Pengelolaan Koperasi Tanggung Jawab Pengurus Koperasi terhadap Kepailitan Koperasi Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian

2. Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus dan pihak lain yang terkait; 3. Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja koperasi dari pengurus; 4. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar; dan 5. Dapat memberhentikan pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan alasannya. Ketika didalam meneliti segala catatan tentang seluruh harta kekayaan koperasi dan kebenaran dari pembukuannya yang tercermin dalam neraca dan perhitungan laba rugi menemui kesulitan serta dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan yang bersifat terbuka, dan melindungi pihak yang berkepentingan, koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik dan tidak menutup kemungkinan permintaan tersebut dilakukan oleh pengawas. Dimaksud dengan jasa audit adalah audit terhadap laporan keuangan dan audit lainnya sesuai keperluan koperasi. 55

C. Pengelolaan Koperasi

Koperasi mempunyai ciri ganda, dalam arti bahwa koperasi itu mengandung unsur ekonomi dan unsur sosial. Bagi suatu koperasi, ini berarti bahwa dia harus bekerja menurut prinsip ekonomi dengan melandaskan pada unsur sosial yang tersurat dan tersirat dalam azas-azas koperasi. Sebagaimana kita 55 Hendrojogi, Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1997 hlm 155 Universitas Sumatera Utara ketahui pada Pasal 58 ayat 1 UU Koperasi, telah mengatur tugas dari pengurus yaitu mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar. 56 Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha koperasi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaan usaha koperasi. Oleh sebab itu, pengurus dapat mengangkat tenaga pengelola yang ahli untuk mengelola usaha koperasi yang bersangkutan. Penggunaan istilah pengelola dimaksudkan untuk dapat mencakup pengertian yang lebih luas dan memberi alternatif bagi koperasi. Dengan demikian, sesuai dengan kepentingannya, koperasi dapat mengangkat pengelola sebagai manajer atau direksi. Sedangkan maksud dari kata diberi wewenang dan kuasa adalah pelimpahan wewenang dan kuasa yang dimiliki oleh pengurus. Dengan demikian, pengurus tidak lagi melaksanakan sendiri wewenang dan kuasa yang telah dilimpahkan kepada pengelola dan tugas pengurus beralih menjadi mengawasi pelaksanaan wewenang dan kuasa yang dilakukan oleh pengelola. Besarnya wewenang dan kuasa yang dilimpahkan ditentukan sesuai dengan kepentingan koperasi. Dalam hal, pengurus koperasi bermaksud untuk mengangkat pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan dalam rapat anggota untuk mendapat persetujuan. Pengelola dalam menjalankan tugasnya mengelola usaha koperasi bertanggung jawab kepada pengurus dan pengelolaan usaha oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab pengurus koperasi. 57 56 Ibid 57 Mulhadi,SH.,M.Hum, Op.Cit halaman 140 Universitas Sumatera Utara Mengenai tugas dan kewajiban dari manajer pengelola koperasi dapat dikemukakan sebagai berikut : 58 1. Memimpin pelaksanaan kegiatan usaha yang telah digariskan oleh pengurus; 2. Mengangkat danatau memberhentikan karyawan koperasi atas kuasa danatau persetujuan pengurus; 3. Membantu pengurus dalam menyusun anggaran belanja dan pendapatan koperasi; 4. Melaporkan secara teratur kepada pengurus tentang pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya, dan jika perlu dapat memberikan saran perbaikan dan saran peningkatan usaha koperasi yang dilakukannya; 5. Memberikan pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan tugas kepada pengurus koperasi. Pada koperasi yang yang kegiatannya telah meluas tentunya tidak hanya memiliki seorang manajer saja tergantung dari luas lingkup kegiatannya serta struktur organisasinya. Di samping itu, tentunya diperlukan seorang manajer yang mengkoordinasi serta memberikan pengarahan-pengarahan kepada manajer tingkat bawah. Manajer dapat diklasifikasikan menurut tingkatnya dalam organisasi atau menurut ruang lingkup kegiatan yang dikelola manajer dan tanggung jawabnya, dalam hal ini maka terdapatlah 3 buah tingkatan manajemen, yaitu : 59 58 R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Op.Cit hlm 89 59 Hendrojogi, Op.Cit hlm 149 Universitas Sumatera Utara 1. Manajemen puncak 60 Pada koperasi manajer puncak ini bertanggung jawab langsung kepada pengurus. Kelompok ini bertanggung jawab atas manajemen bidang usaha yang menyeluruh dari koperasi yang bersangkutan. Pada perusahaan swasta yang besar- besar mereka ini disebut juga sebagai CEO chief executive officer. 2. Manajer Menengah 61 Manajer menengah ini memberi pengarahan kegiatan-kegiatan manajer bawahan atau dalam hal-hal tertentu bisa juga kepada karyawan-karyawan operasional, pada manajer puncak mereka menetapkan kebijaksanaan- kebijaksanaan operasional dan pemecahan masalah lingkungan organisasi maka middle management ini bertanggung jawab terhadap implement ini bertanggung jawab terhadap implementasi kebijaksanaan organisasi. 3. Manajer Lini Pertama 62 Manajer lini pertama ini bertanggung jawab atas pekerjaan orang-orang lain bawahannya dan memberikan pengarahan kepada mereka. Berkaitan dengan hal klasifikasi dilakukan menurut ruang lingkup kegiatan, maka terdapat 2 macam manajer, yaitu manajer fungsional dan manajer umum. Manajer fungsional hanya bertanggung jawab atas suatu jenis kegiatan dalam organisasi sehingga akan terdapat manajer pemasaran, manajer produksi, manajer keuangan dan sebagainya, sedangkan manajer umum mengelola sebuah unit yang kompleks, seperti sebuah perusahaan, anak perusahaan atau cabang 60 Ibid 61 Ibid, hlm 150. 62 Ibid Universitas Sumatera Utara perusahaan yang mandiri. Oleh sebab itu, manajer umum bertanggung jawab atas semua kegiatan-kegiatan dalam unit tersebut. 63 Peran dari manajer adalah membuat rencana kedepan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya, mengelola sumber daya secara efisien, memberikan perintah-perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi to get things done by working with and through people. Manajer harus bisa mengkoordinir dan memajukan segala sumber daya untuk bekerja sama sebagai suatu kesatuan. Akhirnya dia harus bisa mengawasi menghargai dan menilai prestasi kerja dan mengambil langkah-langkah pencegahan tepat pada waktunya bilamana ada gejala-gejala terjadi penyimpangan-penyimpangan. 64 Seorang manajer yang cakap harus mampu mengapresiasikan segala sumber daya yang dimiliki koperasi secara efisien, sesuai dengan azas-azas koperasi dan sejalan dengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pengurus. Selain itu adanya kerja sama yang baik antara pengurus dan manajer merupakan hal yang sangat penting, serta harus ada pembagian tugas dan wilayah kerja yang jelas antara manajer dan pengurus dan diusahakan tidak adanya tugas yang tumpang tindih antara pengurus dan manajer. 65 Membicarakan masalah pembagian kerja antara pengurus dan manajer, maka masalahnya tidak bisa dilepaskan dari permasalahan wewenang yang dimiliki oleh mereka masing-masing. Wewenang yang dimiliki oleh pengurus bersumber pada undang-undang, anggaran dasar, keputusan rapat anggota atau 63 Ibid, hlm 151 64 ibid 65 ibid, hlm 153 Universitas Sumatera Utara pada keputusan rapat umum pemegang saham RUPS kalau koperasi tersebut adalah stock cooperatives seperti di Amerika Serikat dan keahliannya expertness, sedangkan wewenang dari para manajer bersumber pada pengurus dan keahliannya dibidang yang disyaratkan. Wewenang pengurus yang bersumber pada keahlian atau expertness disebut juga sebagai wewenang informal atau informal authority. 66 Kembali kepada ciri ganda dari organisasi koperasi, yang berarti bahwa koperasi itu mengandung unsur ekonomi dan unsur sosial, dalam kenyataannya sebagaimana yang dilihat sekarang ini, pengelolaan unsur sosial yang terkandung dalam organisasi koperasi ini memang lebih banyak merupakan wewenang dari pengurus dari pada sebagai wewenang dari manajer, seperti dalam masalah yang menyangkut pembinaan anggota. Hal ini memberikan kesan bahwa seolah-olah dalam tubuh koperasi terdapat 2 bidang yang bisa dikelola secara terpisah, yaitu bidang yang mencakup pengelolaan organisasi dan bidang yang mencakup pengelolaan usaha koperasi. Namun, dewasa ini masih banyak ditemukan koperasi-koperasi di Indonesia, dimana pengelolaan organisasi dan usahanya cukup ditangani oleh pengurus saja, terutama pada koperasi skala operasinya kecil. Namun, secara lambat laun kini sudah mulai terlihat adanya koperasi- koperasi dimana pengurus sudah melimpahkan sebagian wewenangnya kepada manajer, terutama pada tingkat sekundernya. Meskipun demikian, pengelola bertanggung jawab kepada pengurus dan bahwa dengan pemberian wewenang 66 Ibid, hlm 157 Universitas Sumatera Utara pngelolaan usaha oleh pengurus kepada pengelola tersebut tidaklah berarti bahwa pelimpahan wewenang tersebut akan mengurangi tanggung jawab pengurus. 67

D. Tanggung Jawab Pengelola Koperasi