G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang
dapat digambarkan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini dimulai dengan mengemukakan apa yang menjadi latar
belakang penulisan skripsi dengan judul “Tanggung jawab pengurus koperasi terhadap kepailitan koperasi ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian”, permasalahan tanggung jawab pengurus terhadap kepailitan
koperasi , tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PENGELOLAAN
KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN.
Bab ini memberikan uraian mengenai pengertian koperasi sebagai badan hukum, organ dalam koperasi, pengelolaan koperasi,
tanggung jawab pengelola koperasi dalam pengelolaan koperasi
BAB III KEPAILITAN DALAM KOPERASI
Bab ini akan membahas mengenai syarat pailit dalam koperasi, prosedur permohonan pernyataan pailit, akibat hukum pernyataan
pailit koperasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN PENGURUS KOPERASI ATAS
PAILITNYA KOPERASI Bab ini berisi bentuk pertanggungjawaban pengurus koperasi atas
pailitnya koperasi, akibat tidak dilaksanakannya pertanggungjawaban pengurus koperasi dalam penyelesaian pailit.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian bab-bab seluruhnya yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan
uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGATURAN HUKUM TENTANG PENGELOLAAN KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 Jo. UNDANG-
UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
A. Pengertian Koperasi Sebagai Badan Hukum
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
Koperasi. Defenisi tersebut menjelaskan bahwa koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh orang perseorang dimana koperasi juga bagian dari badan
usaha yang bersifat lebih mengikat dan mempunyai sanksi yang tegas apabila terjadi pelanggaran sehingga koperasi juga dapat dipersamakan dengan badan
usaha lainnya. Di Indonesia koperasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Jo. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
21
Membicarakan mengenai badan hukum sebenarnya perlu terlebih dahulu untuk mengerti apa yang dimaksud dengan badan hukum tersebut, dalam
pergaulan hukum, manusia bukanlah satu-satunya pendukung hak dan kewajiban. Selain manusia adalagi suatu subyek hukum lain yang pergaulan hukum dapat
melakukan tindakan hukum serta mempunyai hak dan kewajiban dan mempunyai harta kekayaan sendiri. Dapat kita lihat dalam bidang hukum sebagai suatu realita,
walaupun tidak berwujud manusia yaitu apa yang dinamakan badan hukum.
22
2121
Syamsul Arifin dkk Op.Cit hlm 59
22
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana halnya subjek hukum manusia, badan hukum inipun dapat mempunyai hak-hak dan kewajiban, serta dapat pula mengadakan hubungan-
hubungan hukum baik antara badan hukum yang satu dengan badan hukum yang lain maupun antara badan hukum dengan manusia. Oleh sebab itu, badan hukum
dapat mengadakan jual-beli, tukar-menukar, sewa menyewa dan segala macam perbuatan di lapangan harta kekayaan. Dengan demikian, badan hukum ini adalah
pendukung hak dan kewajiban yang tidak berjiwa sebagai lawan pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa yakni manusia.
23
Sri Soedewi Maschun Sofwan mengatakan manusia adalah badan pribadi itu adalah manusia tunggal. Selain dari manusia tunggal, dapat juga oleh hukum
diberikan kedudukan sebagai badan pribadi kepada wujud lain disebut badan hukum yaitu kumpulan dari orang-orang bersama-sama mendirikan suatu badan
perhimpunan dan kumpulan harta kekayaan, yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu yayasan.
24
Kedua-duanya merupakan badan hukum. Menurut Utrecht badan hukum rechtpersoon yaitu badan yang menurut hukum berkuasa
berwenang menjadi pendukung hak yang tidak berjiwa atau lebih tepat yang bukan manusia. Badan hukum sebagai gejala kemasyarakatan adalah suatu gejala
riil, merupakan fakta yang benar-benar dalam pergaulan hukum biarpun tidak berwujud manusia atau benda yang dibuat dari besi, kayu dan sebagainya.
25
Menurut Wirjono Prodjodikoro mengemukakan pengertian suatu badan hukum yaitu badan yang disamping manusia perseorangan juga dianggap dapat
23
Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni Bandung, Bandung, 1989 hlm 55
24
http:www.jurnalhukum.compengertian-badan-hukum diakses pada tanggal 23 Februari 2014 pada pukul 18.00 wib
25
Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis: Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Graha ilmu, Yogyakarta, 2009 hlm 124
Universitas Sumatera Utara
bertindak dalam hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban dan perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain.
26
Dari pendapat- pendapat diatas dapatlah disimpulkan tentang pengertian badan hukum sebagai
subjek hukum itu mencakup hal berikut, yaitu :
27
1. Perkumpulan orang atau organisasi;
2. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan
hukum; 3.
Mempunyai harta kekayaan sendiri; 4.
Mempunyai pengurus; 5.
Mempunyai hak dan kewajiban 6.
Dapat digugat atau menggugat didepan pengadilan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang mempunyai anggota-anggota,
semuanya itu dapat kita lihat dalam pergaulan masyarakat dewasa ini, dinamakan subyek hukum dapat melakukan perbuatan hukum misalnya membeli rumah,
mengadakan perjanjian-perjanjian dan lain-lainnya. Tidak perlu semua anggota- anggota ikut serta melakukan hal itu. Jika subyek hukum ini atau yang disebut
badan hukum ditunjuk dan ditugaskan sebagai badan penyalur untuk melakukan distribusi barang sandang pangan misalnya tekstil, beras, maka rakyat yang
membeli dengan harga murah itu merasakan betul-betul akibat hukumnya dari perhubungan hukum antara mereka dengan badan hukum yang bertugas
melakukan distribusi itu. Perbuatan badan hukum dirasakan oleh mereka manfaatnya, dimana mereka betul-betul menerima dan menjadi pemilik baru dari
tekstil dan beras akibat penyerahan tersebut. Oleh sebab itu, mereka menerima
26
Chaidir Ali, Badan Hukum, Alumni Bandung, Bandung, 1999 hlm 86
27
Ibid
Universitas Sumatera Utara
barang-barang tadi bukan dari anggota-anggota badan itu, bukan dari manusia naturlijk persoon tetapi dari badan hukum itu sendiri.
28
Sama halnya dengan Perseroan Terbatas, koperasi yang berstatus sebagai badan hukum adalah merupakan subjek hukum, sehingga merupakan sebuah
organisasi yang berdiri sendiri yang dapat mempunyai hak dan kewajiban dimata hukum. Pembentukan sebuah koperasi yang berstatus badan hukum adalah
merupakan subjek hukum dan mempunyai kedudukan yang disamakan dengan persoonrecht. Perolehan status badan hukum tersebut tergantung dari ketentuan
hukum yang dibuat untuk mengatur prosedurnya, kapan dan apa syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhinya.
29
Pada Pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa akta pendirian koperasi memuat anggaran dasar dan keterangan yang berkaitan dengan pendirian koperasi. Lebih
jelas dalam ayat 4 menyebutkan permohonan akta pendirian koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan secara tertulis oleh para pendiri
secara bersama-sama atau kuasanya kepada menteri untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum. Pada ayat 5 ditegaskan ketentuan mengenai
Berdasarkan Pasal 13 ayat 1 UU Koperasi menyebutkan koperasi memperoleh sebagai badan hukum setelah akta pendirian koperasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1 disahkan oleh menteri. Pada ayat 2 disebutkan bahwa pengesahan koperasi sebagai badan hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 diberikan dalam waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
28
Syamsul Arifin, Op.Cit hlm 61
29
Andjar Pachta W dkk, Hukum Koperasi Indonesia Pemahaman, Pendirian dan Modal Usaha, Kencana, Jakarta, 2005 hlm 77
Universitas Sumatera Utara
tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan koperasi sebagai badan hukum sebagimana dimaksud pada ayat 4 diatur dalam peraturan menteri.
Sebagai pelaksanaan dari ketentuan tersebut telah dibuat Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Pada bab IV Pasal 10
Peraturan Menteri ini menegaskan bahwa 1 Koperasi memperoleh status badan hukum setelah mendapat pengesahan oleh Menteri atau Pejabat yang berwenang;
2 Nomor dan tanggal surat keputusan pengesahan akta pendirian koperasi merupakan nomor dan tanggal perolehan status badan hukum koperasi; 3 Nomor
status badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-kuranya mencantumkan kode dengan huruf “BH” dan kode daerah yang bersangkutan.
30
Koperasi diakui sebagi badan hukum adalah suatu badan yang ada karena hukum dan memang diperlukan keberadaannya sehingga disebut legal entity. Oleh
karena itu maka disebut antificial person rechts person. Sebagaimana halnya dengan pendirian suatu badan hukum, maka pendirian suatu koperasi tidak dapat
digolongkan pada suatu perjanjian obligatoir yang dimana pihak-pihak sepakat mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak lain,
tetapi merupakan tindakan hukum berganda berdasarkan pada aturan hukumnya sendiri serta formil sifatnya. Suatu koperasi mempunyai kedudukan sebagai badan
hukum, maka akta pendirian termasuk didalamnya anggaran dasarnya perlu disahkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pengesahan
30
Budi Untung, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia, Andi , Jakarta, 2004 hlm 31
Universitas Sumatera Utara
tersebut para pendirinya mengajukan permintaan tertulis disertai dengan akta pendirian koperasi.
31
Menurut doktrin pengakuan sebagai badan hukum pada umumnya berlaku extunct yang berarti segala tindakan hukum yang dilakukan atas nama badan
hukum tersebut sebelum pengakuan sebagai badan hukum beralih kepada badan hukum tersebut kecuali undang-undang menentukan lain.
32
Suatu koperasi setelah disahkan oleh pemerintah adalah badan hukum, maka segala hak dan kewajiban
serta perikatan atas nama koperasi yang diperoleh atau dibuat sebelum tanggal resmi diakui sebagi badan hukum seketika itu beralih kepada koperasi.
33
Suatu koperasi yang sudah merupakan suatu badan hukum, maka dia juga berpredikat sebagai subjek hukum, karena hukum telah mengatakan demikian;
karena itu ia dapat bertindak dan berwenang untuk melakukan perikatan atau tindakan hukum lainnya sebagaimana layaknya orang pribadi atau badan hukum
pribadi dan dapat pula dituntut atau dikenakan sanksi dan hukuman. Oleh sebab itu, bagi orang perorangan atau badan hukum lainnya yang hendak membuat
hubungan hukum dengan badan usaha koperasi tersebut menjadi jelas untuk mendudukkan posisinya atau kepentingan dalam berhubungan dengan badan
usaha koperasi tersebut. Namun, demikian sangat baik dan menjadi lebih tegas jika dalam ketentuan perundang-undangan tentang koperasi berisi ketentuan yang
mengatur mengenai prinsip-prinsip umum hukum perusahaan dalam koperasi sebagaimana yang terdapat didalam ketentuan perundang-undangan Perseroan
Terbatas; seperti mengenai tingkat dan bentuk tanggung jawab dari para pendiri,
31
Ibid
32
Ibid., hlm 32
33
Herlien Budiono, perkoperasian di Indonesia, Paper, hlm 6
Universitas Sumatera Utara
para anggota, para pengurus dan para manajer dari suatu koperasi dalam kaitan dengan status badan usaha koperasi sebagai suatu badan hukum.
34
B. Organ Dalam Koperasi