14
pembelajaran, yaitu: 1
siswa dapat bekerja secara mandiri menurut kecepatannya sendiri;
2 lebih efektif untuk menjelaskan materi baru yang bersifat
simulasi interaktif; 3
self-assesment component dapat memberikan umpan balik yang cepat pada siswa untuk mengetahui
kemampuannya pada suatu materi, sehingga dapat digunakan sebagai penilaian sumatif;
4 dengan teknik pemecahan suatu masalah, siswa akan
mampu memecahkan masalah materi yang sama dengan temannya dan hal itu berguna untuk menyelesaikan
masalah berikutnya. Dari beberapa pandangan ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat manfaat dari penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Manfaat penggunaan multimedia berupa waktu
pembelajaran menjadi lebih efisien dan kualitas pembelajaran yang lebih efektif. Hal tersebut dikarenakan pengajar dan siswa dapat
berinteraksi langsung dengan multimedia sebagai sumber belajar. Multimedia juga dapat digunakan kapan saja dan di mana saja,
sehingga siswa dapat mengetahui kemampuannya sendiri pada suatu materi pembelajaran.
2. Produksi Musik Digital
Proses produksi musik sudah dilakukan oleh manusia jauh sebelum ditemukan istilah musik Roads, 2001:49, proses produksi
musik berawal dari sebuah ide penciptaan hingga karya musik tersebut diperdengarkan. Dengan demikian cakupan pengertian produksi musik
sangat luas, oleh sebab itu perlu ditetapkan terlebih dahulu batasan dari kajian produksi musik digital yang dibahas dalam penelitian ini, sehingga
15
kajian produksi musik digital tersebut koheren dan komprehensif.
Li, et al 2015:22 menuturkan pengertian musik digital “digital music refers to an art of music that is described, created, spread and
stored via digital technology by using computer and Internet, and where sound streams are processed in other processing modes.” Artinya
produksi musik digital merupakan proses penciptaan musik di mana data
hasil rekaman suara berupa data digital.
Diketahui hasil rekaman suara berupa data digital pertama kali ditemukan pada tahun 1943 oleh para teknisi Bell Labs untuk keperluan
perang dunia Fine, 2008:2. Teknologi musik digital baru digunakan oleh industri musik pada Januari 1971 melalui proyek kerjasama antara
teknisi Denon sebuah manufaktur perangkat rekaman dengan radio NHK Nippon Hoso Kyokai. Musik komersil berformat digital pertama
kali yang tercipta pada proyek tersebut adalah sebuah lagu jazz berjudul
“Something” dari Steve Marcus dan Jiroh Inagaki Fine, 2008:3.
Pada teknologi rekaman digital, terdapat proses pengkonversian sumber suara menjadi data-data yang terdiri dari deretan bilangan biner
dengan satuan byte. Proses konversi tersebut dinamakan sampling, hasil rekaman tiap detiknya dinamakan sample dengan kualitas yang bervariasi
menurut bitdepth dari sebuah perangkat rekaman digital Rumsey, 2009:204. Format CD compact disc dengan sistem bitdepth 16-bit dan
samplerate 44.100 Hz hertz, frekuensi tiap satuan waktu memiliki kualitas cukup baik untuk mereproduksi suara, namun demikian dalam
16
proses produksi musik digital terdapat sistem lain dengan nilai bitdepth dan samplerate yang beragam. Gambar 1 merupakan gambaran visual
perbedaan sistem bitdepth dan samplerate pada sebuah klip suara.
Gambar 1. Perbandingan samplerate dan bitdepth klip suara dalam grafik Sumber : Rumsey, 2009:205
a. Tahap Produksi Musik Digital
Terdapat perbedaan antara tahap produksi musik pada kultur industri musik populer, musik untuk kebutuhan komersial dan
kultur non industri musik untuk kebutuhan akademis atau penciptaan komposisi musik absolut. Dalam penelitian ini, kultur
produksi musik yang dimaksud merupakan kultur industri musik populer. Proses produksi pada kultur industri musik meliputi proses
non teknis dan proses teknis. Proses non teknis merupakan proses aktualisasi diri musisikomposer sehingga muncul sebuah konsep
karya musik. Selanjutnya konsep tersebut diproses menjadi sebuah karya musik yang diproduksi secara teknis bersama dengan produser
dan para teknisi rekaman. Dalam proses produksi secara teknis, produser merupakan
orang yang bertanggung jawab atas proses tersebut secara
17
keseluruhan, tugas produser adalah mengarahkan para musisi yang bertindak sebagai pencipta sekaligus penyaji karya musik yang
diproduksi. Selanjutnya terdapat sosok lain yang diarahkan oleh produser dalam produksi musik yaitu teknisi rekaman suara atau
audio engineer. Para teknisi pada umumnya melakukan persiapan teknis pra produksi seperti routing yaitu menyusun alur sinyal suara
yang direkam, dan patching yaitu menghubungkan satu alat dengan alat lain sehingga menjadi seperangkat alat rekam sesuai kebutuhan
Owsinski, 2005:12. Ketika pra produksi telah selesai maka proses produksi musik dilanjutkan ke tahapan teknis dengan penjelasan
secara garis besar sebagai berikut:
1 Tracking
Dalam produksi musik digital, track merujuk pada sekumpulan data biner byte sebagai media untuk menyimpan
klip suara. Dengan demikian istilah tracking adalah proses merekam suara baik vokal maupun instrumen menggunakan
perangkat rekam Bartlett, 2009:602. Kemudian terdapat teknik multitrack recording, yang ditemukan oleh Les Paul seorang
audio engineer. Dengan teknik tersebut dimungkinkan rekaman beberapa sumber suara secara simultan Morton, 2006:126.
2 Editing
Setelah dilakukan rekaman, masuk ke tahap editing atau penyuntingan. Pada era digital, proses penyuntingan klip suara
18
dapat dilakukan dengan manipulasi data digital, sehingga dapat dilakukan berulang-ulang Persson, 2006:21.
Selain hal
tersebut, teknologi digital memungkinkan klip suara dapat dimanipulasi baik titinada, warna suara, maupun dinamikanya
Bartlett, 2009:222. 3
Mixing Proses menggabungkan beberapa track hasil rekaman,
dan mengatur agar tingkat volume dari keseluruhan suara dalam rekaman baik itu vokal maupun instrumen tetap balans
Owsinski, 2006:2. Teknologi digital memungkinkan data yang telah direkam melalui proses mixing secara berulang-ulang,
termasuk menambahkan efek untuk memanipulasi hasil rekaman Persson, 2006:21.
4 Mastering
Proses ini merupakan proses terakhir sebuah sesi rekaman. Fungsi dasar dari mastering adalah menyusun hasil
akhir secara keseluruhan dari sebuah sesi rekaman sebelum didistribusikan Owsinski, 2008:3. Seorang teknisi mastering
bertugas menyesuaikan tingkat kekerasan loudness dan keseimbangan frekuensi tonal tiap lagu dari sebuah album
musik, sehingga album tersebut memiliki keselarasan dan alur yang ideal Bartlett, 2009:368. Pada era digital, karena data
rekaman dan hasil akhir berwujud data digital, proses mastering
19
dapat dilakukan menggunakan komputer Persson, 2006:21.
b. Perangkat Produksi Musik Digital
Terdapat beberapa jenis perangkat produksi musik digital, namun kini yang paling lazim digunakan adalah digital audio
workstation berbasis komputer. Lebih lanjut Bartlett menjelaskan bahwa komponen utama dalam sebuah digital audio workstation
berbasis komputer ada tiga, yang secara garis besar dijelaskan
sebagai berikut:
1 Komputer
Selain sebagai media penyimpanan data klip suara digital, komputer merupakan perangkat keras di mana data
tersebut dapat disunting, diolah dan dimanipulasi. Untuk itu diperlukan komputer dengan prosesor berkecepatan tinggi,
kualitas memori yang kuat, dan hard-drive yang cepat dan berkapasitas besar Bartlett, 2009:293
2 Audio interface
Perangkat keras pengkonversi sinyal suara menjadi sebuah data digital. Suara yang masuk melalui mikrofon atau
mixer dirubah kemudian disalurkan ke komputer untuk diolah Bartlett, 2009:294.
20
Gambar 2. Contoh audio interface dan tampilan recording software
Sumber : Bartlett, 2009:306 3
Recording software Perangkat lunak yang berfungsi untuk menjalankan
perintah dalam digital audio workstation. Terdapat bermacam bentuk perintah mulai dari perintah merekam, memutar klip
suara, menyimpan data rekaman, hingga perintah untuk mengolah data audio seperti memotong, menyalin,
menggabungkan, termasuk menyunting Bartlett, 2009:305. Selain digital audio workstation, dibutuhkan perangkat
produksi musik lain untuk memproduksi sebuah karya musik. Berikut ini adalah beberapa perangkat yang secara garis besar dijelaskan
sebagai berikut:
21
1 Mikrofon
Menurut Owsinski 2005:1 fungsi dari mikrofon adalah mengubah getaran suara yang ditangkap menjadi energi listrik
sehingga dapat diamplifikasi atau direkam “ … their purpose is the same—to convert acoustic vibrations in the form of air
pressure to electrical energy so it can be amplified or recorded.“ Terdapat beberapa jenis mikrofon dengan cara kerja yang
berbeda-beda, berikut ini merupakan beberapa jenis mikrofon tersebut :
a Dynamic, suara yang masuk ke mikrofon dynamic akan
menggetarkan diafragma yang terbentuk dari kawat tembaga yang dililitkan pada magnet kemudian terjadi induksi
elektromagnetik, sehingga suara tersebut berubah menjadi energi listrik. Mikrofon ini lebih tahan terhadap kondisi cuaca
ekstrem dan memiliki ketahanan yang baik menghadapi tekanan suara yang keras Owsinski, 2005:2.
b Condenser, mikrofon ini menggunakan komponen kapasitor
beraliran listrik untuk mengolah suara yang ditangkap menjadi medan elektrostatis Owsinski, 2005:6. Mikrofon
ini memiliki jangkauan frekuensi luas dan sensitivitas yang tinggi dibanding mikrofon dynamic Bartlett, 2009:81.
c Ribbon, seperti namanya mikrofon ini menggunakan
lembaran pita tipis pada magnet, getaran pita tersebut
22
merupakan penghasil sinyal elektromagnetik Owsinski, 2005:3.
Gambar 3. Contoh mikrofon dynamic, condenser dan ribbon Sumber : Owsinski, 2005:4
Selanjutnya menurut Owsinski 2005:12 mikrofon juga memiliki perbedaan pola kutub tangkapan sinyal seperti
omnidirectional segala arah, unidirectional satu arah dengan klasifikasi bertingkat cardioid, supercardioid, hypercardioid dan
bidirectional dua arah. Kemudian terdapat jenis mikrofon dengan spesifikasi khusus seperti shotgun mic, surround mic,
stereo mic, boundary mic, lavaliere, dummy-head mic, dan headworn mic.
2 Kabel Konektor
Fungsi alat ini adalah untuk mengangkut sinyal listrik dari perangkat elektrik satu ke perangkat elektrik lainnya Bartlett,
2009:51. Kabel audio pada umumnya tersusun atas satu unbalanced atau dua balanced rangkaian kawat tembagabesi
sebagai konduktor yang dilindungi selang berbahan karet disertai jalinananyaman kawat sebagai insulator ground shield. Pada
23
ujung kabel-kabel tersebut terdapat konektor dengan beberapa jenis antara lain :
a 3-pin XLR. Pada umumnya jenis ini digunakan untuk
mikrofon, dan untuk aplikasi kabel balanced.
b TRS tip, ring, sleeve. Pada umumnya jenis ini digunakan
untuk perangkat stereo, dan untuk aplikasi kabel balanced.
c TS tip, sleeve. Pada umumnya jenis ini digunakan untuk
instrumen, perangkat mono, dan aplikasi kabel unbalanced.
d RCAPhono yang biasa digunakan untuk perangkat audio dan
konektor khusus seperti SPDIF, USB, TOSLINK, FireWire.
Gambar 4. Contoh konektor XLR, TRS, dan RCA Sumber : Bartlett, 2009:54
3 DI Box
DI merupakan singkatan dari direct injection injeksi langsung. Perangkat ini berguna untuk mengurangi impedansi
hambatan elektrik tinggi ketika menghubungkan instrumen elektrik, dan perangkat rekaman Bartlett, 2009:49.
4 Monitoring System
Dalam proses rekaman mulai dari tracking hingga mastering, monitoring suara adalah hal yang selalu dilakukan.
Para teknisi rekaman umumnya menggunakan sepasang pengeras
24
suara dengan sistem nearfield monitor. Menurut Bartlett 2009:69 fungsi nearfield monitor adalah “… nearfield
monitoring. Because the speakers are close to your ears, you hear mainly the direct sound of the speakers and tend to ignore the
room acoustics.”
Gambar 5. Contoh sepasang nearfield monitor Sumber : Bartlett, 2009:70
Selanjutnya Bartlett 2009:76 menegaskan bahwa selain nearfield monitor, para pelaku rekaman disarankan untuk
mendengarkan hasil rekaman pada sistem tata suara yang lain, seperti headphone, car stereo, boombox. Hal tersebut bertujuan
untuk mendengarkan hasil rekaman dengan lebih detil. 5
MIDI Equipment Terdapat teknik programming di mana klip suara untuk
karya musik dibuat menggunakan komputer. Teknik produksi tersebut dilakukan dengan teknologi MIDI music instrument
digital interface. Menurut Bartlett 2009:381 “Musical Instrument Digital Interface MIDI is a standard connection
between electronic musical instruments and computers that
25
allows them to communicate with each other.” Artinya fungsi MIDI adalah memberi perintah tertentu dalam digital audio
workstation. Perangkat MIDI yang digunakan adalah controller berwujud tuts piano, drum machine pad, atau menyerupai panel
sebuah mixer.
Gambar 6. Contoh MIDI controller berwujud tuts piano. Sumber : Bartlett, 2009:383
Beberapa alat tersebut merupakan perangkat yang lazim digunakan dalam produksi musik digital, namun tidak jarang ditemui
beberapa produksi musik digital merekamnya ke alat rekam pita magnetik beserta perangkat efek analog terlebih dahulu sebelum
dikonversi menjadi data digital. Tujuan proses tersebut untuk mendapatkan karakter hasil produksi suara yang khas akibat dari
sistem amplifikasi perangkat efek analog dan pita magnetik Owsinski, 2006:71
B. Penelitian yang Relevan