19 baik terhadap guru maupun dengan teman-temannya, sehingga anak akan
dikucilkan dilingkungan sekolahnya.
B. Bermain dan Permainan 1. Bermain
Setiap anak di dunia ini memiliki hak untuk bermain. Bermain merupakan kegiatan pokok anak. Bermain memberikan anak pengetahuan dan
pengalaman yang membantu perkembangannya untuk menyiapkan diri dalam kehidupan selanjutnya. Sepanjang masa kanak-kanak, bermain sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial. Bermain membuat anak tidak membeda-bedakan antara teman laki-laki dan perempuan serta tidak memandang
teman bermainnya berdasarkan status sosialnya. Hurlock 1978:320 menyatakan bahwa bermain adalah setiap kegiatan
yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh kegembiraan dan kesenangan dalam hidupnya. Anak akan mendapatkan pengalaman bermain atau permainan sebagai
aktivitas yang terkait dengan keseluruhan diri anak, bukan hanya sebagian. Menurut Mayke 2001: 16-17, bermain adalah dunia kerja anak usia pra
sekolah dan menjadi menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. Bermain merupakan sesuatu yang sangat penting bagi anak. Bermain memiliki
nilai-nilai pendidikan untuk mengembangkan potensi anak. Bermain merupakan cara untuk bereksploitasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga anak
20 akan menemukan sesuatu dari pengalaman bermain. Mudjihartono 2009: 5
menyatakan bahwa bermain harus mengandung berbagai aktivitas yang menyertainya, seperti bebas, terpisah, tak pasti atau berubah-ubah, secara spontan,
tidak mempertimbangkan hasil, dan diatur oleh peraturan serta membuat kepercayaan.
Hurlock 1991:159-160 menyatakan bahwa dalam penerapan pembelajaran bagi anak usia sekolah dasar, metode bermain dianggap sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, sehingga anak didorong untuk selalu bermain tanpa memperhatikan status sosial keluarga. Pengalaman bermain
akan mendorong anak untuk lebih kreatif, mulai dari perkembangan emosi, kemudian mengarah ke kreativitas bersosialisasi Khasanah, 2011:4. Bermain
memberikan manfaat bagi anak usia 6-12 tahun yaitu, meningkatkan kreatifitas, meningkatkan rasa percaya diri, mengembangkan imajinasi anak, memahami
suasana kompetisi, dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi Adriana, 2011: 93-368.
Menurut Dworetzky 1990:395-396 ada lima kriteria dalam bermain yaitu, seperti berikut.
a. Motivasi instrinsik, tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri
anak, karena dilakukan demi kegiatan itu sendiri bukan karena ada tuntutan masyarakat atau fungsi-fungsi tubuh.
b. Pengaruh positif, tingkah laku ini menyenangkan atau
menggembirakan untuk dilakukan. c.
Bukan dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku ini bukan dikerjakan sambil lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau aturan sebenarnya,
melainkan lebih bersifat pura-pura. d.
Cara dan Tujuan. Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya. Anak lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada keluaran
yang dihasilkan.