berbahaya yang terkandung dalam rokok akan masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persen sisanya beredar di udara bebas dan akan berisiko masuk ke tubuh orang di
sekelilingnya Wikipedia, 2012. Asap rokok yang timbul dari aktivitas merokok terbukti dapat membahayakan
kesehatan individu, masyarakat, dan lingkungan, sehingga perlu dilakukan tindakan perlindungan terhadap paparan asap rokok Kemenkes RI, 2011.
2.1.5 Regulasi Rokok
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012, pengamanan rokok merupakan semua atau serangkaian kegiatan dalam rangka mencegah danatau
menangani dampak penggunaan rokok terhadap kesehatan, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam rangka penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan,
peran masyarakat diarahkan untuk meningkatkan dan mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat. Peran masyarakat dapat dilakukan oleh perorangan,
kelompok, badan hukum atau badan usaha, dan lembaga atau organisasi yang diselenggarakan oleh masyarakat. Peran masyarakat dilaksanakan melalui :
a. pemikiran dan masukan berkenaan dengan penentuan kebijakan danatau
pelaksanaan program pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan;
b. penyelenggaraan, pemberian bantuan, danatau kerjasama dalam kegiatan
penelitian dan pengembangan pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan;
Universitas Sumatera Utara
c. pengadaan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana bagi penyelenggaraan
pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan;
d. keikutsertaan
dalam pemberian
bimbingan dan
penyuluhan serta
penyebarluasan informasi
kepada masyarakat
berkenaan dengan
penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan;
e. dan kegiatan pengawasan dan pelaporan pelanggaran yang ditemukan dalam
rangka penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
Susanti 2011 menyebutkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh beberapa organisasi non-pemerintah seperti Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok
LM3, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia YKI, dan Komunitas Peduli Kawasan Tanpa Rokok KPKTR Kota Semarang dalam rangka
pengamanan rokok. Usaha tersebut antara lain : 1.
Menerbitkan buletin secara berkala mengenai bahaya merokok, perilaku merokok, dan upaya berhenti merokok.
2. Menerbitkan buku secara berkala yang berkaitan dengan bahaya merokok,
perilaku merokok, dan upaya berhenti merokok. 3.
Memberikan penyuluhan secara berkesinambungan ke berbagai institusi, seperti institusi pemerintah, swasta, dan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
4. Mendukung dan melakukan penelitian yang berkaitan dengan bahaya rokok dan
perilaku merokok. 5.
Mendirikan klinik untuk berhenti merokok seperti klinik yang didirikan Yayasan Jantung Indonesia yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Jantung
Harapan Kita. 6.
Advokasi Regulasi KTR yaitu mendorong pemerintah atau instansi yang terkait untuk membuat regulasi atau kebijakan yang mampu melindungi masyarakat
dari bahaya rokok. 7.
Kampanye yaitu melakukan sosialisasi dan menyadarkan masyarakat terhadap bahaya rokok, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat lain melalui media-
media yang efektif. 8.
Membangun komunikasi dan komunitas dengan segenap elemen masyarakat yang mempunyai rasa kepedulian terhadap perlindungan masyarakat dari
bahaya rokok. Prabandari dan kawan kawan 2009 menyebutkan organisasi Tobacco Control
Support Center - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia TCSC-IAKMI bekerjasama dengan Southeast Asia Tobacco Control Alliance SEATCA dan World
Health Organization WHO Indonesia melaporkan empat alternatif kebijakan yang terbaik untuk pengendalian rokok, yaitu :
1. Menaikkan pajak 65 dari harga eceran
2. Melarang bentuk semua iklan rokok
Universitas Sumatera Utara
3. Mengimplementasikan 100 KTR di tempat umum, tempat kerja, tempat
pendidikan 4.
Memperbesar peringatan merokok dan menambahkan gambar akibat kebiasaan merokok pada bungkus rokok.
2.2 Pengertian Implementasi