d Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif
, yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus
concern dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan
menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka. e
Multikulturalisme Kosmopolitan , berusaha menghapus batas-
batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan,
sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural
masing-masing. Sehingga dapat dikatakan bahwa Politik Multikulturalisme merupakan
sebuah teori yang menekankan akan upaya pencapaian sebuah kekuasaan di tengah-tengah keberagaman yang ada. Dapat dikatakan pula sebagai suatu
proses mewakilkan secara keseluruhan keanekaragaman yang ada, dalam upaya pencapaian sebuah kekuasaan.
1.6.2 Teori Identitas Sosial
Fokus utama dari teori ini adalah pembentukan identitas sebagai produk kategorisasi sosial. Kategori sosial, seperti etnis, gender, dan afiliasi
politik, adalah bagian dari masyarakat terstruktur. Individu berasal dari berbagai kategori sosial dan identitas bentuk berdasarkan keanggotaan dari
kategori sosial. Pemikiran proses ini, masyarakat diinternalisasi oleh individu
22
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk identitas sosial berdasarkan kategori sosial. Identitas sosial, pada gilirannya, terhubung individu untuk masyarakat berpikir keanggotaan
kelompok mempengaruhi keyakinan individu, sikap, dan perilaku dalam hubungan mereka dengan anggota kelompok sosial lainnya. Akibatnya, unit
dasar yang hubungan masyarakat individu diteliti adalah kelompok sosial. Teori Identitas Sosial menekankan aspek sosial lebih dari aspek individu,
sedangkan Teori Identitas membayar lebih memperhatikan aspek-aspek individu dalam hubungan masyarakat-individu.
Teori identitas, sebagai produk interaksi simbolik menjelaskan hubungan antara masyarakat dan individu atas dasar peran. Peran mengacu
pada fungsi atau bagaimana seorang melakukan perannya ketika menduduki posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu. Peran seseorang adalah pola
perilaku sosial yang muncul sesuai dengan ekspektasi orang lain dan tuntutan dari situasi. Peran yang diinternalisasikan dan membentuk identitas peran.
Identitas dibentuk dalam oposisi terhadap dan dalam selasi kepada orang lain, maka peran inheren memiliki aspek sosial.
Menurut Hecht, identitas memiliki pembagian kedalam empat lapisan. Keempat lapisan identitas adalah pribadi, berlaku, relasional, dan komunal
18
. 1.
Pribadi lapisan
18
J.W.M. Bakker SJ. 1984. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius. hal. 31.
23
Universitas Sumatera Utara
Sebuah lapisan Pribadi merujuk kepada individu sebagai lokus identitas.Identitas sebagai lapisan pribadi memahami bagaimana
individu mendefinisikan diri mereka secara umum serta dalam situasi tertentu.
2. Berlaku
Bagaimana pemahaman tentang identitas mampu menyesuaikan diri dengan suatu kondisi sosial tertentu.
3. Relasional Layer
Dalam lapisan ini, hubungan adalah fokus identitas.Identitas adalah produk bersama, bersama-sama dan saling dinegosiasikan dibentuk
dalam hubungan melalui komunikasi. 4.
Komunal Kelompok juga merupakan tempat di mana identitas ada. Anggota
kelompok biasanya memiliki karakteristik umum dan memiliki ingatan kolektif. Anggota kelompok membentuk identitas
kelompok umum berdasarkan karakteristik umum dan sejarah.
1.7 Metodologi Penelitian