Pertemuan Kedua Siklus I
59 pemahaman anak mengenai konsep ukuran. Observasi dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pendampingan anak. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2014, 6 Mei 2014,7 Mei
2014 dan 8 Mei 2014. Pelaksanaan kegitan berjalan sesuai dengan perencanaan. Anak-anak terlihat antusias dengan media yang digunakan, terbukti anak-anak
banyak yang bertanya mengenai media dan bersorak-sorak ketika mengetahui akan bermain menggunakan media tersebut. Pembelajaran di RA Nurul Ummah
cenderung menggunakan media LKA dan buku tulis sehingga media pasir terlihat menarik karena belum pernah digunakan.
Antusiasme anak terlihat pada hari pertama hingga hari keempat kegiatan. Walaupun terdapat anak yang harus dibujuk dan ditemani oleh guru ketika bermain
serta beberapa anak harus dibujuk untuk bergantian menggunakan timbangan sederhana, meskipun demikian kegiatan tetap berjalan lancar sesuai dengan
perencanaan. Pada pertemuan pertama kegiatan bermain pasir yang dilakukan adalah
perlombaan menakar pasir. Anak-anak terlihat antusias dengan kegiatan ini. Ketika guru meminta anak untuk berbaris menjadi dua kelompok, perintah guru diabaikan
oleh anak-anak. Anak-anak berlari tidak teratur karena kegiatan bermain pasir dilakukan diluar ruangan. Guru menata anak satu persatu untuk menjadi barisan
berbentuk kereta. Kegiatan bermain dilanjutkan dengan memanggil SF dan WU untuk maju ke depan untuk berlomba mengisi gelas dengan pasir tetapi seluruh anak
mengikuti SF dan WU berlari menuju kotak pasir. Anak-anak mulai memahami aturan permainan setelah kegiatan bermain pasir dilakukan beberapa kali.
60 Kegiatan bermain pasir dilanjutkan dengan pengamatan mengenai ukuran
pasir dalam gelas masing-masing anak. PU, WU dan BM terlihat semangat menjawab pertanyaan dari guru sedangkan anak yang lainhanya melihat gelas yang
diangkat oleh guru. Setelah kegiatan pengamatan anak dibimbing guru untuk melakukan kegiatan mengukur menggunakan neraca sederhana. Ketika guru
meminta anak untuk menunjukkan gelas yang lebih berat, SF, MG, RA, AZ, dan SE menunjuk pada gelas yang berada pada posisi atas. ZK menyebutkan bahwa gelas
yang berada pada posisi atas adalah gelas yang menang. Kegiatan terakir dalam bermain pasir adalah memecahkan msalah sederhana, guru meminta anak untuk
menyeimbangkan timbangan. DE dan RO mampu memahami bahwa gelas yang berada pada posisi atas adalah yang perlu ditambah dengan pasir agar memiliki berat
yang sama. Sebanyak 13 anak kelas A memilih untuk menambah gelas miliknya sendiri untuk ditambah dengan pasir.
Pada pertemuan kedua kegiatan bermain pasir yang dilakukan adalah estafet gelas. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas, karena kondisi kelas A yang tidak
menggunakan kursi dan meja sehingga peneliti tidak perlu menata ulang kelas sebagai area bermain. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok, pada kelompok
kiri BM merupakan anak yang berada pada barisan paling belakang sedangkan KE merupakan anak yang berada pada barisan paling depan. Pada kelompok kanan, SE
merupakan anak pada posisi paling belakang dan SF berada pada posisi paling depan. BM dan SE merupakan anak yang menerima gelas dari guru. Anak-anak
terlihat antusias untuk memberikan gelas kepada temannya dengan cara melompat. Gelas pada kelompok kiri dapat lebih dahulu sampai pada anak yang berada paling