2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan
Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan
menurut Sediaotama 2004 adalah sebagai berikut :
1. Faktor ekonomi
Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi kosumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya akan
pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan
akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kulaitas maupun kuantitas.
2. Faktor sosio budaya
Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang
akan dikosumsi. Kebudayaan menuntun orang dalam cara bertingkah laku dan memenuhi kebutuhan dasar biologinya, termasuk kebutuhan terhadap
pangan. 3.
Agama Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan
individu yang melanggar hukumnya berdosa. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikosumsi.
Universitas Sumatera Utara
4. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan
gizi. 5.
Lingkungan Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku
makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak.
2.2.2 Pola Makan terdiri dari:
a. Jenis Makanan
Pada umumnya pasien yang menderita dispepsia adalah pengkonsumsi rokok, minuman alkohol yang berlebihan, minum kopi dalam jumlah banyak dan
makan makanan yang mengandung asam. Pengosongan lambung tergantung pada jenis makanan. Biasanya berlangsung sekitar 1-4 jam. Makanan yang
mengandung protein, lemak, makanan yang kental hipertonis, banyaknya udara dan usus halus yang penuh memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna
dalam lambung. Lemak tetap berada di dalam lambung selama 3-6 jam. Cairan lambung yang asam memicu terjadinya pencernaan protein dan lemak Suratun
dan Lusianah, 2010. Jenis makanan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu makanan utama dan
makanan selingan. Makanan utama merupakan makanan yang biasa dikonsumsi seseorang berupa makan pagi, makan siang, dan makan malam yang terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan minuman. Sementara Makanan
Universitas Sumatera Utara
selingan adalah makanan ringan atau snack yang biasa dikonsumsi di sela-sela makan utama.
b. Jadwal makan
Makan tepat waktu dan teratur sangat penting untuk dilakukan dan bahkan harus dibiasakan, sebab makan tepat waktu dan teratur memberikan manfaat yang
luar biasa bagi tubuh. Sebaliknya makan yang tidak tepat waktu dan tidak teratur dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan Tilong, 2014
Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan makan dalam sehari baik makanan utama maupun makanan selingan, frekuensi
makan dikatakan baik jika frekuensi makan dalam sehari tiga kali makanan utama atau dua kali makanan utama dengan satu kali makanan selingan. Frekuensi
makan dinilai kurang jika frekuensi makan setiap harinya dua kali makan utama atau kurang Hudha, 2006.
c. Jumlah Makanan
Jumlah atau porsi makanan merupakan suatu ukuran atau takaran yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Menurut Sedioetama 2004 jumlah atau porsi
standar bagi remaja antara lain: makanan pokok berupa nasi, roti, dan mie instan. Jumlah atau porsi makanan pokok antara lain: nasi 100 gram, roti tawar 50 gram,
mie instan untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram. Lauk pauk mempunyai dua golongan, golongan lauk hewani dan nabati. Jumlah atau porsi
makanan antara lain: daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram, tempe 50 gram 2 potong, tahu 100 gram2 potong. Sayur merupakan bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis
Universitas Sumatera Utara
makanan sayuran, anatara lain 100 gram. Jumlah porsi buah ukuran 100 gram, potongan 75 gram.
2.2.3 Pola makan yang mempengaruhi dispepsia