Hasil Observasi Ruang Instalasi Gawat Darurat RSU Kabanjahe Hasil Observasi Tempat Tunggu Pasien RSU Kabanjahe Hasil Observasi LorongBerandaTaman RSU Kabanjahe Hasil Observasi Kantin RSU Kabanjahe

beberapa waktu yang lalu dilaksanakan renovasi dan pengecatan di beberapa ruangan, maka beberapa ruangan tersebut tidak lagi memiliki tulisan himbauan tersebut. Selain itu juga disebabkan beberapa pasienpengunjung pasien mencabutmerusak tulisan himbauan tersebut dan tidak diganti hingga saat ini. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan beberapa pengunjung pasien yang merokok di dalam ruangan tersebut.

4.4.3 Hasil Observasi Ruang V.K. Bersalin RSU Kabanjahe

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa terdapat satu poster yang bertuliskan “Kami Berhak Dapat Udara Segar Tanpa Asap Rokok” yang ditempel pada dinding bagian luar ruang V.K. bersalin dan lokasi dinding dekat dengan bangku pengunjung sehingga poster dapat dilihat oleh pengunjung yang datang ke ruang V.K. bersalin. Berdasarkan pengamatan, diketahui juga bahwa tidak ditemukan perawat yang merokok di lingkungan V.K. bersalin.

4.4.4 Hasil Observasi Ruang Poliklinik RSU Kabanjahe

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa terdapat 7 dari 11 ruang poliklinik yang memiliki himbauan yang bertuliskan, baik berupa poster maupun tulisan stiker, yakni ruang poliklinik umum, penyakit dalam, kulit dan kelamin, bedah, gigi, paru, dan anak. Berdasarkan hasil pengamatan juga tidak ditemukan adanya petugas kesehatan maupun pasien yang merokok dalam ruangan poliklinik.

4.4.5 Hasil Observasi Ruang Instalasi Gawat Darurat RSU Kabanjahe

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa terdapat dua poster himbauan tidak merokok, satu poster bertuliskan “Saya malu kalau merokok, sudah ada peraturannya tapi kok dilanggar?” dan satu poster lainnya menggambarkan keadaan Universitas Sumatera Utara tubuh seorang perokok. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan petugas kesehatan yang merokok di dalam ruang IGD, namun tidak pada saat menangani pasien, tetapi saat berbincang-bincang dengan beberapa pengunjung yang menanyakan informasi.

4.4.6 Hasil Observasi Tempat Tunggu Pasien RSU Kabanjahe

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa tidak terdapat poster maupun himbauan tertulis lainnya di tempat tunggu pasien rawat inap, namun di tempat tunggu pasien rawat jalan poliklinik, tempat duduk langsung berhadapan dengan poster yang ditempel di beberapa ruang poliklinik. Berdasarkan hasil pengamatan juga terdapat banyak pengunjung laki-laki yang merokok di tempat tunggu, baik rawat jalan maupun rawat inap disebabkan karena tempat tunggu berada di luar ruangan sehingga perokok merasa dapat merokok jika tidak berada dalam ruangan.

4.4.7 Hasil Observasi LorongBerandaTaman RSU Kabanjahe

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada sebagian besar lorong ataupun beranda tidak terdapat himbauan untuk tidak merokok. Baik petugas maupun pengunjung tampak berjalan sambil merokok di sekitar lorong rumah sakit yang bentuk lorongnya tidak tertutup. Pengunjung pasien rawat inap seringkali merokok sambil duduk di sekitar beranda dan taman rumah sakit yang berada di luar ruangan dan tidak tampak petugas kesehatan yang memberikan teguran.

4.4.8 Hasil Observasi Kantin RSU Kabanjahe

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa tidak terdapat himbauan untuk tidak merokok di dua kantin yang terdapat pada rumah sakit. Kantin adalah salah satu tempat yang dianggap bebas bagi para perokok untuk merokok. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan kesehatan, dibutuhkan upaya kesehatan, yakni setiap kegiatan ataupun serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. KTR merupakan salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang efektif untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya paparan asap rokok orang lain. WHO dalam Tobacco Free Initiative Bab 8 2010 menyebutkan untuk mencapai KTR yang efektif, perlu adanya implementasi yang sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni dapat dilaksanakan dan dipatuhi. Implementasi mengarah pada aktivitas apapun yang dibutuhkan untuk mengaktifkan manusia dan menggunakan berbagai jenis sumber daya untuk mencapai rencana yang telah disusun dalam proses perencanaan. Perilaku pekerjaan yang menyimpang dari peran yang diharapkan akan menjadi penyebab kegagalan implementasi Steiner dan Miner, 1997. Keberhasilan implementasi suatu aturan dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh perilaku orang-orang yang terikat dalam organisasi tersebut. Perilaku seseorang terhadap suatu aturan juga dipengaruhi oleh cara orang tersebut mempersepsikan Universitas Sumatera Utara