38
Yogyakarta ditinjau dari tipe ekstravensi, neurotisme, terbuka, kebersetujuan, dan kenuranian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa dari SMK N 1 Sayegan Tahun Ajaran 2014 2015 yang masih aktif terdaftar sebagai siswa SMK, yakni siswa kelas 1 dan 2. Sampel penelitian
ditentukan dengan teknik multistage sampling, dipilih 3 jurusan dari total 6
jurusan, dan didapat 12 kelas dari 3 jurusan tersebut dengan jumlah siswa sebanyak 360 siswa. Ukuran sampel ditentukan dengan tabel Krejcie-Morgan
dengan taraf kesalahan 5 diperoeh 183 sampel. Validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment dan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Croncbach. Teknik
analisa data menggunakan analisa deskriptif dengan persentase. Profil kepribadian siswa menunjukkan bahwa siswa dengan kepribadian
ekstravensi sebanyak, 37,158 , siswa dengan kepribadian neurotisme sebanyak 7,650 , siswa dengan kepribadian terbuka sebanyak 13,661 , siswa dengan
kepribadian kebersetujuan sebanyak 23,497 , dan siswa dengan kepribadian keseluruhan sebanyak 18,032 . Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa
SMK N 1 Sayegan dengan tipe kepribadian ekstravensi 37,158 .
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas dapat diduga adanya pengaruh antara keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap
kepribadian siswa. Semua siswa dan guru sebagai pengajar menginginkan terbentuknya karakteristik kepribadian siswa. Karena kepribadian merupakan
39
salah satu cermin dari perilaku yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain: faktor biologis, faktor sosial, dan faktor kebudayaan.
Ketiga faktor ini kaitannya erat dengan karakteristik siswa yang mempunyai kepribadian baik dan kurang baik. Seorang siswa yang mempunyai kepribadian
baik biasanya siswa yang rajin dan mentaati peraturan yang ada baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Faktor biologis biasanya terbentuk
sejak seseorang dilahirkan. Faktor sosial diantaranya adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku
dimasyarakat itu. Sedangkan faktor kebudayaan diantaranya nilai-nilai values, adat istiadat, pengetahuan, dan milik kebendaan.
Faktor keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ikut serta mempengaruhi kepribadiannya. Karena dengan melibatkan diri dalam organisasi
atau ekstrakurikuler sudah pasti konsekuensinya banyak pula kegiatan yang harus dilakukan. Banyaknya kegiatan yang harus dilakukan maka semakin
berkurang waktunya untuk belajar maupun beristirahat. Tetapi dengan banyaknya kegiatan yang harus diikuti oleh siswa dengan berbagi kapasitas akan
mebuat siswa semakin luas cakrawala pikirnya. Siswa akan terbiasa untuk menggunakan waktu luang yang ada dengan sebaik-baiknya, sehingga meskipun
banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, tidak akan terlalu mempengaruhi kegiatan belajarnya, bahkan harus menjadi motivasi lebih giat belajar lagi. Siswa
yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan dapat mengambil nilai-nilai positif dari kegiatan yang diikutinya dan akan dapat membentuk kepribadian sesuai
dengan yang diharapkannya.
40
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti dapat menyusun kerangka pemikiran bahwa, idealnya, siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
positif dan konstruktif akan memiliki karakteristik kepribadian yang baik dari pada siswa yang tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.
D. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis 1. Pertanyaan Penelitian