BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan meningkatkan
pembangunan serta
perekonomian nasional.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, koperasi diatur oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1965 tentang Perkoperasian. Setelah itu, terjadi beberapa peraturan mengenai koperasi tersebut mengalami beberapa pergantian, mulai dari dihapusnya undang-
undang tersebut dan digantikan oleh Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, kemudian oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian dan yang paling terbaru adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasianselanjutnya disebut dengan UU
Koperasi. Pergantian undang-undang perkoperasian Indonesia yang dilakukan dari masa ke masa tersebut semata-mata dilakukan dalam rangka meningkatkan
dan mengembangkan peranan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia.
1
Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian digantikan oleh Undang – Undang No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
dengan tujuan untuk membangkitkan peran koperasi sebagai wadah perjuangan
11
http:www.academia.edu4334746PENGATURAN_DALAM_UNDANG_UNDANG _NOMOR_17_TAHUN_2012_TENTANG_PERKOPERASIAN_YANG_MEMILIKI_KESAMA
AN_DENGAN_PENGATURAN_PADA_UNDANG_UNDANG_NO diakses pada tanggal 9 februari 2014 pada pukul 21.00 wib
Universitas Sumatera Utara
ekonomi rakyat dan mengembalikan koperasi pada landasan-landasan asas-asas dan sendi-sendi koperasi yang murni. Perbaikan dan pengembangan pada undang-
undang perkoperasian terus dilakukan dalam rangka peningkatan perekonomian rakyat melalui peran koperasi. Hal tersebut juga dilakukan dengan memegang
teguh prinsip-prinsip koperasi yang murni dan menjaganya agar tetap ada dan menjiwai seluruh koperasi yang didirikan di Indonesia. Akhirnya pada tahun
2012, diterbitkanlah undang-undang perkoperasian terbaru yang dianggap akan membawa perubahan terhadap koperasi itu sendiri. Undang-Undang No. 17
Tahun 2012 mengenai Perkoperasian ini membawa banyak konsep-konsep baru yang ditujukan dalam rangka mengembangkan koperasi dan menyesuaikannya
dengan keadaan perekonomian global. Undang-Undang ini diamanatkan untuk membawa koperasi ke arah yang lebih baik lagi.
2
Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerja sama ini diadakan orang karena adanya kesamaan jenis
kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan yang bertalian dengan perusahaan ataupun
rumah tangga mereka. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerjasama Undang-Undang koperasi dan perubahan perubahan dari undang-undang
ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pihak baik kepada pihak organ koperasi maupun kepada masyarakat luas . Undang-Undang ini juga diharapkan
dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum seputar koperasi.
2
Ibid
Universitas Sumatera Utara
yang akan berlangsung terus, oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerja sama itu.
3
Pada umumnya tujuan koperasi merupakan untuk mensejahterakan anggotanya. Selain itu, koperasi juga merupakan sebuah badan usaha dimana
sebuah badan usaha mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan sebesar- besarnya. Oleh sebab itu, untuk dapat mensejahterakan para anggotanya, koperasi
sebagai badan usaha harus bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya melalui usaha yang dilakukan bersama.
4
Hal ini didukung oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah koperasi seperti halnya kegiatan dalam
memproduksi barang-barang, simpan pinjam, jual beli produk yang mana pada umumnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan koperasi ini bertujuan untuk
kesejahteraan dan kepentingan bersama para anggota koperasi tersebut agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan.
5
Koperasi sebagai badan usaha memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Koperasi diberikan peranan dan ruang
gerak yang luas untuk melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Terkait dengan hubungan itu koperasi juga digunakan sebagai salah satu wadah utama
untuk membina kemampuan golongan ekonomi lemah.
6
3
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Rineka Cipta, 2007, hlm 1
Seperti menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dijelaskan, bahwa fungsi dan peran
koperasi sebagai berikut :
4
http:uiita.wordpress.com20131117tujuan-dan-fungsi-koperasi diakses pada tanggal 14 februari 2014 pada pukul 20.00
5 5
Syamsul Arifin dkk , Diktat Kuliah Universitas Medan Area , Hukum dan Koperasi , Fakultas Hukum Universitas Medan Area , 1985, hlm 1
6
Ibid
Universitas Sumatera Utara
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi sosialnya; b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat; c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuasaan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya; d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Seperti halnya bentuk badan usaha lainnya, koperasi sebagai badan hukum untuk menjalankan kegiatan usaha dan untuk mencapai segala tujuan dari badan
usahanya koperasi memerlukan modal, yang terbagi seluruhnya atas setoran pokok, sertifikat modal koperasi, hibah, modal penyertaan, modal pinjaman yang
berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, pemerintah dan sumber lain yang
sah yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar danatau ketentuan peraturan perundang-undangan.
7
Sebuah koperasi mendapatkan status sebagai badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri yaitu Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah. Pengesahan koperasi sebagai badan hukum ini diberikan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima, dan
7
Muhammad Khairi, Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Pengurus Dalam Hal Terjadinya Pembubaran Koperasi, Skripsi, Ilmu Hukum, USU , 2010 hlm 4
Universitas Sumatera Utara
apabila Menteri tidak tidak melakukan pengesahan dalam jangka waktu yang telah ditentukan maka akta pendirian koperasi dianggap sah.
8
Perjalanan pengelolaan koperasi dalam prakteknya tidak selalu membawa koperasi ke arah yang lebih
baik. Bahkan terkadang ada koperasi yang harus menanggung kerugian secara terus menerus sehingga berujung pada pembubaran koperasi.
9
Pengaruh gejolak moneter yang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, telah menimbulkan kesulitan yang
sangat besar terhadap perekonomian nasional, terutama kemampuan dunia usaha dalam mengembangkan usahanya dan bahkan untuk mempertahankan
kelangsungan kegiatan usahanya. Lebih jauh lagi, gejolak tersebut juga telah memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan dunia usaha, untuk
memenuhi kewajiban pembayaran mereka kepada kreditor. Keadaan ini pada gilirannya telah melahirkan akibat yang berantai dan apabila tidak segera
diselesaikan, akan menimbulkan dampak yang lebih luas lagi. Tidak hanya dalam kelangsungan usaha dan segi segi ekonomi pada umumnya, tetapi juga terhadap
masalah ketenagakerjaan dan aspek-aspek sosial lainnya, yang lebih jauh perlu diselesaikan secara adil, dalam arti memperhatikan kepentingan koperasi sebagai
debitor ataupun kepentingan kreditor secara seimbang, yang penyelesaiannya harus dilakukan secara cepat dan efektif.
10
Apabila koperasi berada dalam keadaan merugi dan tidak dapat membayar utang-utangnya, ada 2 jalan yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah
8
Ibid
9
Ibid
10
Harian Umum Suara Merdeka,Pengumuman Kepailitan Koperasi Sumber Artha Mandiri, Tanggal 4 April 2008, hal. 5
Universitas Sumatera Utara
tersebut, yaitu dengan keputusan rapat anggota atau keputusan pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi Oleh Pemerintah, dapat juga dibubarkan melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang selanjutnya disebut dengan UUK dan PKPU.
11
Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk melakukan pembayaran terhadap utang-utang dari pada kreditornya. Keadaan
tidak mampu membayar lazimnya disebabkan karena kesulitan kondisi keuangan financial distress dari usaha debitor yang telah mengalami kemunduran.
Kepailitan merupakan putusan pengadilan yang mengakibatkan sita umum atas seluruh kekayaan debitor pailit, baik yang telah ada maupun yang akan ada
dikemudian hari. Pengurusan dan pemberesan kepailitan dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan hakim pengawas dengan tujuan utama menggunakan hasil
penjualan harta kekayaan tersebut untuk membayar seluruh utang debitor pailit tersebut secara proporsional prorate parte dan sesuai dengan struktur kreditor.
12
Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU, dijelaskan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu
utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonan sendiri maupun atas permohonan satu atau
lebih kreditornya. Kepailitan koperasi sebagai badan hukum dalam menjalankan kegiatannya tidak tertutup kemungkinan untuk terkait dengan utang piutang dalam
11
Kristiani, Kajian Yuridis Atas Putusan Kepailitan Koperasi Di Indonesia Studi Kasus Putusan Nomor: 01Pailit2008 Pengadilan Niaga Semarang, Tesis, Ilmu Kenotariatan,
Pascasarjana, UNDIP, 2008, hlm 16
12
M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, Kencana Prenada Media Group , 2007 hlm 1
Universitas Sumatera Utara
menjalankannya. Koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum dapat melakukan kegiatan ini, hal ini terkait dengan sumber modal dari koperasi itu
sendiri yaitu yang berasal dari modal pinjaman sehingga tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya kepailitan terhadap suatu koperasi.
13
Tujuan utama kepailitan adalah untuk melakukan pembagian antara para kreditor atas kekayaan debitor oleh kurator. Kepailitan dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya sitaan terpisah atau eksekusi terpisah oleh kreditor dan menggantikannya dengan mengadakan sitaan bersama sehingga kekayaan debitor
dapat dibagikan kepada semua kreditor sesuai dengan hak masing-masing.
14
Lembaga kepailitan pada dasarnya merupakan suatu lembaga yang memberikan suatu solusi terhadap para pihak apabila debitor dalam keadaan
berhenti membayar atau tidak mampu membayar. Lembaga kepailitan pada dasarnya memiliki 2 fungsi sekaligus, yaitu :
15
1. Kepailitan sebagai lembaga pemberi jaminan kepada kreditor bahwa debitor
tidak akan berbuat curang, dan tetap bertanggung jawab terhadap semua hutang-hutangnya kepada semua kreditor.
2. Kepailitan sebagai lembaga yang juga memberi perlindungan kepada debitor
terhadap kemungkinan eksekusi massal oleh kreditor-kreditornya. Oleh karena itu, keberadaan ketentuan tentang kepailitan baik sebagai suatu
lembaga atau sebagai suatu upaya hukum khusus merupakan satu rangkaian
13
http:edhyriyono.wordpress.comgalerikepailitan diakses pada tanggal 18 februari 2014 pada pukul 14.00 wib
14
Ibid
15
Ibid
Universitas Sumatera Utara
konsep yang taat asas sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata.
Kepailitan merupakan suatu jalan keluar yang bersifat komersial untuk keluar dari persoalan utang piutang yang menghimpit seorang debitor tersebut
sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membayar utang-utang tersebut kepada para kreditornya. Oleh sebab itu, bila keadaan ketidakmampuan untuk
membayar kewajiban yang telah jatuh tempo tersebut disadari oleh debitor, maka langkah untuk mengajukan permohonan penetapan status pailit terhadap dirinya
voluntary petition for self bankruptcy menjadi suatu langkah yang memungkinkan, atau penetapan status pailit oleh pengadilan terhadap debitor
tersebut bila kemudian ditemukan bukti bahwa debitor tersebut memang telah tidak mampu lagi membayar utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Lembaga kepailitan ini diharapkan berfungsi sebagai lembaga alternatif untuk penyelesaian kewajiban-kewajiban debitor terhadap kreditor secara lebih efektif,
efisien dan proporsional.
16
Dalam kedudukan koperasi ini sebagai badan hukum mempunyai suatu ciri-ciri tersendiri, jika dibandingkan dengan badan usaha lain yang juga
mempunyai status sebagai badan hukum. Hal yang demikian itu dapat dilihat antara lain pada pertanggung jawaban para anggota, Seperti misalnya koperasi
mengalami kerugian, maka setelah dibayarkan seluruh harta kekayaan dari koperasi tersebut ternyata tagihan dari pihak ketiga belum terlunasi seluruhnya.
Oleh sebab itu masing-masing anggota koperasi secara secara tanggung renteng
16
M. Hadi Shubhan, Op.Cit hlm 2
Universitas Sumatera Utara
melunasi hutang terhadap pihak ketiga tersebut. Bahkan anggota koperasi yang telah keluar tetapi belum lewat bulan turut menanggung kerugian tersebut.
17
Merujuk pada pertanggung jawaban yang diemban kepada organ koperasi sebagaimana telah disebutkan di atas, maka jelas bahwa selaku salah satu bagian
dari organ dalam lembaga koperasi, pengurus memiliki tanggung jawab sangat besar dalam operasionalisasi koperasi, terlebih-lebih apabila terjadi pembubaran
terhadap koperasi yang disebabkan karena terjadinya kepailitan terhadap koperasi. Tanggung jawab pengurus ini akan menjadi bahasan utama penulisan skripsi ini
yang berjudul “Tanggung Jawab Pengurus Koperasi Terhadap Kepailitan Koperasi Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang
Perkoperasian”.
18
B. Rumusan Masalah