Pola Tipe Analisis Usahatani Tomat Pasca Meletusnya Gunung Sinabung

b. Organisasi

Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi 3 yakni: 1. Usaha individual ialah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah, hingga pemasaran ditentukan sendiri. 2. Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk keuntungan. 3. Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil, dan pembuatan saluran irigasi.

c. Pola

Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi 3, yakni khusus, tidak khusus dan campuran. 1. Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu cabang usahatani saja, misalnya usahatani tanaman pangan, usahatani peternakan dan usahatani perikanan. 2. Usahatani tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas. 3. Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contohnya tumpang sari dan mina padi. Universitas Sumatera Utara

d. Tipe

Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan usahatani jagung.Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis ini dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak berubah Sukirno, 2005. Beberapa faktor produksi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi meliputi; luas lahan yang dimiliki, jumlah benih yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, banyaknya pupuk yang digunakan, banyaknya pestisida yang digunakan, keadaan pengairan, tingkat pengetahuan dan keterampilan, tingkat kesuburan tanah, iklim atau musim, modal yang tersedia Soekartawi, 2003.

2.1.2. Bencana Alam

Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor Pasal 1, UU RI No. 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana. Memurut Priyatin 2011bencana alam yang menimpa suatu kawasan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar baik dari kerusakan ekosistem, hilangnya kawasan pemukiman dan lokasi tanah garapan maupun kehilangan nyawa manusia dan ternak peliharaan.Badan Nasional Penanggulangan Bencana Universitas Sumatera Utara BPNB mengelompokkan bencana alam yang ada di Indonesia menjadi delapan hal salah satunya bencana letusan Gunung Berapi. Lahan pertanian yang terkena dampak letusan gunung merapi sepeti lahan- lahan disekitar Gunung Merapi dan gunung merapi lainnya di Indonesia mengalami perubahan fisik kimia, fisika, serta biologi yang besarnya bergantung pada sifat kimia dan fisika abu yang menimbun, dan ketebalan timbunan. Oleh karena itu perlu suatu tindakan perbaikan yang ditunjukan untuk 1. Pemulihan kesuburan tanah, seperti a pengurangan tebal timbunan abu yang tidak subur, atau b membenamkan dan mengaduk abu vulkanis yang subur dengan tanah asal pada saat pengolahan tanah c pemberian bahan organik; dan 2. Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura melalui budidaya yang sesuai Martini, dkk.,2011.

2.1.3. Gunung Sinabung

Gunung Sinabung adalah gunung di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia.Sinabung dan Sibayak adalah dua gunung merapi aktif yang berdekatan di Sumatera Utara.Ketinggian Gunung Sinabung 2. 640 meter. Gunung ini menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara.Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1.600. Material Gunung Merapi yang berpengaruh terhadap pertanian berupa 1 abu vulkanik yang tersembur ke angkasa, lalu terdeposit dilahan pertanian, atau menutupi pertanaman padi dan palawija dalam berbagai ketebalan dan luasan; 2 lahar dingin yang scara fisik dapat merusak pertanaman pertanian dengan tingkat keparahan dari luasan yang berbeda; 3 gas ataupun cairan lahar yang keluar dari perut gunung, biasanya didominasi oleh sulfur yang ditandai dari baunya yang Universitas Sumatera Utara menyengat hidung. Diantara ketiga material tersebut butir pertama lebih luas dampaknya terhadap pertanian Martini, dkk.,2011.

2.1.4 . Teknik Budidaya Tomat

Tomat Solanum lycopersicumberasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar keseluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropis.Bangsa Eropa dan Asia mengenal tanaman tomat pada tahun 1523.Namun pada waktu itu tanaman tomat dianggap sebagai tanaman yng beracun dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan obat kanker.Tanaman tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini menandakan bahwa tanaman tomat sudah tersebar diseluruh dunia, baik didaerah tropis maupun subtropis.Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur pendek artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati Cahyono, 1998. Klasifikasi tanaman tomat: Kingdom : Plantea Tanaman Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh Super Divisi : Spermathopyta Menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga Kelas : Magnoliopsida Berkeping duadikotil Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae suku terung-terungan Genus : Solanum Spesies : Solanum lycopersicum L Universitas Sumatera Utara Tanaman tomat bisa tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, tergantung dari varietasnya.Namun budidaya tomat di dataran tinggi biasanya lebih produktif dibanding dataran rendah.Sosok tanaman tomat berupa semak yang bersifat annual atau tahunan tergantung pada varietasnya, buah tomat sangat beragam baik bentuk, warna maupun ukurannya.Keindahan bentuk dan warnanya membuat tomat sering dimanfaatkan pula sebagai bahan dekorasi. Selain itu, karena rasanya yang segar menyebabkan tomat sering pula dimakan langsung sebagai buah Widayati, 1999.

2.1.5. Kandungan Gizi dan Varietas Tanaman Tomat

Buah tomat termasuk komoditas multiguna, dikatakan multigunan karena selain berfungsi sebagai sayuran maupun dikonsumsi buah segar, buah tomat juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik serta obat-obatan berbagai macam penyakit. Kandungan kimia buah tomat mempunyai khasiat dan manfaat sangat besar bagi kesehatan manusia.Tomat banyak mengandung vitamin A, C, serta mineral Mg dan P. Selain itu, tomat juga mengandung mineral Ca dan Fe, meskipun dalam jumlah tidak banyak. Dalam 100 g tomat terdapat 20-23 kalori Widayati, 1999. Buah tomat ternyata memiliki manfaat banyak sekali, tidak hanya sebagai lalapan ataupun tambahan masakan saja, melainkan bermanfaat serta berkhasiat dalam menjaga kesehatan tubuh.Buah tomat berasa asam karena mengandung asam sitrat.Rasa keasaman ini justru menambah kesegarannya.Kandungan asam sitrat pada buah tomat dapat meningkatkan selera makan.Segudang manfaat buah tomat bagi kesehatan diantaranya adalah baik dikonsumsi untuk penderita penyakit wasir haemorrhoid, buah tomat juga baik dimanfaatkan untuk Universitas Sumatera Utara perawatan kecantikan karena air tomat dapat melicinkan kulit, terutama kulit muka. Selain itu, manfaat lainnya yaitu mampu mengobati berbagai macam penyakit seperti sembelit, demam, sariawan, gusi berdarah, menurunkan tekanan darah tinggi, radang usus buntu sakit kuning, melawan stroke maupun penyakit jantung, memulihkan fungsi lever, mengobati bisul, memar akibat terbentur, serta mampu mengembalikan kulit yangterbakar sinar matahari. Meskipun demikian konsumsi buah tomat tidak dianjurkan bagi orang yang menderita sakit perut maupun sakit mag. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Produksi