47 e.
Orang tua Z merupakan orang tua dari anak autistik perempuan berusia 14 tahun. Orang tua Z adalah seorang ibu rumah tangga
berusia 40 tahun. Pendidikan terakhir orang tua Z adalah Sarjana. f.
Guru Z adalah guru yang mengajar anak autistik perempuan berusia 14 tahun Guru Z berusia 43 tahun dengan pendidikan terakhir
Sarjana.
2. Persepsi orang tua tentang perkembangan dan pendidikan seksual
anak autistik usia remaja a.
Pengetahuan orang tua tentang perkembangan dan pendidikan seksual anak autistik usia remaja
Berdasarkan kuesioner dan wawancara yang dilakukan terhadap tiga orang tua diperoleh data mengenai pengetahuan orang
tua tentang perkembangan dan pendidikan seksual anak autistik usia
remaja di SLB Autis Citra Mulia Mandiri sebagai berikut: a.
Orang tua X Orang tua X mengatakan bahwa perkembangan seksual
anak autistik sama dengan anak pada umumnya tetapi pada anak autistik perkembangan seksual dapat terjadi lebih lambat tetapi
juga ada yang muncul sebelum waktunyadibawah umur. Lalu peneliti melakukan wawancara, orang tua mengungkapkan
bahwa perkembangan seksual anak autistik berbeda dengan anak pada umumnya. Pada anak autistik perkembangan seksual yang
48 mulai memasuki usia remaja ada yang berlebihan dan ada juga
yang tidak terlalu memperlihatkan perkembangan seksualnya, perkembangan seksual itu terkadang muncul tetapi juga tidak.
Hal tersebut sesuai dengan hasil cuplikan wawancara mengenai perkembangan seksual anak autistik dibandingkan anak pada
umumnya. Orang tua X: “ndak saya rasa beda... kadang-kadang ada yang
berlebihan ada yang samar. Kadang kadang malah malah yang berlebihan kayak seperti y apa
itu berlebihan itu suka dibuka celananya dilihat- lihatkan.”
Hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan terhadap orang tua X mengenai gangguan perilaku seksual adalah anak X
tidak menunjukkan perilaku seksual sehingga orang tua mengatakan bahwa perilakunya tidak menunjukkan gangguan
perilaku seksual. Hal tersebut sesuai dengan hasil cuplikan wawancara mengenai perilaku anak termasuk gangguan perilaku
seksual atau tidak. Orang tua X: “tidak kayaknya normal saja.”
Hasil kuesioner dan wawancara mengenai pendidikan seksual, orang tua X mengatakan bahwa pentingnya pendidikan
seksual diberikan bagi anak autistik tetapi orang tua belum mengetahui bagaimana cara memberikan pendidikan seksual
tersebut kepada anak X. Hal tersebut sesuai dengan hasil
49 cuplikan wawancara mengenai pentingnya pendidikan seksual
bagi anak autistik usia remaja. Orang tua X: “ya penting sih, penting cuma mungkin saya ndak
tau caranya ya mungkin ngalir aja caranya... misalkan nanti ada muncul apa-apa ya ngalir aja
mungkin karena belum anu jadi belum belum bisa istilah ho.o kayak saya itu belum bisaini harus
begini harus begitu itu belum.”
Hasil kuesioner dan wawancara mengenai cara yang dilakukan orang tua X untuk memperoleh informasi tentang
pendidikan seksual adalah dengan cara mendengarkan informasi melalui seminar, dan membaca buku tentang pembelajaran
seksual secara dini untuk anak autistik. Hal tersebut sesuai dengan hasil cuplikan wawancara mengenai cara yang dilakukan
orang tuawali untuk memperoleh informasi tentang pendidikan seksual.
Orang tua X: “ya paling baca buku, ya sempet ikut seminar kemaren... ya gitu-gitu aja sih, cuma antara
mungkin kayak pengetahuan di seminar dengan praktiknya kan gak sama, mungkin semua
bercerita ada yang seperti ini ada yang ekstrim ada yang anu ya cuman karena anak saya seperti
itu ya saya ngalir aja lah pokoknya.”
Hasil kuesioner dan wawancara terhadap orang tua X mengenai perannya sebagai orang tua dalam mendampingi anak
yang mulai memasuki usia remaja dalam memberikan pendidikan seksual adalah semuanya, tidak ada yang spesifik
atau khusus. Pendidikan seksual diberikan mengalir mengikuti perkembangan masa pubertas anak. Anak lebih dekat dengan
50 ibunya sehingga anak banyak meminta tolong kepada ibunya
ketika menghadapi hal baru yang dihadapi anak seperti ketika rambut dikemaluannya mulai panjang anak akan meminta
bantuan ibunya untuk memotongkan rambut tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil cuplikan wawancara mengenai
peran orang tua dalam mendampingi anak yang mulai memasuki usia remaja dalam memberikan pendidikan seksual.
Orang tua X: “saya rasa sih semuanya sih kalau saya semuanya malah justru saya bukan bapaknya istilahnya
kayak sekarang kan sudah tumbuh bulu kan misalnya ya kayak tumbuh bulu apa gitu kan X
kalau sudah panjang X minta saya juga yang potong gitu loh Ibu potong dikasih tau saya gitu
loh hal-hal seperti itu saja X belum yang istilahnya ya istilahnya menunjukkan
kedewasaannya ya seperti itu masih masih yang sederhana sederhana lah.”
Cara yang dilakukan orang tua X dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak X yaitu mengarahkan ke hal-hal
yang positif. Saat dilakukan wawancara, orang tua mengungkapkan bagaimana cara yang dilakukan dalam
memberikan pendidikan seksual adalah ketika anak melakukan perilaku seksual maka orang tua akan memberitahumemberikan
pendidikan seksual kepada anak. Hal tersebut sesuai dengan hasil cuplikan wawancara mengenai cara orang tuawali dalam
memberikan pendidikan seksual kepada anak autistik usia remaja.