BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Partisipasi
Secara etimologis, Partisipasi berasal dari bahasa latin yang artinya bagian dan cepere
, yang artinya mengambil, sehingga diartikan “mengambil bagian”. Dalam bahasa Inggris, participate atau participation berarti mengambil bagian atau
mengambil peranan. Huntingtiton dan Nelson berpendapat sama bahwa partisipasi mengambil bagian atau mengambil peranan dalam aktifitas atau kegiatan politik
suatu Negara Karianga, 2011: 213. Partisipasi menurut Mikkelsen Adi, 2008: 107 adalah keterlibatan
masyarakat dalam upaya pembangunan lingkungan, dan diri mereka sendiri. Selain itu, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang
ditentukan sendiri oleh masyarakat. Partisipasi tidak hanya terbatas pada kegiatan politik di suatu Negara saja.
Partisipasi juga ada dalam kegiatan lainnya, seperti kegiatan social, hokum, keagamaan, lingkungan dan kegiatan lainnya. Setiap kegiatan memerlukan
partisipasi untuk dapat dijalankan, baik itu partisipasi yang sifatnya sukarela atau dipaksa untuk ikut partisipasi. Tidak adanya keterlibatan individu ataupun partisipasi
kolektif masyarakat, kegiatan tidak akan berarti apa-apa karena tidak ada yang menggerakkan.
Rumusan dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan
dengan keadaan lahiriyahnya saja Sastropoetro, 1988: 11. Davis mengemukakan definisi partisipasi sebagai keterlibatan mentalpikiran dan emosiperasaan seseorang
Universitas Sumatera Utara
di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan. Di dalamnya terdapat tiga buah gagasan yang penting artinya bagi para managerpimpinan yang hendak menerapkan seni
partisipasi dan kebanyakan dari mereka sependapat dengan tiga buah gagasan tersebut. Adapun tiga byah gagasan yang penting yang dimaksud davis adalah:
1. Bahwa partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan dan peran serta, sesungguhnya
merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
2. Unsur kedua adalah kesediaan member sesuatu sumbangan kepada usaha
mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukaan untuk membantu kelompok. Seseorang menjadi anggota kelompok dengan
segala nilainya. 3.
Unsur ketiga adalah unsure tanggung jawab. Unsure tersebut menjadi segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota artinya ada rasa “sense of
belongingness” Sastropoetro, 1988:13. Tinjauan kedua pengertian partisipasi menurut WHO dan Davis menjadi
bertentangan, ketika WHO mengatakan partisipasi hanya keterlibatan lahiriyah fisik saja. Sementara Davis menjelaskan partisipasi sebagai keterlibatan mental
atau pikiran dan emosi atau perasaan bukan hanya keterlibatan fisik saja. Bila seseorang dalam suatu lingkungan tidak dapat menghadiri kerjanakti di daerahnya,
bukan berarti orang tersebut tidak berpartisipasi. Partisipasi yang bisa disumbangkan dapat saja berupa sumbangan lain seperti, menyumbangkan sejumlah uang untuk
membeli makanan kecil untuk warga lain yang sedang kerja bakti atau langsung menyumbangkan makanan untuk warga yang bekerja bakti. Partisipasi menjadi
Universitas Sumatera Utara
berkembang bukan hanya mengenai keterlibatan fisik, pikiran dan perasaan saja. Bentuk keterlibatan menjadi bervariasi seperti yang disebutkan oleh Davis dalam
jenis-jenis partisipasi sebagai berikut Sastropoetro, 1988: 16. 1.
Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan.
2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta
benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. 3.
Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu
program. 4.
Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya.
Dengan demikian
pasrtisipasi adalah
pengambilan bagian
atau pengikutsertaan atau masyarakat terlibat langsung dalam setiap tahapan proses
pembangunan mulai dari perencanaan Planning, pengorganisasian Organising, pelaksanaan Actuatting, sampai kepada Monitoring dan evaluasi Controlling
selanjutnya disingkat dengan POAC. Hal ini juga dikatakan Robert Chambers, partisipasi adalah dalam arti bahwa masyarakat terlibat langsung dalam setiap
tahapan proses Daniel, Darwati dan Nieldina, 2006: 59. Pengertian partisipasi dari beberapa ahli yang telah disebutkan maka
disimpulkan bahwa partisipasi merupakan mengambil bagian atau peranan secara langsung dalam dalam seluruh tahapan proses kegiatan dengan menyumbangkan
berupa harta, tenaga, uang, keterampilan secara sukarela ataupun dipaksa agar mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya. Masyarakat sendiri yang
mengetahui masalah apa yang sedang dihadapi dan yang mengetahui apa yang harus
Universitas Sumatera Utara
dilakukan untuk memecahkan masalahnya sendiri. Setiap tahap proses penyelesaian masalah yang mereka hadapi akan berjalan sesuai yang mereka inginkan apabila
mereka sendiri yang terlibat dalam proses penyelesainnya, dimulai dari perencanaan sampai akhir yaitu evaluasi.
2.2 Masyarakat