31
B. Hakikat Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathematike, yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Yang berasal dari kata mathema yang berarti pengetahuan
atau ilmu knowledge, science. Matematika adalah suatu ilmu untuk
mengembangkan cara berpikir dan merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang teroganisir secara sistematik. Sama halnya dengan ilmu yang lain, matematika juga
memiliki aspek terapan atau praktik. Matematika memiliki peranan penting sebagai wadah peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
analitis, evaluatif, dan argumentatif. Matematika sebagai ilmu pengetahuan atau ilmu tentang struktur-struktur dan
hubungannya-hubungannya, tentu memerlukan simbol-simbol yang tentunya penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang tetap. Courant dan
Robbin menyatakan bahwa untuk dapat mengetahui apa matematika itu sebenarnya, seseorang harus mempelajari sendiri ilmu matematika itu, yaitu dengan mempelajari,
mengkaji, dan mengerjakannya. Adapun hakikat matematika, yaitu: a. Matematika sebagai ilmu deduktif
b. Matematika sebagai ilmu terstruktur c. Matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu.
Proses pembelajaran matematika di mana peserta didik dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan
32 yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Melalui pengamatan terhadap contoh-
contoh dan bukan contoh diharapkan peserta didik mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, peserta didik dilatih untuk membuat
perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus. Di dalam proses
penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Erman Suherman menjelaskan fungsi dalam pembelajaran matematika, antara
lain: a. Sebagai alat untuk memahami dan menyampaikan informasi, misalnya
menggunakan tabel-tabel atau model-model
matematika untuk menyederhanakan soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika.
b. Sebagai upaya pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu.
c. Sebagai ilmu pengetahuan, dimana matematika senantiasa mencari kebenaran dan mencoba mengembangkan penemuan-penemuan dengan mengikuti tata
cara yang tepat.
7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat matematika dapat diartikan matematika sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur dan suatu
ilmu untuk mengembangkan cara berpikir, sebagai cabang ilmu pengetahuan eksak yang
teroganisir secara sistematik yang tentunya memerlukan simbol-simbol yang penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang tetap.
7
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Jakarta: UPI Press, 2003, h. 56-57.
33
C. Pembelajaran Model Kumon 1. Pengertian Model Kumon