dan tingkat mad’u dipandang dari beberapa segi diatas. 22 Menurut Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi 3 golongan, yaitu : a. Golongan cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara kritis dan mendalam, cepat menangkap persoalan. 21 Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah Bandung: Widya Padjadjaran, 2009, h. 96. 22 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta: kencana, 2004, h. 91-92. 25 b. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian- pengertian yang tinggi. c. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam. 23

6. Atsar Efek Dakwah