tingginya. Lingkungan sehat tersebut antara lain mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
2.4 Sanitasi 2.4.1 Pengertian Sanitasi
Menurut World Health Organization WHO, sanitasi adalah pembuangan urin manusia dan tinja menggunakan metode pembuangan yang aman dan
penyediaan fasilitas dan layanan yang memadai untuk itu. Sebagian besar organisasi kesehatan dan pemerintah telah menaruh perhatian mereka untuk mengembangkan
fasilitas infrastruktur
untuk meningkatkan
sanitasi di
seluruh dunia
http:kliksma.com201410 diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 21.0. Karena terdapat beberapa temuan yang telah membuktikan bahwa kurangnya
sanitasi membuat dampak yang besar pada kemajuan global. Praktek-praktek sanitasi harus dimulai dari tingkat rumah tangga. Setelah praktik sanitasi yang baik adalah
solusi seumur hidup untuk kontaminasi dan penyakit berbahaya. Pembuangan limbah adalah yang pertama. Manusia melepaskan air seni dan tinja ke sungai dan selokan.
Kemudian selokan dan sungai yang tercemar dengan mikroorganisme patogen yang akan mencemari air minum. Mereka para patogen akan masuk kedalam makanan
yang tumbuh didalam tanah. Air tercemar adalah tanah basah tempat kuman yang dapat menyebarkan penyakit.
2.4.2 Ruang Lingkup Sanitasi
Berdasarkan pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23
Universitas Sumatera Utara
tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui
peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk
perubahan perilaku. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari
resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui
lingkungan kerja antra perkantoran dan kawasan industri atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan
adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggalbekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
2.4.3 Manfaat Sanitasi
Ternyata manfaat sanitasi yang baik itu sangat besar, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat. Tapi juga berdampak positif bagi perekonomian dan
pembangunan bangsa. Berikut ini adalah manfaat sanitasi menurut, Nugroho Tri Utomo:
1. Menghindari angka pertumbuhan ekonomi semua kerugian ekonomi akibat
sanitasi buruk, seharusnya akan mempengaruhi dan mengurangi laju pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan produktivitas masyarakat
Menurut WHO, kondisi dan perilaku sanitasi yang baik dan perbaikan kualitas air minum dapat menurunkan kasus diare yang akan mengurangi
jumlah hari tidak masuk sekolah dan tidak masuk kerja hingga 8 hari
Universitas Sumatera Utara
pertahun atau meningkat 17 yang tentunya berdampak pada kesempatan meningkatkan pendapatan.
3. Menurunkan angka kemiskinan akibat buruknya sanitasi, rata-rata keluarga di
Indonesia harus menanggung Rp 1,25 juta setiap tahunnya. Ini jumlah yang sangat berarti bagi keluarga miskin. Biaya-biaya tersebut mencakup biaya
berobat, perawatan rumah sakit, dan hilangnya pendapatan harian opportunity cost akibat menderita sakit atau harus menunggu dan merawat
anggota keluarga yang sakit. 4.
Perubahan perilaku terhadap akses sanitasi, telah dibuktikan dapat mendorong kontribusi investasi sanitasi. Pengalaman pembangunan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat STBM di Jawa Timur menunjukkan leverage factor, bahwa setiap Rp 1 yang dikeluarkan telah berhasil menggerakan
investasi sanitasi dari masyarakat sendiri hingga Rp 35. 5.
Manfaat dari investasi sanitasi tentu saja terkait motto di bidang kesehatan yang sudah dikenal luas, yaitu mencegah selalu lebih murah dari mengobati.
Bayangkan negara kita harus kehilangan Rp. 58 triliun pertahun karena kita memilih tidak mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11.2 triliun pertahun
untuk memperbaiki kondisi sanitasi. 6.
Bank Pembangunan Asia 2009 menyatakan bahwa, kita telah gagal menginvestasikan USD 1 untuk menangani sanitasi, sehingga sungai kita
tercemar, maka akan diperlukan pengeluaran biaya sebesar USD 36 untuk memulihkan
kembali kondisi
air sungai
tersebut https:diskusilingkungan.wordpress.com20130710apa-sih-manfaat-
sanitasi diakses pada 16 September 2015 pada pukul 18.35.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM