29
i
Melakukan  gerakan  untuk  mengembalikan  wihdah  kesatuan kaum  Muslimin  di  seluruh  dunia;  kesatuan  yang  diwujudkan
dengan cara paling rasional.
26
Dari  penjelasan  atas    bahwa  unsur- unsur  dakwah  itu  meliputi,  da’i,
mad’u, materi, metode, media, afek, dan tujuan dakwah, dari ke keseluruhan unsur dakwah tersebut  harus saling  berkaitan  antara satu  unsur dengan unsur
yang lainnya. Karena dakwah belom dikatakan berhasil kalau dari ke 7 unsur tersebut ada yang tidak berfungsi dengan baik.
D. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah
1. Dakwah bi al-Lisan
Secara  substantif,  dakwah  adalah  ajakan  yang  bersifat  Islami, sedangkan kata Lisan dalam bahasa Arab berarti: ”bahasa”. Maka dakwah
bi al-Lisan bisa diartikan penyampaian pesan dakwah melalui lisan, berupa ceramah atau komunikasi langsung antara da’i subjek dakwah dan mad’u
objek dakwah.
27
Dalam penyampaian pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan dan komunikatif.
Perkataan yang benar qaulan sadidan pada ayat tersebut, dari sudut bahasa  mengandung  arti:  “tepat  mengenai  sasaran”.  Al-Qasyani
menafsirkan  kalimat  “qaulan  sadidan”  dengan  makna  “perkataan  lurus” perkataan benar; perkataan tepat”.
28
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan,
26
Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah Jakarta: Era Intermedia, 2007,  h. 12-15.
27
Rubiyanah dan Ade Masturi, pengantar Ilmu Dakwah  Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010, h. 3.
28
Mohammad Natsir, Fiqhud Dakwah Jakarta: Media Dakwah, 2006 cet. 13, h. 109.
30
bahwa  bahasa  lisan  yang  harus  digunakan  dalam  berdakwah,  yaitu perkataan  jujur,  solutif  terhadap  permasalahan  yang  dihadapi  mad’u,
menyentu  kalbu,  santun,  menyejukan,  tidak  agitatif  dan  provokatif  serta tidak mengandung fitnah.
29
Peran lisan sangat strategis terhadap anggota tubuh lainnya sehingga Rasulullah  SAW.  Menganjurkan  agar  setiap  mukmin  mampu  menjaga
saatberbicara.  Selanjutnya,  untuk  menghasilkan  ucapan  yang  berkualitas baik, hendaklah para da’i memperhatikan enam hal berikut:
30
a. Pikirkan terlebih dahulu materi yang akan dibicarakan.
b. Perhatikan kepada siapa materi pembicaraan itu disampaikan.
c. Cari waktu yang tepat bagi kita ataupun bagi lawan bicara kita.
d. Usahakan  agar  tempat  yang  digunakan  sesuai  dengan  materi
pembicaraan dan orang lain yang diajak bicara. e.
Tentukan  alasan  yang  dirasakan  lebih  tepat  berkenaan  dengan  materi, orang,  tempat  dan  waktu  bicara,  agar  kita  dapat  menentukan  sikap
selanjutnya. f.
Gunakan  sistem,  pola,  etika  dan  strategi  yang  lebih  baik  agar  dapat menghasilkan pembicaraan yang baik.
Menurut  Achmad  Mubarok  dalam  bukunya  Psikologi  Dakwah, kekuatan  kata-kata  dalam  kaitanya  dengan  bahasa  dakwah  dapat
merangsang  respon  psikologi  mad’u.  Adapun  jenis-jenis  kekuatan sebagaimana  disebutkan  dalam  buku  Psikologi  Dakwah    seperti  dikutip
29
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 43.
30
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah  Jakarta: Kencana, 2009,  h. 117- 118.
31
oleh Rubiyanah dan Ade Masturi terletak pada hal-hal berikut:
31
a. Keindahan bahasa, seperti bait-bait atau syair puisi;
b. Jelasnya informasi;
c. Intonasi suara yang berwibawa;
d. Logikanya yang sangat kuat;
e. Memberikan harapanoptimis
f. Memberikan peringatan yang mencekam Nadziran;
g. Karena ungkapan yang penuh ibarat;
2. Dakwah bi al-Qalam
Dakwah  bi  al-qalam  ialah  suatu  kegiatan  menyampaikan  pesan dakwah  melalui  tulis,  seperti  buku,  surat  kabar,  majalah,  jurnal,  artikel,
internet  dan  lain-lain.  Karena  dimaksudkan  sebagai  pesan  dakwah,  maka tulisan-tulisan  tersebut  tentu  berisi  ajakan  atau  seruan  mengenai  amar
makruf  nahi  munkar.  Dakwah  bi  al-qalam  sebenarnya  sudah dikembangkan  oleh  Rasulullah  SAW.  Sejak  awal  kelahiran  dan
kebangkitan  Islam  melalui  pengiriman  surat-surat  dakwah  kepada  para kaisar,  raja,  dan  para  pemuka  masyarakat.  Menyangkut  dakwah  bi  al-
qalam, Rasulullah SAW.
32
Format  dakwah  bi  al-qalam  mempunyai  keunikan  dan  kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa dibaca dimana saja
serta  kapan  saja.  Apalagi  publikasi  saat  ini  sangat  mudah,  jangkauanya luas  dan  tidak  terbatas,  terutama  jika  tulisan  disebarkan  di  internet  bisa
dibaca oleh orang diseluruh dunia
31
Rubiyanah dan Ade Matsuri, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 46.
32
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 53.
32
Di  samping  melalui  buku,  pesan-pesan  dakwah  bisa  dituangkan dalam majalah, baik yang diterbitkan mingguan maupun bulanan. Majalah
dakwah  bisa  digunakan  untuk  menyoroti  masalah  sosial  atau  dinamika yang  terjadi  di  masyarakat.  Kemudian  mengupasnya  dari  berbagai  sudut
pandang.
33
3. Dakwah bi al-Hal
Dakwah bil hal merupakan dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  si  penerima  dakwah  al-
Maad’ulah mengikuti  jejak atau dakwah melalui perbuatan nyata dan prilaku konkrit
yang dilakukan da’iyah. Dakwah jenis ini merupakan pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
Menurut  E.  Hasim  dalam  kamus  istilah  Islam  memberikan pengertian  bahwa  yang  dimaksud  dengan  dakwah  bil  hal  adalah  dakwah
dengan perbuatan nyata. Karena merupakan aksi atau tindakan nyata maka dakwah  bil  hal  lebih  mengarah  pada  tindakan  menggerakan
”  aksi menggerakan”  mad’u  sehingga  dakwah  ini  lebih  berorientasi  pada
pengembangan masyarakat.
34
33
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 59.
34
Munzier Suparta  Harjani Hefni, Metode Dakwah Jakarta: PT Kencana, 2003, cet, Ke- 1, h. 220.
32
BAB III BIOGRAFI  DRA  HJ  QURROTA
A’YUNIN
A. Latar Belakang Keluarga Dra. Hj Qurrota A’yunin
Qurrota  A’yunin  adalah  seorang  da’iyah  keturunan  yang  berasal  dari Madura-Jawa-Arab.  Kedua  orang  tuanya  adalah  K.H  Yazid  Bustomi  dan  Hj
Rabiah  Adawiyah,  Qurrota A’yunin dilahirkan di Malang bertepatan dengan
hari  kemerdekaan  RI  Tanggal  17  Agustus  1966,  dan  di  besarkan  di  daerah Pasuruan
.  Sekarang  Qurrota  A’yunin  tinggal  di  daerah  Kampung  Pulo,  RT 017RW 07, Penggilingan- Cakung,  Jakarta Timur No 13.
1
Qurrota A’yunin dikarunia oleh Allah 2 buah hati tercinta yakni Putri Maya Sabara dan  Paradis
Rahmawati , Qurrota A’yunin mempunyai saudara kandung bernama H Zainul
dan Zahrotul Jinan.
2
Sejak kecil kedua orang tuanya sudah mempersiapkan bekal pendidikan agama,  berupa  tata  cara  membaca  Al-Quran  dengan  baik  dan  benar  sesuai
dengan  ilmu  tajwid,  cinta  dengan  ilmu  agama  yang  mengharuskan  ia  untuk belajar  dan  terus  belajar.  Pada  masa  kecilnya
Qurrota  A’yunin  tidak  jauh berbeda  dengan  kebanyakan  anak-anak  pada  umumnya.  Seperti  bermain
bersama  teman-temanya  disawah,  mandi  dikali,  namun Qurrota  A’yunin
mempunyai  kelebihan  yangtidak  banyak  dimiliki  oleh  kebanyakan  teman- teman yang lain seperti, sudah berani pidatoceramah didepan umum semenjak
kelas  1  sekolah  dasar,  hobbi  membaca  kitab-kitab  klasik  dan  kitab-kitab
1
Wawancara  dengan  Qurrota  A’yunin,  pada  30  April  2013,  tempat  Studio  3  MNC  TV Jalan.pintu II-TMII, Jakarta Timur.
2
Wawancara  dengan  bapak  Karya,  pada  11  Oktober  2013,  tempat  Kampung  Pulo  Rt  017 Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur