Makan tepat waktu merujuk pada konsep tiga kali makan dalam sehari ialah sarapan,  makan  siang,  dan  makan  malam.  Dalam  memulai  makan,  janganlah
makan  setelah  benar-benar  lapar.  Atur  waktu  makan  seperti  sarapan  sekitar  jam 06.00-08.00, makan siang sekitar jam 12.00-13.00, dan makan malam antara jam
18.00-20.00 Tilong, 2014.
2.3  Manajemen Diet Penderita Dispepsia
Diit  pada  penyakit  dispepsia  diberikan  untuk  penyakit  yang  berhubungan dengan  saluran  cerna.  Gangguan  pada  saluran  cerna  umumnya  berupa  sindrom
dispepsia yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang.
Tujuan diet adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak  memberatkan  lambung  serta  mencegah  dan  menetralkan  sekresi  asam
lambung yang berlebihan. Syarat diet penyakit dispepsia diet lambung adalah :
a. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan
b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya
c. Lemak rendah, yaitu 10-15  dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai kebutuhan d.
Rendah  serat,  terutama  serat  tidak  larut  air  yang  ditingkatkan  secara bertahap
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah
Universitas Sumatera Utara
f. Tidak  mengandung  bahan  makanan  atau  bumbu  yang  tajam,  baik  secara
termis,  mekanis,  maupun  kimia  disesuaikan  dengan  daya  terima perorangan
g. Laktosa  rendah  bila  ada  gejala  intoleransi  laktosa,  umumnya  tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak. h.
Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang. i.
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung Almatsier, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.4  Kerangka Teori
Penyebab  dispepsia  cukup  beragam  dan  bergantung  pada klasifikasinya,  Pada  pasien  dengan  dispepsia  organik  atau  struktural,  ada
tiga  penyebab  utama  dispepsia:  penyakit  refluks  gastroesofageal  dengan atau  tanpa  esofagitis,  penyakit  ulkus  peptikum  kronis,  dan  keganasan
Tepes, 2011. Sedangkan dispepsia yang bersifat fungsional dapat dipicu karena  faktor  psikologis,  faktor  intoleran  terhadap  obat-obatan  dan  jenis
makanan  tertentu  Abdulah  dan  Gunawan,2012.  Salah  satu  faktor  yang berperan  dalam  kejadian  dispepsia  diantaranya  adalah  pola  makan  dan
sekresi asam lambung Djojoningrat, 2009.
Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Pola makan
Faktor psikologi stres
Obat-obatan
Penyakit gangguan pencernaan : gastritis,
ulkus peptikum, stomach cancer,gastro-esophangeal
reflux disease, hiperacidity
dll
Dispepsia
Universitas Sumatera Utara
2.5  Kerangka Konsep Penelitian