1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang secara kontinyu mengalami perkembangan. Pendidikan berkembang seiring dengan perkembangan
kondisi alam, kondisi sosial, maupun perkembangan teknologi. Dari hal tersebut bidang pada pendidikan semakin meluas mengikuti perkembangan
kondisi sekitar, termasuk di antaranya pendidikan seni musik. Bidang pendidikan seni musik semakin luas melingkupi cabang ilmu lain yang
berkaitan seperti sosiologi, antropologi maupun ilmu-ilmu yang bersifat praktis seperti ilmu teknik. Hal tersebut berdampak pada munculnya wadah
pendidikan alternatif yang berwujud pendidikan nonformal. Wadah pendidikan tersebut biasanya berupa lembaga kursus, lembaga pelatihan,
maupun kelompok belajar.
Kursus merupakan pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan siswa dengan penekanan pada penguasaan keterampilan. Pada
umumnya, lembaga kursus musik menekankan pada penguasaan keterampilan alat musik tertentu, baik instrumen musik klasik maupun musik modern.
Kendati demikian, terdapat lembaga kursus musik yang menekankan pada
penguasaan keterampilan di bidang teknik produksi musik.
Salah satu lembaga kursus musik yang menekankan kepada penguasaan keterampilan di bidang teknik produksi musik adalah Jogja
Audio School JAS. JAS didirikan melalui gagasan beberapa audio engineer
2
di Yogyakarta dengan tujuan menjadi lembaga kursus khusus produksi musik digital yang pertama kali berdiri di wilayah Yogyakarta. Para pengajar JAS
mengadopsi kurikulum standar lembaga pendidikan produksi musik digital seperti SAE Institute guna menyusun silabus yang tepat sehingga
memunculkan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan kompeten di bidangnya. Untuk menunjang hal tersebut JAS memiliki fasilitas pendidikan
yang memadahi. Selain fasilitas untuk praktik siswa berupa alat-alat rekam, JAS memiliki beberapa ruang kelas yang dilengkapi dengan perangkat
multimedia berbasis komputer.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada Desember tahun 2015 menunjukkan bahwa setelah lebih dari satu tahun berdiri, tercatat JAS telah
menghasilkan beberapa lulusan yang kompeten di bidangnya. Dibuktikan dengan beberapa lulusan mampu memulai karir kewirausahaan di bidang
produksi musik digital dengan mendirikan home recording. Pencapaian tersebut berdampak pada jumlah siswa JAS yang semakin meningkat pada
tiap periode penerimaan. Faktor penunjang pencapaian tersebut salah satunya
berasal dari bobot materi yang cenderung kepada praktik daripada teori.
Kendati cenderung kepada praktik, materi berupa teori menjadi pembelajaran wajib karena menjadi landasan dan acuan untuk praktik
produksi musik digital. Oleh sebab itu dalam silabus Jogja Audio School terdapat pembelajaran wajib yang diikuti siswa pada awal kursus dengan
materi berupa teori produksi musik digital. Pembelajaran teori produksi musik digital menggunakan metode
3
ceramah. Pada proses ini muncul beberapa kendala, salah satunya siswa harus membagi konsentrasi antara menyimak dan mencatat materi yang diajarkan.
Hal ini dikarenakan siswa tidak difasilitasi dengan modul belajar individual. Selanjutnya muncul kendala lain berupa penggunaan waktu pembelajaran
yang kurang efisien. Pengajar Jogja Audio School masih menggunakan media berupa teks, sehingga harus mengakses materi berupa gambar, klip suara,
maupun video secara berulang pada komputer. Waktu pembelajaran lebih efisien jika materi tersebut dihimpun dalam sebuah multimedia pembelajaran
yang dapat digunakan baik oleh pengajar maupun siswa secara individu, namun demikian multimedia tersebut belum ditemukan.
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran tersebut, perlu adanya pengembangan multimedia untuk pembelajaran di Jogja Audio
School. Dari pengembangan tersebut, diharapkan muncul alternatif pembelajaran yang membantu pengajar menyampaikan materi produksi
musik digital. Selain untuk pembelajaran tersebut, multimedia yang dikembangkan juga dapat digunakan secara individual oleh para siswa untuk
mengulang proses belajar di luar jam kursus. Oleh karena itu, melalui penelitian ini dihasilkan produk berupa multimedia pembelajaran produksi
musik digital di Jogja Audio School. Kemudian dilakukan tinjauan terhadap kelayakan produk multimedia tersebut melalui validasi para ahli dan tahap uji
coba dengan beberapa responden, sehingga dapat digunakan dalam
pembelajaran di Jogja Audio School.
4
B. Identifikasi Masalah