METODE BRAINSTORMING DAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

BRAINSTORMING METHOD AND DISCUSSION METHOD TO

INCREASING SOCIAL SKILL BY STUDENTS LEARNING ENVIRONMENT AT ECONOMIC SUBJECT GRADE XI SOSIAL STUDIES

AT SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

BY

DIAN RAMAHWATI

The objectives of the research is to know differenciate increasing social skill with concerned to the students learning environment among students interaction and between students’- teacher interaction that teaching learning uses brainstorming method and discussion. This research use quasi experiment with factorial design. The sample of the research were all the students of grade XI sosial studies at SMA Persada Bandar Lampung in year 2014/2015. There were 48 students. There were 48 students. The interpretation sampling is probability sampling use cluster random sampling. The colects data use documentation, interviews, and social skill observation sheets. The first and sixth hypothesis testing is using two way variants while for second, third, fourth, fifth, an seventh is using t-test. The result of the research showed that there are differenciates increasing in social skills by observing the students learning environment seen from the students interaction among the students and between students and teacher who using brainstorming method and discussion.


(2)

METODEBRAINSTORMINGDAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

Oleh

DIAN RAMAHWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan peningkatan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dari interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guruyang pembelajarannnya menggunakan metode

brainstorming dan diskusi.Metodepenelitianmenerapkaneksperimensemu (quasi eksperimen) dengan desain faktorial.Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 48 siswa.Teknik pengambilan sampel yaitu

probability sampling dengan menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, dan lembar pengamatan keterampilan sosial. Pengujian hipotesis pertama dan keenam menggunakan analisis varian dua jalan sedangkan untuk hipotesis kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh menggunakan t-test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dari interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guru yang pembelajarannnya menggunakan metodebrainstormingdan diskusi.


(3)

METODEBRAINSTORMINGDAN DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

Oleh

DIAN RAMAHWATI Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

IPS DI S

FAKULTAS

I SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

(Tesis)

Oleh

DIAN RAMAHWATI

AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. KerangkaPikirPenelitian... 95 2. Peningkatan Keterampilan Sosial di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 230


(6)

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 9

1.3.Pembatasan Masalah... 10

1.4.Rumusan Masalah ... 10

1.5.Tujuan Penelitian... 11

1.6.Manfaat Penelitian ... 13

1.7.Ruang Lingkup Penelitian ... 14

2. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS . 19 2.1.Tinjauan Pustaka ... 19

2.1.1. Teori-Teori Belajar ... 19

2.1.2. PendekatanScientific... 32

2.1.3. Keterampilan Sosial... 34

2.1.4. Lingkungan Belajar Siswa... 48

2.1.5. Teori Vygotsky tentang Pengaruh Lingkungan Sosial Siswa terhadap kemampuan kognitif ... 54

2.1.6. MetodeBrainstormingdalam Pembelajaran ... 59

2.1.7. Metode Diskusi... 71

2.1.8. Metodebrainstormingdan metode diskusi dapat meningkatkan keterampilan sosial ... 78

2.1.9. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 82

2.1.10. Pembelajaran Ekonomi di Tingkat SMA/MA ... 87


(7)

Halaman

2.3.Hipotesis ... 96

2.4.Penelitian yang relevan ... 97

3. METODE PENELITIAN... 100

3.1. Metode Penelitian ... 100

3.2. Desain Penelitian ... 101

3.3. Prosedur Penelitian ... 106

3.4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 109

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... 109

3.5.1. Populasi Penelitian ... 109

3.5.2. Sampel Penelitian ... 110

3.6. Variabel Penelitian... 110

3.7. Definisi Operasional Variabel... 112

3.8. Teknik Pengumpulan Data... 126

3.9. Uji Persyaratan Instrumen... 127

3.9.1. Uji Validitas Instrument ... 127

3.9.2. Uji Reliabilitias Instrument ... 128

3.10. Uji Persyaratan Analisis Data ... 129

3.10.1. Uji Normalitas... 129

3.10.2. Uji Homogenitas ... 130

3.11. Teknik Analisa Data ... 131

3.11.1. T-Test Dua Sampel Independen... 131

3.11.2. Analisis Varians Dua Jalur... 132

3.12. Hipotesis Statistik ... 133

4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 137

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 137

4.1.1. Sejarah Berdirinya SMA Persada... 137

4.1.2. Visi dan Misi SMA Persada... 138

4.2. Situasi dan Konsidi SMA Persada... 139

4.3. Jumlah Siswa SMA Persada ... 144

4.4. Pelaksanaan Penelitian ... 144


(8)

4.6. Hasil Penelitian ... 154

a. Identitas Siswa Kelas XI SMA Persada... 154

b. Kondisi Pelaksanaan Pembelajaran ... 155

c. Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa ... 166

d. Perbandingan Peningkatan Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 229

4.7. Pengujian Hipotesis ... 231

4.8. Pembahasan Hasil Penelitian... 245

4.9. Temuan Penelitian ... 292

4.10. Keterbatasan Peneliti ... 306

5. KESIMPULAN DAN SARAN... 308

5.1. Kesimpulan... 308

5.2. Saran ... 312

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Metode

Brainstorming(XI IPS 1) ... 320

2. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Metode Diskusi (XI IPS 2)... 321

3. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen Menggunakan MetodeBrainstorming(XI IPS 1) ... 322

4. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Kontrol Menggunakan Metode Diskusi (XI IPS 2) ... 323

5. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial dengan Menggunakan MetodeBrainstorming ... 324

6. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial dengan Menggunakan Metode Diskusi ... 328

7. Lembar Pengamatan Lingkungan Belajar Siswa Dilihat Dari Interaksi Siswa dengan Siswa dan Interaksi Siswa dengan guru... 332

8. Silabus ... 334

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 335

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 348

11. Panduan Penerapan Metode Diskusi ... 361

12. Panduan Penerapan MetodeBrainstorming ... 370

13. Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara dengan Guru Mengenai Metode Pembelajaran yang Digunakan Di Kelas ... 379

14. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Siswa Untuk Kategori Baik Pada Kelas Eksperimen ... 382

15. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Siswa Untuk Kategori Kurang Baik Pada Kelas Eksperimen... 382


(10)

Untuk Kategori Baik Pada Kelas Eksperimen ... 383 17. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Guru

Untuk Kategori Kurang Baik Pada Kelas Eksperimen... 383 18. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Siswa

Untuk Kategori Baik Pada Kelas Kontrol ... 384 19. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Siswa

Untuk Kategori Kurang Baik Pada Kelas Kontrol ... 384 20. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Guru

Untuk Kategori Baik Pada Kelas Kontrol ... 385 21. Daftar Nama siswa yang Memiliki Interaksi Siswa dengan Guru

Untuk Kategori Kurang Baik Pada Kelas Kontrol ... 385 22. Hasil Uji Coba Lembar Pengamatan Tentang Lingkungan Belajar ... 386 23. Pengamatan Pertama Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan

MetodeBrainstormingKelas XI IPS 1 ... 387 24. Pengamatan Kedua Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan

MetodeBrainstormingKelas XI IPS 1 ... 389 25. Pengamatan Ketiga Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan

MetodeBrainstormingKelas XI IPS 1 ... 391 26. Pengamatan Pertama Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan

Metode Diskusi Kelas XI IPS 2 ... 393 27. Pengamatan Kedua Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan

Metode Diskusi Kelas XI IPS 2 ... 395 28. Pengamatan Ketiga Keterampilan Sosial Siswa dengan Menggunakan

Metode Diskusi Kelas XI IPS 2 ... 397 29. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen

Pada Pengamatan Pertama... 399 30. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen

Pada Pengamatan Kedua ... 401 31. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen

Pada Pengamatan Ketiga ... 403 32. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Kontrol

Pada Pengamatan Pertama... 405 33. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Kontrol

Pada Pengamatan Kedua ... 407 34. Analisa Kriteria Ketercapaian Keterampilan Sosial Kelas Kontrol


(11)

Halaman 35. Pengamatan Pertama Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas

Eksperimen ... 411

36. Pengamatan Kedua Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 412

37. Pengamatan Ketiga Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 413

38. Pengamatan Pertama Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 414

39. Pengamatan Kedua Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Kontrol... 415

40. Pengamatan Ketiga Tentang Lingkungan Belajar Siswa Kelas Kontrol... 416

41. Uji Reliabilitas Instrument Keterampilan Sosial ... 417

42. Uji Validitas Instrument Keterampilan Sosial... 418

43..Uji Validitas Instrument Lingkungan Belajar Siswa... 424

44. Uji Reliabilitas Instrument Lingkungan Belajar Siswa ... 425

45. Uji Normalitas Keterampilan Sosial Siswa ... 426

46. Uji Homogenitas Keterampilan Sosial Siswa ... 426

47. Anova Dua Jalur ... 427

48. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Siswa Kategori Baik) ... 428

49. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Siswa Kategori Kurang Baik) ... 429

50. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Guru Kategori Baik) ... 430

51. T-Test (IPS 1 dan IPS 2 Interaksi Siswa dengan Guru Kategori Kurang Baik) ... 431

52. T-Test (Efektivitas Pembelajaran)... 432

53. Tabel Harga Kritis Distribusi F pada α = 5%... 433


(12)

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.HasilObservasiTentangKeterampilanSosial ... 5

2. Penjabaran Dimensi dan Indikator Keterampilan Sosial ... 37

3. KI dan KD Mata PelajaranEkonomiKelasXI DalamKurikulum 2013 ... 90

4. PemetaanKompetensiEkonomidanKeterkaitanPembelajaranEkonomi... 92

5. DesainEksperimen Penelitian Metode PembelajaranMetode BrainstormingdanMetodeDiskusiuntuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa... 102

6. DesainMetodeBrainstormingdanMetodeDiskusiuntuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa denganMemperhatikan Lingkungan Belajar Siswa... 103

7. JumlahSiswaKelas XI IPS SetiapKelas .... ... 109

8. Kriteria Reliabilitas Lembar Pengamatan... 129

9. Hasil Uji Normalitas... 130

10. RumusAnavaDuaJalur ... ... 132

11. Jumlah dan Jenis Ruangan SMA Persada... 140

12. Pembagian Jadwal Pembelajaran SMA Persada ... 143

13. Data Jumlah Siswa SMA Persada Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 144


(14)

16. Kategori Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen ... 147

17. Distribusi Frekuensi Keterampilan Sosial Kelas Kontrol... 148

18. Kategori Keterampilan Sosial Kelas Kontrol ... 149

19. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Siswa Kelas Eksperimen... 150

20. Kategori Interaksi Siswa dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 150

21. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Eksperimen ... 151

22. Kategori Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Eksperimen... 151

23. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Siswa Kelas Kontrol ... 152

24. Kategori Interaksi Siswa dengan Siswa Kontrol ... 153

25. Distribusi Frekuensi Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Kontrol... 154

26. Kategori Interaksi Siswa dengan Guru Kelas Kontrol ... 154

27. Indentitas Siswa Kelas XI IPS SMA Persada... 155

28. Dimensi Keterampilan Dasar Berinteraksi dengan Indikator Berbagi Informasi ... 169

29. Dimensi Keterampilan Berkomunikasi dengan Indikator Mendengar dan Berbicara Secara Bergiliran... 173

30. Dimensi Keterampilan Berkomunikasi dnegan Indikator Menyampaikan Pendapat ... 177

31. Dimensi Keterampilan Membangun Tim/Kelompok dengan Indikator Bekerja Sama... 181

32. Dimensi KeterampilanMembangun Tim/Kelompok dengan Indikator Saling Menolong ... 185

33. Dimensi Keterampilan Menyelesaikan Masalah dengan Indikator Menyelesaikan Masalah dengan Diskusi... 189

34. Dimensi Keterampilan Menyelesaikan Masalah dengan Indikator Respek Terhadap Pendapat yang Berbeda ... 193

35. Hasil Analisis Ketercapaian Dimensi dan Indikator Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Pengamatan Pertama ...197


(15)

Tabel Halaman 36. Hasil Analisis Ketercapaian Dimensi dan Indikator Keterampilan Sosial

dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Pada Pengamatan Kedua ... 208 37. Hasil Analisis Ketercapaian Dimensi dan Indikator Keterampilan Sosial

dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Pada Pengamatan Ketiga... 219 38. PeningkatanKeterampilan Sosial Siswa di Kelas Eksperimen dan Kelas


(16)

(17)

(18)

Berharaplahdengankebaikan, pasti kalian akanmendapatkannya (SabdaRasulullah Saw)

Sesungguhnyasesudahkesulitanituadakemudahanmakaapabilakamu telahselesai (darisesuatuurusan) kerjakanlahdengansungguh

sungguhurusan lain

(Al Insyirah:6-7)

Seseorangdengantujuan yang

jelasakanmembuatkemajuanwalaupunmelewatijalan yang sulit.Seseorang yang

tanpatujuan, tidakakanmembuatkemajuan walaupuniaberada di jalan yang mulus

(Thomas Carlyle)

Apabilakitatakutgagal, ituberartikitatelahmembatasi kemampuankita

(Henry Ford)

Biasakanlahuntukberpikirbahwasukseshanyatinggalselangkahlagida npastiakandiraih, niscayamasadepan yang cerah

akanada di depanAnda

(Andrew Carnegie) Kesabaran adalah obat terbaik dari segala kesulitan yang kita


(19)

(20)

DenganmenyebutNama ALLAH Yang

MahaPengasihLagiMahaPenyayangAlhamdulillah

Hirobbil alaminsebagaiungkapansyukur, terimakasih,

kupersembahkankaryasederhanakuiniuntuk

orang orang terkasihku;

AyahandadanIbundatercinta,

terimakasihuntukdukungannyadancintajugakasihsayangnya yang

tulusikhlasmembesarkandanmendidikkudengan

penuhkesabarandanperjuangan, dansenantiasamemberikandoanya

untukkeberhasilanku;

MbakYuniarti, S. Pd., yang

telahmemberikandoadanjugasemangatnyauntukkeberhasilanku;

Yang terhormatparapendidikku yang

telahikhlasmemberikanilmupengetahuankepadaku;

Semuasahabatku yang dengansenanghatidantulusikhlasmemberikandoa,

motivasi, dansemangatnya;

Seseorang yang kelak ALLAH pilihkanuntukmenjadiimamku;


(21)

(22)

Penulisdi 1990.P putrida Pendidikan formal ya

1. Taman Kanak 2. SekolahDasarN 3. SekolahLanjut

diselesaikanpa 4. SekolahMenen

diselesaikanpa Padatahun 2007 StudiPendidikanEkonom ruandanIlmuPendidika melaluijalurPenelusur (PKAB).Padasaatdudu ikemahasiswaan di H 2009 – 2010 sebaga

Students(ASSETS) ta

nulisdilahirkan di Bandar Lampung padata 1990.Penulismerupakananakkeduadariduabersaudar

idariBapakSupardidanIbuSumarni, S.Pd.Sd. yang telahdiselesaikanpenulisadalah:

ak-kanak Among Putra yang diselesaikanpadata sarNegeri 2 Surabaya yang diselesaikanpadatahun 2001 njutan Tingkat PertamaNegeri 12 Bandar

npadatahun 2004

nengahAtas YP Unila Bandar La padatahun 2007

2007 penulisterdaftarsebagaimahasiswa konomiJurusanPendidikanIlmuPengetahuanSosi

dikanUniversitas

usuranKemampuanAkademikdanBakat

dudukdibangkukuliahpenulispernahaktifdalamke di HimpunanMahasiswaPendidikanSosial (HIMA

gaistafdanus, OrganisasiAssosiation of Econom

) tahun 2007–2008 sebagaianggota di bidangp

tanggal 5 April udara,

datahun 1995 ahun 2001

Lampung yang

Lampung yang

di Program osialFakultasKegu

Lampung

kegiatanorganisas IMAPIS) periode

onomic Education


(23)

PadaTahun 2013 Penulisterdaftarsebagaimahasiswa Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.Penulisjugatelahbekerja di SMA Persada Bandar Lampung daritahun 2011 sampaidengansekarang.

Penulis,


(24)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,karena berkat karunia,rahmat dan hidayahnya tesis penelitian pengembangan ini berhasil diselesaikan.Tesis yang berjudulMetode Brainstormingdan Diskusi dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Persada Bandar Lampung” ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari terselesainya tesis ini atas karunia Allah SWT dan bantuan dari berbgai pihak baik langsung maupun tidak langsung.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan IPS dan selaku Pengujiyang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian tesis ini;


(25)

xii

4. Ibu Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini;

5. Ibu Dr. Pujiati, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini;

6. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Pengujiyang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian tesis ini;

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan IPS FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis;

8. Ibu Dra. Sutirah, M.M., selaku kepala sekolah, Ibu/Bapak guru, yang telah membantu mengumpulkan data penelitian dan staf pengajar SMA Persada Bandar Lampung;

9. Bapakdan Mamak tersayang, terimakasih atas semua yang telah diberikan untukku, doa, senyum, airmata, bahagia, kasih sayang, dan semua pengorbanan mu untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun. Semoga kelak Allah menyediakan jannahnya untuk Bapak dan Mamak. Amin Allahumma Amin;

10. Seluruhkeluarga,Kakak-kakakku Bambang Sujarwo, S.Pd, Yuniarti S.Pd,.Terima kasih atas dukungan, keceriaan dan pengorbanannya selama ini; 11. Rahman Maulana, S.Kep., yang selalu memberikan motivasi dan


(26)

12. Teman-temanMagister Pendidikan IPS angkatan 2013Ana, Arga, Devi, Panca, Royan, Mulat, Rahmat, dan semua angkatan 2013terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT; 13. Seluruh rekan-rekan Magister Pendidikan IPS,Serta kakak-kakak tingkatku

2011, 2012 dan adik-adik tingkatku 2014;

14. Anak-anak didikku di SMA Persada Bandar Lampung.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung,Juni2015 Penulis,


(27)

(28)

I. PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini akan membahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai butir-butir tujuan pendidikan tersebut perlu didahului oleh proses pendidikan yang memadai. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka semua aspek yang dapat mempengaruhi belajar siswa hendaknya dapat berpengaruh positif bagi diri siswa, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta terobosan baru terus diperkenalkan antara lain manajemen sekolah, peningkatan sumber daya tenaga kependidikan,


(29)

2 pengembangan materi ajar dan sebagainya, namun pada kenyataannya belum menampakkan hasil yang menggembirakan.Guru merupakan salah satu komponen utama yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pandangan modern tentang guru, yakni guru bukan hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai fasilitator dalam proses belajar. Dengan demikian guru seyogyanya menciptakan situasi dan kondisi yang tepat agar memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dengan mengarahkan segala sumber dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, yang meliputi pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang spesifik. Kemampuan guru dalam memilihmodel dan metode pembelajaran serta menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran turut mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran.

Paradigma baru dalam proses pembelajaran bukanlah mengajarkan mata pelajaran kepada para siswa tetapi mengajarkan kepada siswa tersebut bagaimana cara mereka mempelajari mata pelajaran secara efektif dan efisien. Seorang guru yang profesional tidak lagi berfikir “bagaimana mengajar” akan tetapi seorang guru yang profesional harus mengajarkan kepada siswanya konsep pendekatan “bagaimana cara belajar”.Melalui konsep ini seorang guru dituntut untuk mengajarkan strategi atau cara belajar yang efektif dan efisien kepada siswanya agar dapat mempelajarinya, mengeksplorasidan mengkaji sendiri setiap persoalan, kasus atau masalah yang diberikan oleh guru mereka di sekolah dengan mudah dan menyenangkan sesuai dengan potensi dan modalitas belajar mereka.


(30)

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS.Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (2) menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, (3) membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara, (4) membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.


(31)

4 Berdasarkan uraian tersebut maka seharusnya pembelajaran ekonomi di sekolah merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang disenangi, menantang dan mempunyai makna tersendiri bagi siswa. Namun selama ini sering terjadi di sekolah termasuk pada SMA PERSADA Bandar Lampung,pembelajaran ekonomi kurang dikemas dengan metode pembelajaran yang menarik, menantang dan menyenangkan, sehingga pembelajaran ekonomi cenderung membosankan dan pada akhirnya menyebabkan pembelajaran ekonomi menjadi tidak efektif. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti kepada guru dan beberapa siswa kelas XI IPS SMA PERSADA mengenai proses pembelajaran ekonomi pada bulan Januari 2014.

Sebagian besar siswa menyatakan bahwa 90,0 persen penyampaian materi yang dilakukan oleh guru belum bervariasi, dalam penyampaian materi guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru dan siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide dan gagasan yang mampu mereka kembangkan. Sedangkan hasil dari wawancara guru adalah sebagian guru kurang memahami mengenai variasi model dan metode pembelajaran, dan malas untuk mengkombinasi antara metode dan model pembelajaran.Disisi lain ada kecenderungan bahwa hasil belajar dalam aspek afektif khususnya keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran ekonomi juga masih tergolong rendah yang dipengaruhi oleh beberapa indikator yang dikemukakan Maryani (2011:18-20) seperti, kemampuan mengendalikan diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan menyampaikan pendapat/gagasan, kemampuan bertanggung jawab,kemampuan berkomunikasi, kemampuan


(32)

masyarakat.

Tabel 1.Hasil Observasi tentang KeterampilanSosialPada MataPelajaran EkonomiSiswadi Semester GanjilBulan Januari Tahun Pelajaran 2014/2015

No Dimensi Keterampilan Sosial Menurut Maryani (2011: 18-20) Indikator Keterampilan sosial Menurut Maryani (2011: 18-20) Persentase (%) Keterangan

1 Keterampilan dasar berinteraksi

Kemampuan berbagi informasi

20,8 Kurang Baik 2 Keterampilan

berkomunikasi

Kemampuan berbicara secara bergiliran

37,5 Kurang Baik Kemampuan

menyampaikan pendapat

25,0 Kurang Baik 3 Keterampilan

membangun tim/kelompok

Kemampuan bekerja sama

20,8 Kurang Baik Kemampuan saling

menolong

31,2 Kurang Baik 4 Keterampilan menyelesaikan masalah Kemampuan menyelesaikan masalah dengan berdiskusi

16,7 Kurang Baik

Kemampuanmeneri ma/respek terhadap pendapat orang lain

39,6 Kurang Baik

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa keterampilan sosial siswa tergolong kurang baik, hal ini dapat diketahui berdasarkan besarnya persentase indikator keterampilan sosial belum mencapai 50,0 persen. Hal ini berpedoman pada Suryabrata (2002:10) yang menyatakan bahwa kriteria keterampilan sosial terbagi menjadi tiga : (1) kriteria keterampilan sosial kurang baik ditunjukkan dengan skor persentase antara 0% - 40%, (2) kriteria keterampilan sosial cukup baik


(33)

6 ditunjukkan dengan skor persentase antara 41% - 70%, dan (3)kriteria keterampilan sosial baik ditunjukkan dengan skor persentase antara 71% - 100%. Mengetahui hal tersebut guru harus berusaha bagaimana caranya meningkatkan keterampilan sosial siswa. Peran guru dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa adalah memberikan contoh dan memberikan bimbingan kepada siswa agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi, selain itu juga untuk meningkatkan keterampilan sosial yang diselenggarakan dalam proses pembelajaran mungkin dapat dilakukan dengan meningkatkan frekuensi atau dengan mencobakan teknik-teknik pembelajaran dalam metode pembelajaran, diantaranya adalah metode

brainstormingdan metode diskusi. Hal ini senada dengan pendapat Maryani (2011:21) yang menyatakan bahwa “keterampilan sosial dapat dicapai melalui proses pembelajaran.Dalam menyampaikan materi guru mempergunakan berbagai metode misalnya bertanya, berdiskusi, bermain peran, investigasi, kerja kelompok, atau penugasan.Sumber pembelajaran dapat mempergunakan lingkungan sekitar”.Penyampaian materi dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dapat membantu siswa agar lebih mudah mengingat pesan yang disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan.

Metode brainstorming dan diskusi merupakan metode pembelajaran yang biasa digunakan pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Davidson dan Warsham (Isjoni, 2011:28), “pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan


(34)

keterampilan sosial yang bermuatan akademik”.Salah satu metode mengajar IPS yang dipandang efektif dalam proses belajar mengajar dewasa ini adalah metode

brainstorming, inquiry, discovery, dan problem solving (pemecahan masalah).

Sebenarnya metode ini sudah digunakan sejak dahulu, namun sering diabaikan. Pada umumnya guru-guru dalam mengajar masih menggunakan metode yang bersifat

instructur centered, yaitu guru memegang peran utama menentukan sepenuhnya

jalannya pelajaran. Gurulah yang lebih aktif menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan proses pembelajaran, seperti menentukan tujuan, isi, dan cara belajar. Siswa dalam keadaan pasif dan hanya menerima informasi dari guru, sehingga kegiatan siswa lebih banyak duduk, diam, mendengar, dan mencatat, untuk kemudian diingat atau diproduksi menjelang ulangan.Di dalam pengajaran IPS metode yang bersifat instructur centered nampaknya tidak cocok. IPS yang

bermaterikan masalah-masalah sosial sangat perlu menggunakan cara pendekatan yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif dapat menjadi wadah bagi siswa untuk dapat menyalurkan ide-ide dan pendapatnya tanpa ada rasa beban karena biasanya peserta didik memiliki rasa takut dan tidak percaya diri apabila mengemukakan pendapat kepada guru.Dalam pembelajaran kooperatif, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan sebagai penggerak siswa untuk menggali informasi dari berbagai sumber sehingga wawasan yang diperoleh bisa lebih luas. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan siswa untuk lebih mengerti kebaikan-kebaikan bekerja sama dalam kelompok. Sesuai dengan


(35)

8 pemaparan tersebut metodebrainstormingdan metode diskusi merupakan metode yang digunakan pada saat menerapkan pembelajaran kooperatif yang dapat membuka kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi dan berfikir kritis dalam kegiatan pembelajaran.

Metode brainstorming adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Secara singkat dapat diartikan sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak/berbagai ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Aqib, 2013: 118).Sedangkan metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu (Aqib, 2013: 107).

Hasil studi yang dilakukan Davis dan Forsythe (Mu’tadin, 2006: 67), terdapat delapan aspek yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial dalam kehidupan remaja, salah satu diantaranya adalah faktor lingkungan.Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan. Lingkungan merupakan suatu tempat dimana terjadi proses interaksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Lingkungan secara langsung mempengaruhi sikap, tingkah laku, dan kepribadian seseorang. Lingkungan dapat berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, demikian pula terhadap proses belajar anak didik.


(36)

lingkungan yang menimbulkan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi ini dapat terjadi perubahan tingkah laku pada individu, untuk itu lingkungan yang berada di sekitar kita dan yang mempengaruhi proses pembelajaran disebut lingkungan belajar. Lingkungan belajar tergolong dalam tiga aspek yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan belajar akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik, oleh sebab itu kondisi lingkungan belajar peserta didik harus diperhatikan oleh semua pihak agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan pemaparan tersebut hendak dikaji lebih lanjut tentang“ MetodeBrainstorming dan Diskusi Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial dengan Memperhatikan Lingkungan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di SMA PERSADABandar Lampung”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka diperoleh beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan, sebagai berikut.

1. Kurangnya pemahaman guru mengenai model dan metode pembelajaran. 2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

3. Kegiatan belajar masih berpusat pada guru.


(37)

10 5. Siswa masih kurang berani dan tidak percaya diri untuk mengemukakan

pendapat.

6. Keterampilan sosial siswa masih tergolong kurang baik. 1.3.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada efektivitas penerapan metode brainstorming dan metode diskusi dalam meningkatkan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA PERSADA Bandar Lampung.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswadalam pembelajaran ekonomi yang menggunakan metode

brainstorming dibandingkan dengan pembelajaran ekonomi yang menggunakan metode diskusi?

2. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan siswa berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi?

3. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan siswa berkategori kurang baik


(38)

mata pelajaran ekonomi?

4. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan guru berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi?

5. Apakah ada perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan guru berkategori kurang baik yang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi?

6. Apakah ada interaksi antara metode brainstorming dan diskusi terhadap keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi antar siswa dan interaksi antara siswa dengan guru yang berkategori baik dan kurang baik?

7. Apakah ada perbedaan efektivitas keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metodebrainstormingdan diskusi?

1.5.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui.

1. Perbedaan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran ekonomi yang menggunakan metode brainstorming dibandingkan dengan pembelajaran ekonomi yang menggunakan metode diskusi.


(39)

12 2. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan siswa berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.

3. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan siswa berkategori kurang baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.

4. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi siswa dengan guru berkategori baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.

5. Perbedaan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dari siswa dengan guru berkategori kurang baikyang pembelajarannya menggunakan metode brainstormingdan diskusi pada mata pelajaran ekonomi.

6. Interaksi antara metodebrainstormingdan diskusi terhadap keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa dilihat dariinteraksi antar siswa dan interaksi antara siswa dengan guru yang berkategori baik dan kurang baik.

7. Perbedaan efektivitas keterampilan sosial yang pembelajarannnya menggunakan metodebrainstormingdan diskusi.


(40)

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu dalam bidang pendidikan dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi peneliti pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

2. Secara praktis, penelitian ini berguna a. Bagi guru

1. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kerampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa khususnya untuk interaksi siswa ke arah yang lebih baik.

2. Sebagai bahan referensi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi agar hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dan aspek afektif dapat meningkat.

3. Sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki kualitas guru yang profesional dalam meningkatkan mutu pendidikan.

b. Bagi siswa

1. Sebagai nuansa baru tentang metode pembelajaran dalam proses belajar.

2. Membantu dan memudahkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar yang lebih baik dan optimal.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi.


(41)

14 d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan informasi bagi para peneliti yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan dapat mendukung penelitian lain yang berkaitan dengan kependidikan.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini akan difokuskan pada ruang lingkup sebagai berikut.

1.7.1. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek yang diteliti akan difokuskan dalam ruang lingkup penerapan metode brainstorming dan diskusi dalam meningkatkan keterampilan sosial dengan memperhatikan lingkungan belajar siswa kelas XI IPS.

1.7.2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA PERSADA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.7.3. Ruang lingkup Waktu

Waktu penelitian ini adalah semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 1.7.4. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat yang diteliti adalah SMA PERSADA Bandar Lampung. 1.7.5. Ruang Lingkup Ilmu

Lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang difokuskan pada mata pelajaran ekonomi.Tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap


(42)

menimpa masyarakat. Oleh karena itu pembelajaran IPS perlu diupayakan secara optimal dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran IPS Stahl dalam Solihatin(2008:2) adalah.

(1) Social studies teaching and learning are powerful when they are meaningful. (2) Social studies teaching and learning are powerful when they are integrative. (3) Social studies teaching and learning are powerful when they are value-based. (4) Social studies teaching and learning are powerful when they are challenging. (5) Social studies teaching and learning are powerful when they are active.

Pembelajaran IPS akan meningkat jika guru mengunakan pendekatan pembelajaran yang diakses dari pendekatan kontekstual,cooperative learning dan konstruktivisme serta bahan yang digunakan berasal dari bahan-bahan yang diajarkan di sekolah, dan juga diperoleh dari agen-agen pendidikan seperti di lingkungan rumah (family), masyarakat (community), pers (press), radio (radio) berbagai gambar bergerak dan televisi (motion picture and television) yang mempengaruhi pandangan sosial dan perilaku siswa. Prinsip pembelajaran IPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah prinsip pembelajaran IPS yang ketiga yang bermakna “social studies teaching and learning are powerful when they are value-based”. Dalam proses belajar guru harus menyisipkan nilai-nilai karakter, pengetahuan, sikap, dan keterampilan (termasuk keterampilan sosial).

Metode pembelajaran merupakan cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Makin tepat metodenya diharapkan makin efektif pula


(43)

16 pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran dan jenis mata pelajaran menentukan metode atau metode-metode apa yang sebaiknya digunakan. Setiap mata pelajaran mempunyai metode tertentu sesuai dengan kekhususan mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu guru hendaknya dapat menentukan metode apa yang paling efisien bagi mata pelajarannya sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal dan efektif. Berkaitan dengan hal ini, metode pembelajaranekonomi pada pokok bahasan pengangguran dan ketenagakerjaan diharapkan dapat efisien dengan menggunakan metodebrainstormingmaupun metode diskusi.

Metode brainstorming dan diskusisebagai metode pembelajaran kooperatifyang diharapkan mampu mengembangkan keterampilan sosial sebagai bekal siswa untuk untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat ketika mereka akan mencari pekerjaan, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat, seperti menanggulangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi dengan mengembangkan atau menerapkan jiwa wirausaha. Metode pembelajaran yang diterapkan juga harus memiliki tujuan agar siswa dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan dan masyarakat serta membekali siswa keterampilan sosial agar siswa dapat berkomunikasi, berfikir kreatif, bekerjasama, saling menolong, saling menghargai, dapat mengeluarkan ide/kritik terhadap gejala sosial serta mampu mengambil keputusan yang tepat (decission making) terhadap permasalahan yang terjadi, baik dalam konflik pribadi maupun sosial yang terjadi.


(44)

kewarganegaraan; (2) IPS sebagai ilmu-ilmu sosial; (3) IPS sebagai penelitian mendalam (4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial (5) IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Sapriya, 2009: 14). Sementara kajian ilmu IPS terdapat 10 tema utama yang berfungsi sebagai mengatur alur untuk kurikulum sosial di setiap tingkat sekolah, kesepuluh tema tersebut terdiri dari, (1) budaya, (2) waktu, kontinuitas dan perubahan, (3) orang, tempat dan lingkungan, (4) individu, pengembangan dan identitas, (5) individu, kelompok dan lembaga, (6) kekuasaan, wewenang dan pemerintahan, (7) produksi, distribusi, dan konsumsi, (8) sains, teknologi dan masyarakat, (9) koneksi global dan (10) cita-cita dan praktik warganegara (National Council for The Social Studies, 1994: 19).

Mata pelajaran ekonomi di tingkat persekolahan merupakan suatu ilmu yang bermanfaat langsung dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ekonomi erlaku sebagai bagian integral dari IPS. Sedangkan menurut Supardan (2015: 94) pada tingkat menengah (khususnya SMA) mata pelajaran ekonomi memiliki tujuan sebagai berikut:

1. memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masaah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara;

2. menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi;

3. membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi dirinya, rumah tangga, masyarakat, dan negara;

4. membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.


(45)

18 Tujuan pembelajaran IPS adalah membekali peserta didik agar mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif.Sikap dan perilaku menunjukan disiplin dan tanggung jawab selaku dan individual, warga masyarakat, dan warga negara.Mampu berkomunikasi, bekerjasama, memiliki sikap toleran, empati dan berwawasan multikultur dengan tetap bebasis keunggulan lokal.Memiliki keterampilan holistik, integrative dan transdisipliner dalam memecahkan masalah-masalah sosial.Pembelajaran IPS diharapkan mampu mengantarkan dan mengembangkan kompetensi peserta didik kearah kehidupan bermasyarakat dengan baik dan fungsional, memiliki kepekaan sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah sosial sesuai dengan usianya (Maryani, 2011:02).

Berkaitan dengan pemaparan tersebut, pembelajaran ekonomi dalam pokok bahasan pengangguran dan ketenagakerjaan dengan menggunakan metode

brainstorming maupun metode diskusiuntuk meningkatkan keterampilan sosial bertujuan agar siswa dapat mengembangkan pribadinya baik dalam lingkungan sekolah maupun di dalam masyarakat. Sehingga pembelajaran ekonomi dalam pokok bahasan pengangguran dan ketenagakerjaan dengan menggunakan metode

brainstorming maupun metode diskusiuntuk meningkatkan keterampilan sosial, masuk kedalam ranah lima tradisi IPS poin yang kelima. Apabila siswa sudah mempunyai keterampilan sosial dengan baik, maka tidak disangsikan lagi bila siswa tersebut akan mempunyai sikap dan etika yang baik serta mengikuti norma dan hukum yang berlaku.


(46)

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Peneliti akan menyampaikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan dalam kajian pustaka ini. Teori-teori ini diharapkan dapat melandasi seluruh rangkaian penelitian yang akan dilaksanakan. Penjelesan selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut.

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka dikemukakan pengertian teori-teori belajar, keterampilan sosial, lingkungan sekolah siswa, teori Vygotsky tentang pengaruh lingkungan sosial siswa terhadap kemampuan kognitif, metode brainstorming, metode diskusi, pengertian IPS, dan mata pelajaran ekonomi.

2.1.1 Teori-Teori Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang diikuti dengan adanya perubahan pada diri seseorang, hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman. Selain itu belajar merupakan hal yang komplek, karena di dalamnya terjadi interaksi antara peserta didik dan guru.Peserta didik yang belajar diharapkan dapat mengalami perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada invidu dan perubahan-perubahan tersebut sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.Hal ini senada dengan pendapat Pribadi (2010:16)


(47)

✁ ✂ yang menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu.

Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal. Dalam setiap proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bisa berperan secara aktif dan bisa mengkonstruksi pengetahuannya dengan mengkaitkanberbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran. Sebaliknya, jika dalam proses pembelajaran siswa berperan secara pasif, siswa hanya dapat menerima informasi-informasi secara sepihak, sehingga informasi-informasi tersebut tidak bisa disimpan dalam memori otaknya secara permanen atau bersifat labil dan mudah dilupakan.

Menurut Slameto (2010: 3) “belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor ekternal).

Belajar juga membutuhkan manipulasi aktif terhadap bahan ajar yang akan dipelajari dan tidak bisa terjadi secara pasif. Pada bagian ini yang terpenting adalah bagaimana cara membantu pelajar untuk belajar, yang berarti mengidentikasi cara-cara membantu pelajar membangun pengetahuannya. Untuk


(48)

sumber belajar termasuk media pembelajaran serta metode pembelajaran.

Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari berbagai komponen.Pembelajaran terdiri dari berbagai komponen tujuan, komponen materi atau bahan, komponen strategi, komponen media, komponen evaluasi, serta komponen metode pembelajaran.Dari sini tampak bahwa metode merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Sehingga kedudukan metode tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa siswa

Sanjaya (2008: 108 ) menyatakan belajar adalah proses terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah dan tujuan yang ingin di capainya. Teori belajar dikembangkan berdasarkan ilmu psikologi, yakni ilmu yang membahas tentang perilaku dan proses mental. Perilaku adalah aktivitas aksi dan reaksi yang dapat diamati, sedangkan proses mental adalah aktivitas yang tidak dapat diamati secara


(49)

✆✆ langsung seperti berpikir, mengingat, merasa (Sani, 2013: 2). Teori-teori belajar yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Teori BelajarBehaviorisme(Perilaku)

Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.Teori behaviorisme menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.Teori ini menggunakan model hubungan stimulus-respons dan menempatkan peserta didik sebagai individu yang pasif. Hubungan stimulus dan repon ini jika diulang akan menjadi sebuah kebiasaan.

Respon atau perilaku tertentu diperoleh dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan (Sani, 2013: 5).Pandangan teori behaviorisme yang dikembangkan oleh beberapa ahli telah cukup lama dianut oleh para pendidik.Namun, dari semua teori behaviorisme yang dikembangkan, teori Skinner memberikan pengaruh yang paling besar terhadap perkembangan teori belajar behavioristik.Prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah perilaku yang berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut.Tujuan pembelajaran dalam teori behavioristik menurut Sani (2013:7) ditekankan pada penambahan pengetahuan.Pembentukan perilaku sebagai hasil belajar yang tampak diperoleh dengan penataan kondisi yang ketat dan penguatan.Perilaku manusia dipengaruhi oleh stimulus yang ada di lingkungannya.Oleh karena itu, perilaku manusia dianggap dapat dikontrol/dikendalikan dengan melakukan manipulasi terhadap lingkungan.


(50)

2. mementingkan bagian-bagian; 3. mementingkan peranan reaksi;

4. mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respons;

5. mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya; 6. mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar;

7. hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan; 8. mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu;

9. mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan; 10. menggunakan teknik coba-coba (trial and error) dalam penyelesaian

masalah.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan teori behaviorisme lebih menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret.Perubahan terjadi melalui stimulus yang menimbulkan respon yang tepat seperti yang diinginkan.

b. Teori BelajarKonstruktivismeSosial

Konstruktivisme adalah pandangan perkembangan kognisi yang menekankan peran aktif pelajar dalam membangun pemahaman mereka sendiri tentang realitas.Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget.Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif.Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.


(51)

✟ ✠

Konstruktivisme sosial dikembangkan oleh Lev.Semenovich Vygotsky yang menyatakan bahwa pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif terbentuk melalui internalisasi/penguasaan proses sosial (Sani, 2013: 19). Teori

konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.Implikasi teoriKonstrutivismesosial dalam pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu.

2. Peserta didik belajar dengan mengkonstruksi (menambah, merevisi, atau memodifikasi) pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetahuan, pemahaman, kecakapan dan pengalaman yang baru. 3. Guru berperan memfasilitasi terjadinya proses konstruksi pengetahuan (Sani,

2013: 21).

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,

Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.Jadi, konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliranbehavioristikyang memahami


(52)

atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri, bukan imitasi dari kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan yang ada.pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas seseorang (siswa). Siswa membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan. Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia yang dialaminya, proses pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali terjadi reorganisasi atau rekonstruksi karena adanya pengalaman baru.Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator.

c. Teori BelajarHumanisme

Teori belajarhumanismeproses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teri ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan


(53)

☞6 proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bias kita amati dalam dunia keseharian. Menurut teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia pun mampu mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenali diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.Prinsip belajar humanistik menurut Sani (2013:25) adalah sebagai berikut.

1. Manusia mempunyai cara belajar alami.

2. Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.

3. Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenai diri peserta didik. 4. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.

5. Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar. Belajar yang melibatkan peserta didik dapat membantu memberikan hasil yang mendalam.

6. Kepercayaan pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.

7. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga siswa


(54)

yang diajarkan.

d. Teori Kognitif Sosial Bandura

Teorikognitifsosial(socialcognitivetheory) yang dikemukakan oleh Albert Banduramenyatakanbahwafaktorsosialdan kognitif serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran.Faktor kognitif berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, faktor sosial mencakuppengamatansiswaterhadap

perilakuorangtuanya.AlbertBanduramerupakansalahsatu perancangteori kognitif sosial.Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapatmerepresentasikan atau mentrasformasipengalamanmereka secara kognitif.Bandura mengembangkan modeldeterministicresipkoralyangterdiridaritigafaktorutamayaituperilaku,

person/kognitifdanlingkungan.Faktorinibisasalingberinteraksidalamprosespembel ajaran.

Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhilingkungan,faktorperson/kognitif mempengaruhi perilaku.FaktorpersonBanduratidak

punyakecenderungankognitifterutamapembawaanpersonalitasdantemperamen.Fak torkognitifmencakupekspektasi,keyakinan,strategipemikirandankecerdasan. ModelpembelajaranBandura,faktorperson(kognitif) memainkanperanan penting.Faktorperson(kognitif) yangdimaksudsaatiniadalahself-efficasyatauefikasi


(55)

✎8 diri.Reivich dan Shatté (2002:201) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuandiri sendiriuntukmenghadapidan memecahkanmasalah denganefektif.Efikasidirijugaberartimeyakinidirisendirimampuberhasildansukses.I ndividudenganefikasidiritinggimemilikikomitmendalammemecahkanmasalahnyad antidak

akanmenyerahketikamenemukanbahwastrategiyangsedangdigunakanitutidakberha sil.Menurut Banduraindividuyangmemilikiefikasidiriyangtinggiakansangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena iamemilikikepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini menurut Banduraakancepatmenghadapimasalahdanmampu bangkitdarikegagalanyangia alami.

Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini.Inti dari pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan, yakni pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang dan pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan


(56)

apa yang dipelajari itu.

Teori pembelajaran sosial berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori–teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.

Menurut Bandura dalamhttp://desyandri.wordpress.com/2014/01/21/teori-belajar-sosial-albert-bandura/ ada empat proses yang penting agar belajar melalui observasi dapat terjadi, yakni.

1. Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang atraktif, dan arti penting tingkahlaku yang diamati bagi si pengamat.

2. Representasi(representation process):Tingkahlaku yang akan ditiru, kemudian disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk gambaran/imajinasi. Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkahlaku yang diamati, dan menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dicoba dilakukan.


(57)

✑ ✒ 3. Peniruan tingkah laku model(behavior production process):Pemerhatian harus berupaya melakukan semula tingkah laku yang ditirunya. Apabila seseorang tahu bagaimana sesuatu tingkah laku ditunjukkan dan mengingat ciri-ciri atau langkah-langkah dia mungkin belum boleh melakukannya dengan lancar. Seseorang itu memerlukan latihan yang banyak, mendapat maklum balas dan bimbingan tentang perkara-perkara penting sebelum boleh menghasilkan tingkah laku model. Diperingkat penghasilan latihan menjadikan tingkah laku lebih lancar dan mahir.

4. Motivasi dan penguatan (motivationand reinforcement process): Kita mungkin telah memperoleh satu kemahiran atau tingkah laku baru melalui pemerhatian, tetapi kita mungkin tidak dapat melakukan tingkah laku itu sehingga ada sesuatu bentuk motivasi atau insentif untuk melakukannya. Peneguhan boleh memainkan beberapa peranan dalam pembelajaran pemerhatian. Seandainya kita mengharapkan untuk mendapat peneguhan dengan meniru tindakan seseorang model, kita mungkin menjadi lebih bermotivasi untuk menumpukan perhatian, mengingat dan menghasilkan semula tingkah laku. Selain itu, peneguhan penting untuk mengekalkan pembelajaran. Seseorang yang mencoba menunjukkan tingkah laku baru tidak akan mengekalkanya tanpa peneguhan.

Proses pembelajaran ada respon antara guru dan peserta didik. Setiap kali respon dibuat, akan diikuti dengan berbagai konsekuensi; ada yang konsekuensinya menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang tidak masuk kekesadaran sehingga dampaknya sangat kecil. Penguatan – baik positif maupun negatif –


(58)

1. Pemberi informasi

Memberi informasi mengenai dampak dari tingkahlaku, informasi ini dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkahlaku pada masa yang akan datang. 2. Memotivasi tingkahlaku yang akan datang

Menyajikan data sehingga orang dapat membayangkan secara simbolik hasil tingkahlaku yang akan dilakukannya, dan bertingkahlaku sesuai dengan peramalan-peramalan yang dilakukannya. Dengan kata lain, tingkahlaku ditentukan atau dimotivasi oleh masa yang akan datang, di mana pemahaman mengenai apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang itu diperoleh dari pemahaman mengenai konsekuensi suatu tingkahlaku.

3. Penguat tingkah laku

Keberhasilan akan menjadi penguat sehingga tingkahlaku menjadi berpeluang diulangi, sebaliknya kegagalan akan membuat tingkahlaku cenderung tidak diulang.Berdasarkan pemaparan tersebut inti dari teori sosial yang dikembangkan oleh Bandura merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar.Teori pembelajaran sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.


(59)

✕ ✖ 2.1.2 PendekatanScientific

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada diemensi pedagogik modern, dimana proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ilmiah sebagai perangkat utama. Pendekatan ilmiah diyakini dapat membantu mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam konsep pendekatan

scientificyang disampaikan oleh Kementrian Pendidikam dan Kebudayaan, ada tujuh kriteria dalam pendekatan scientific. Ketujuh kriteria tersebut sebagai berikut.

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, atau dongeng.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, persamaan, dan keterkaitan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi siswa dalam memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.


(60)

7. Tujuan pembelajarannya dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi menarik dalam sistem penyajiannya.

Proses pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013: 139). Tujuan pembelajaran scientific lebih menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. Menurut Maria Varelas dan Michael Ford (2008: 31) pendekatan

scientific memudahkan para guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah secar terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Pendekatan scientific dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Untuk memperkuat pendekatan scientific diperlukan adanya penalaran dan sikap kritis siswa dalam rangka pencarian (penemuan). Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data tau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasikan dan menguji hipotesis. Merujuk pada (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Dengan metode ilmiah seperti ini diharapkan kita akan mempunyai kecintaan pada kebenaran yang objektif, tidak gampang percaya pada hal-hal yang tidak rasional,


(61)

✘ ✙ ingin tahu, tidak mudah membuat prasangka, dan selalu optimis (Kemendikbud, 2013: 141). Selanjutnya, secara sederhana pendekatan scientific merupakan sautu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah.

2.1.3 Keterampilan Sosial

a. Pengertian Keterampilan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, manusia juga diberikan kemampuan yang berupa akal pikiran yang berkembang.Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk bergaul dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Kecenderungan untuk berkelompok dan bekerja sama dengan manusia lain juga didorong oleh naluri untuk memenuhi kebutuhannya baik secara lahiriah maupun batiniah. Manusia melalui akalnya menciptakan suatu pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan kemudian digunakan sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungan.Usaha mengembangkan suatu pengetahuan dan keterampilan yang optimal dan efektif dapat dilakukan melalui proses pendidikan.

Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun non verbal sesuai dengan situasi dan


(62)

mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain. Keterampilan sosial membawa seseorang untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, sehingga mereka tidak mencari pelarian ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Hal ini senada dengan pendapat Merrel (2008:25) memberikan pengertian keterampilan sosial (Social Skill) sebagai perilaku spesifik, inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang diharapkan sebagai bentuk perilaku seseorang.Hargie et.al (1998:88) memberikan pengertian keterampilan sosial (Social Skill) sebagai kemampuanindividu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari.Keterampilan sosial (Social Skill)akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain.

Menurut Maryani (2011:18) keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial yang serasi dan memuaskan berbagai pihak, dalam bentuk penyesuaian terhadap lingkungan sosial dan keterampilan memecahkan masalah.Dalam keterampilan sosial tercakup berbagai kemampuan seperti


(63)

✜6 kemampuan mengendalikan diri,adaptasi, toleransi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Keterampilan sosial sangat diperlukan dalam mengajar.Mengajar hanya bukan sekedar mengembangkan keterampilan akademik melainkan meningkatkan keterampilan sosial. Hal yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan sosial adalah mendiskusikan sesama guru atau orang tua tentang keterampilan sosial apa yang harus menjadi prioritas, memilih salah satu keterampilan sosial, memaparkan pentingnya keterampilan sosial, mempraktikkan, merefleksi, dan mereview dan seterusnya sampai peserta didik dapat menguasai keterampilan sosial yang akan ditingkatkan.Menurut Maryani (2011:20) dimensi keterampilan sosial dikelompokkan menjadi 4 bagian yang saling berkaitan, yaitu:

1. keterampilan dasar berinteraksiadalah keterampilan berusaha untuk saling mengenal, ada nya kontak mata, berbagi informasi, dan berbagi material;

2. keterampilan komunikasiadalah keterampilan untuk mendengar dan berbicara secara bergiliran, melembutkan suara (tidak membentak), menyakinkan orang untuk dapat mengemukakan pendapat, mendengarkan sampai orang tersebut menyelesaikan pembicaraannya;

3. keterampilanmembangun tim/kelompok adalah keterampilan untuk mengakomodasi pendapat orang lain, bekerjasama, saling menolong, dan saling memperhatikan;

4. keterampilan menyelesaikan masalahadalah keterampilan untuk mengendalikan diri, empati, memikirkan orang lain, taat terhadap kesepakatan, mencari jalan keluar dengan berdiskusi, respek terhadap pendapat yang berbeda.


(64)

pada tabel berikut.

Tabel 2. Penjabaran Indikator dan Sub Indikator Dimensi Keterampilan Soisal Menurut Maryani (2011: 20).

No Dimensi Keterampilan Sosial

Indikator Sub Indikator

1. Dimensi keterampilan dasar berinteraksi

1.Berusaha saling mengenal

1. Melakukan tegursapa 2.Memperkenalkan

identitas dirinya kepada orang lain 3. Menanyakan identitas 2. Ada kontak mata 1. Adanya interaksi

2. Saling bertatap mata ketika berbicara 3. Berbagi informasi 1. Bertukar pengetahuan

antar siswa

2. Bertukar pendapat antar siswa

3.Bersedia meminjamkan peralatan tulis yang dimiliki

2. Dimensi keterampilan berkomunikasi

1. Mendengar dan berbicara secara bergiliran

1. Mendengarkan dengan seksama ketika siswa yang lain berbicara

2. Memberikan

kesempatan siswa lain untuk menyampaikan pendapat

3. Menyampaikan pendapat sesuai dengan kesempatan


(1)

Baer, John. 2003. College Teaching: Grouping &Achievment in Cooperative Learning. Vol. 51, No. 4, 169-174.

Buchari Alma. 2007.Apa dan Bagaimana Studi Sosial Diajarkan. Makalah pada Seminar Revitalisasi Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global, 21 November 2007. Program Studi PIPS Sekolah Pascasarjana UPI. Bandung. Cartledge, G. Milburn, J.F. 1995. Teaching Social Skills to Children and Youth:

Innovative Approaches (3rd ed) Allyn and Bacon. Vol 143-149. Dalyono, M. 2005.PsikologiPendidikan. RinekaCipta: Jakarta.

Davis dan Forsythe. 1983.Social skills training and delinquency. In C. R. Hollin and P. Trower (Eds.), Handbook of social skills training: Application across the life span (Vol. 1). Oxford: Pergamon Press. Simons, R. L., Whitbeck, L. B., Conger-Rand, D., & Conger, K. J. (1991).Journal of Youth & Adolescence, 20(6), 645-664.

Deru.2012. Karaketristik Model Pembelajaran Kooperatif. Downloaded

athttp://agungmunandar8.blogspot.com/2012/11/karakteristik-model-pembelajaran _5818.html?m=1 (Diakses tanggal 25 November 2014) Dimyati, Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta Gie. 1995.Pengantar Dunia Karang Mengarang. Liberty: Yogyakarta.

Gunawan, Imam. (2011).

LingkunganPendidikan”.JurnalManajemenPendidikanSosoial. Hlm. 23 – 30.

Hadi, Soedomo. 2003.PengantarPendidikan. UNS Pers: Surakarta.

Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukuran analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta

Hancock, Dawson. 2004. The Journal of Education Research: Cooperative Learning and Peer Orientation Effects on Motivation and Achievment Author. Vol. 97. No. 3, 159-166.

Hargie. 1998. Social Skill and Communication. Springer Publishing Company: New York.

Ibrahim. 2000.Pembelajaran Kooperatif. University Press: Jakarta


(2)

Isjoni, H. 2011. PembelajaranKooperatifMeningkatkanKecerdasanKomunikasiantaraPeserta Didik.PustakaPelajar:Yogyakarta.

John, Wiley. 1989. Psychopathology In Adolescence, dalam Adelson. J. (Ed). Handbook of Adolescent Psychology. Interscience Publication. New York. Johnson, D.W. and Johnson, R.T. 2001. Impact Of Cooperative Learning and

Individualistic Learning On High Ability Students Achievement, Self Esteem and Social Psychology. Vol. 133. No.6

Kadir, S.A. 2005. Pakistan Journal of Psychological Research: The Effects of Cooperative Learning Strategy on Peer Attachment. Vol : 20, No 3-4. 121-131.

Kemendikbud. 2013. Pendekatan Scientific (ilmiah) dalam Pembelajaran. Pusbangprodik: Jakarta.

Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Downloaded at 24/6/2014 from https://docs.google.com/file/d/0B2qLrZkRe9a2Mm14TU96azBINlk/edit?pli= 1

Kurniawati, Dina. 2013. Keefektifan Model Brainstorming DalamPembelajaranBerbicaraPadaSiswaKelas VII SMP Negeri 3 MranggenTahunAjaran 2013/2014.UniversitasNegeri Semarang.

Lis Mariatun, Ika.

2009.PengaruhFaktor-faktorInteraksiBelajarMengajardanInteraksi Guru

denganSiswaTerhadapPrestasiSiswaPada Mata Pelajaran IPS SiswaKelas VIII di SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan. Vol. 279. Universitas Negeri Yogyakarta.

Maryani, Enok. 2011. Pengembangan Program Pembelajaran IPS untukPeningkatanKeterampilanSosial. Alfabeta: Bandung.

Merrel. 2008. Social Skill. Downloaded at 1/6/2014 from http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2176661-pengertian-keterampilan-sosial-social-skill/.

Mu’tadin, Zainun. 2006. Mengenal Kecerdasan Emosional Remaja. [online]. Tersedia di: www.e-psikologi.com/remaja/100602.htm-65k. 16 November 2010.

Nazir, M. 2003.MetodePenelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Nooryono, Edhy.2009.


(3)

ada Mata PelajaranSejarah Di SMA 2 Bae Kudus. Program StudiTeknologiPendidikanPascaSarjanaUniversitasSebelasMaret: Surakarta. PartiniSuardiman, Siti.1989.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara:Jakarta. Peterson, S.E. 2004. The Journal of Educational Research: Comparing the

Quality of Students Experiences during Cooperative Learning and large Group Instruction. Vol. 97, No. 3, 123-133.

Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Dian Rakyat: Jakarta.

Purwanto, M. Ngalim.1995.IlmuPendidikanTeoritis Dan Praktis.PT. Remaja RosdaKarya: Bandung. hlm 72.

Ratumanan, T. G. 2002. Model PembelajaranInteraktifdengan Setting Kooperatif.PPS Universitas Surabaya: Surabaya.

Reivich, K., &Shatte, A. (2002).The resilience factor: 7 keys to findingyour inner strength and overcoming life's hurdles. Broadway Books: New York.

Rizal, Yon.2010. ModulDasar - Dasar IPS.Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta: Bandung.

Rusman. 2011. Model-model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru. RajawaliPers: Jakarta.

Roestilah. 1994.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2013.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. Salkind, Neil J. (2004). An Introduction to Theories of Human

Development.International Education and Publisher. Sage Publications:Thousand Oaks, London, New Delhi.Vol 222-245.

Sani, RidwanAbullah. 2013.InovasiPembelajaran. PT.BumiAksara:Jakarta. Sanjaya, Wina. 2007.Strategi Pembelajaran. Kencana: Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta.


(4)

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS (KonsepdanPembelajaran). PT. RemajaRosdakarya: Bandung.

Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung.

Siegel, Christine. 2005. The Journal of Education Research: Implementing a research Based Model of Cooperative Learning. Vol. 98.No. 6.339-349.

Siregar, Sutan Mara Doli. 2012.

MeningkatkanHasilBelajarSiswaDenganMenggunakanMetode Brainstorming PadaPelajaranIpsKelas IV SDNegeri 020271 Binjai Timur.A.2011/2012. Vol. 371. Universitas Negeri Medan.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta

Slavin, Robert E. 2008.Cooperative Learning Teori, RisetdanPraktik. Nusa Media: Bandung.

Soemantri, M. Numan. 2002. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Solihatin, Etin. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara: Jakarta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2013. StatistikTerapanBerbasisKomputer. MitraWacana Media: Yogyakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Sudrajat, Ahmad. 2008. TeoriBelajarKonstruktivisme. Downloaded at from

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/.

Sugiyono. 2011. MetodePenelitianKuantitatifkualitatifdan R & D. Alfabeta: Bandung.


(5)

Sugiyono. 2012. MetodePenelitianKuantitatifkualitatifdan R & D. Alfabeta: Bandung.

Sumaatmadja, Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Alumni: Bandung.

Supardan, Dadang. 2011. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara: Jakarta.

Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif Filosofi dan Kurikulum. Bumi Aksara: Jakarta.

Suranto. 2011.Komunikasi Interpersonal. GrahaIlmu: Yogyakarta. Suryabrata, Sumadi. 2002.PsikologiPendidikan.PT. Rajawali: Jakarta.

SyaifulBahridjamrahdan Aswan Zain, 2006. StrategiBelajarMengajar. RinekaCipta: Jakarta.

Taniredja.2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan efektif. Alfabeta: Bandung.

Tasrif. 2008. Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Genta Press: Yogyakarta.

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum KTSP. Kencana: Jakarta. Varelas, M dan Ford M. 2009. The Scientific Methode and Scientific Inquiry:

Tensions in teaching and learning. Wiley InterScience: USA.

Vygotsky.2008. TeoriPerkembanganKognitifVygotsky.Downloaded at http://valmband.multiply.com/journal/item/11/TEORI_PERKEMBANGAN_ KOGNITIF_VYGOTSKY.

Wahab, Abdul Azis. 2012. Metodedan Model-Model Mengajar IPS. Alfabeta: Bandung.

Waroka, Widya. 2012. TeoriPerkembanganVygotsky. Downloaded at 2/7/2014 from http://widyawarokaa.blogspot.com/2012/12/teori-perkembangan-vygotsky.html.

Watoyo, Dwi. 2008. HubunganAntaraLingkunganBelajar Dan MinatBelajarSiswaDenganPrestasiBelajar Mata PelajaranAkuntansiKelas XI Jurusan IPS SMA Negeri I PaninggaranKabupatenPekalonganTahun 2008. Program StudiPKLHPascaSarjanaUniversitasSebelasMaret: Sukarakarta.


(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN OBSERVASI DAN PENGUASAAN KONSEP KOLOID SISWA XI IPA SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG (Kuasi Eksperimen pada kelas XI IPA SMA Persada Bandar Lampung TP 2011-2012)

0 5 49

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

1 21 108

PENGARUH METODE LATIHAN KELINCAHAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING DALAM BOLATANGAN PADA SISWA KELAS XI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

3 27 67

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 79

IMPLEMENTASI METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN Implementasi Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Man 2 Surakarta Tahun

0 3 16

IMPLEMENTASI METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN Implementasi Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Man 2 Surakarta Tahun

0 1 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA ... 1 SM

0 4 6

BAB II METODE BRAINSTORMING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH A. DESKRIPSI PUSTAKA 1. Metode Brainstorming a. Pengertian - IMPLEMENTASI METODE BRAINSTORMING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJA

0 0 23