Merek dan Prinsip – Prinsip Pemasaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Merek

Sebuah buku pemasaran standar dunia yang ditulis oleh Philip Kotler mendefenisikan merek sebagai sebuah nama, istilah, simbol atau desain ataupun kombinasi dari keduanya, yang dimaksudkan untuk menandakan barang pelayanan satu atau sekelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari kompetitor – kompetitor yang ada. Konsumen dihadapkan kepada pilihan yang lebih beragam, beberapa bentuk identifikasi penyalur menjadi sepotong informasi penting dalam menentukan pembelian Arnold David, 1997.

2.1.1 Merek dan Prinsip – Prinsip Pemasaran

Pemasaran adalah proses manajemen yang bertanggung jawab untuk menciptakan dan memberikan kepuasan bagi konsumen. Sebaliknya ini harus menghasilkan loyalitas atau suatu anggapan yang menyebabkan pelanggan menggunakan produk terus menerus,pondasi dari hampir semua merek –merek besar. Pandangan yang lebih sederhana mengenai pemasaran berkaitan dengan keputusan dalam 4 area yang lebih dikenal sebagai “bauran pemasaran “ atau 4P ” yaitu: Product produk, Price harga, Promotion promosi dan Place or distribution tempat atau distribusi . Keputusan berkisar 4 area ini tak dapat dilakukan tanpa adanya informasi jelas mengenai keuntungan yang dicari konsumen dan yang ditawarkan perusahaan. Merek memegang peranan penting dalam memperjelas faktor yang satu ini. Universitas Sumatera Utara kebutuhan dan keinginan pelanggan kepuasan pelanggan loyalitas pelanggan penggunaan yang berulang – ulang keuntungan jangka pendek Gambar 2.1 Mata Rantai Pemasaran Arnold, 1996 Beberapa kenyataan – kenyataan mendasar bagaimana orang membeli barang dapat menjelaskan alasan pentingnya sebuah merek : 1.Pelanggan tidak pernah memahami produk sebagaimana produsen menjualnya. 2.Pelanggan akan menilai produk dengan cara mereka sendiri. 3.Persepsi pelanggan akan tertuju pada keuntungan produk, yang biasanya seringkali samar. 4.Persepsi pelanggan tidak selalu didasari kesadaran. Pelanggan jarang mengetahui produk atau pelayanan secara detail. Mereka menilainya dengan atribut yang mereka anggap penting. Pihak supplier bisa saja menganggap ini secara keseluruhan. Persepsi pelanggan bisa karena respon emosional, bisa karena keuntungan yang tak dapat dilihat dari produk. Persepsi juga tidak selalu diperoleh dengan kesadaran atau rasional penuh. Bukti terbaik dari keabsahan kenyataan universal ini adalah eksistensi merek- merek yang ada sekarang ini Arnold,1996. Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Ekuitas Merek