Substansi Hukum. Peranan Bapas Dalam Diversi Sebagai Bentuk Perlindungan Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak (Studi Bapas Klas I Medan)

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT BALAI PEMASYARAKATAN BAPAS KLAS I MEDAN DALAM PELAKSANAN DIVERSI Bapas pada waktu menjalankan tugasnya yang berkenaan dengan diversi seringkali Bapas mendapatkan hambatan-hambatan didalamnya. Konsekuensi yang terjadi adalah bahwa hambatan-hambatan tersebut dapat mempengaruhi kinerja dari Bapas itu sendiri, baik secara lansung maupun tidak lansung. Hambatan yang dijumpai oleh Bapas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti substansi hukum, struktur hukum dan kultur hukum. Tidak optimalnya fungsi Bapas jelas menjadi suatu dilema dalam pelaksanaan diversi, ini dikarenakan Bapas mempunyi peran penting dalam diversi tersebut.

A. Substansi Hukum.

Substansi hukum legal subtance merupakan aturan dan pola perilaku manusia yang berada di dalam sistem hukum. Substansi hukum legal subtance berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada di dalam sistem hukum, baik berupa keputusan yang telah dikeluarkan maupun aturan aturan-aturan baru yang hendak disusun. Substansi hukum legal subtance tidak hanya pada hukum yang tertulis law in the book, tetapi juga mencakup hukum yang hidup di dalam masyarakat the living law. 110 UU SPPA yang menjadi legitimasi diversi di Indonesia menyusun segala ketentuan yang menyangkut mengenai pelaksanaan diversi, tak terkecuali halnya dengan Bapas. Keberadaan Bapas tidak dapat dipungkiri lagi dalam diversi, hal ini 110 Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia......., Op.Cit, hlm. 14. Universitas Sumatera Utara dipengaruhi tugas-tugas dari Bapas itu sendiri seperti halnya dalam pembuatan litmas. Litmas sendiri dipergunakan dalam diversi dan tidak hanya itu litmas juga digunakan dalam proses peradilan konvensional. Ketentuan mengenai jangka waktu pembuatan litmas yang di atur dalam Pasal 28 UU SPPA menyatakan : “Hasil penelitian kemasyarakatan wajib diserahkan oleh Bapas kepada penyidik dalam waktu paling lama 3 x 24 tiga kali dua puluh empat jam setelah permintaan penyidik diterimah”. Melihat pada kondisi Bapas saat ini jelas ketentuan pasal ini sangat sulit untuk dilaksanakan dan secara tidak lansung membebani Bapas, hal ini dipengaruhi oleh banyaknya cakupan wilayah kerja dari Bapas itu sendiri dan ditambah lagi keterbatasan jumlah personil PK Bapas. Bapas Klas I Medan juga merasakan kesulitan dalam memenuhi ketentuan yang diatur dalam UU SPPA ini, akan tetapi pada dasarnya Petugas PK yang ada di Bapas Klas I Medan membuat suatu kebijakan dengan skala prioritas apabila pelaku anak ditahan. Skala prioritas terhadap anak yang ditahan dilakukan mengingat jangka waktu penahanan anak dan juga untuk mengedepankan kepentingan yang terbaik bagi anak. 111

B. Struktur Hukum.