Pengertian Persepsi Kajian Tentang Persepsi

33 e. Pada akhirnya yang perlu diperhatikan adalah dalam melaksanakan pendidikan seksual perlu dilakukan secara berulang-ulang repetitif. Selain itu, juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh suatu pengertian baru dapat diserap oleh anak dan juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat reinforcement apa yang telah diketahui anak agar menjadi bagian yang utuh dari pengetahuannya. Pendidikan seksual anak autistik perlu diberikan secara bertahap dan berulang agar anak dapat benar-benar memahami materi pendidikan seksual yang diberikan.

3. Persepsi Guru Tentang Perkembangan dan Pendidikan Seksual Bagi

Anak Autistik Guru dianggap sebagai pendidik yang membantu peran orang tua dalam mengajari dan mengawasi perilaku anak di sekolah. Guru dapat memberikan terapi, bimbingan dan pelatihan dalam penatalaksanaan perilaku anak autistik sehingga dapat membuat anak beradaptasi dengan perubahan lingkungannya. Guru diharapkan dapat membantu orang tua dalam memberikan pendidikan seksual anak autistik di sekolah. Pendidikan seksual anak autistik dapat dilakukan dengan model pengajaran langsung yaitu ketika anak sedang mengarah pada perilaku seksual tertentu maka pendidikan seksual dapat diberikan. Selain itu, strategi dalam memberikan pendidikan seksual dapat mengunakan media pembelajaran yang bersifat audio visual yang dapat menarik perhatian 34 dan memudahkan anak autistik dalam memahami materi yang diberikan Safrudin Aziz, 2015: 164. Karakteristik yang dimiliki oleh anak autistik sering membuat guru memiliki rasa kurang percaya diri akan kemampuan anak. Guru seharusnya melihat anak secara keseluruhan dan tidak terpusat pada keterbatasan yang dimilikinya. Pendidikan seksual bagi anak autistik merupakan tantangan yang cukup besar bagi sekolah. Secara mayoritas pendidik belum memiliki pengetahuan tentang seksual yang perlu diajarkan kepada anak secara komprehensif Safrudin Aziz, 2015: 199. Dalam memberikan pendidikan seksual guru harus memiliki tekat akan kemampuan yang dimilikinya agar dapat mengajarkan secara maksimal dan ilmu yang diberikan dapat diterima secara baik oleh anak autistik. Pemberian pendidikan seksual anak autistik dimulai dengan memberikan pemahaman tentang seksualitas dengan cara yang mudah dipahami anak dan secara sistematis. Guru dapat mengajarkan kontrol perilaku yakni dengan memberikan reward or punishment dari setiap perilaku seksual anak, dan mengajarkan pola kegiatan untuk mengontrol perilaku seksual anak. Menurut Fauziah Rachmawati 2012: 91-92 hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam perannya antara lain: 1. Membimbing dalam memahami perkembangan manusia secara fisik, mental, dan spiritual. Anak autistik perlu diberikan pemahaman tentang perkembangan dirinya agar anak siap ketika menghadapi perubahan-perubahan pada dirinya.