Umum Metode Pengujian Pemodelan Jaringan

25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Umum

Tugas Akhir ini membahas mengenai simulasi perbandingan kinerja jaringan yang menggunakan routing protocol OSPF dan EIGRP pada jaringan backbone USUNETA. Simulasi dari dua routing protocol ini kemudian dianalisis parameter kinerja jaringannya dan setelah itu diambil kesimpulan dari perbandingan keduanya. Desain jaringan backbone USUNETA diperoleh dari kantor Pusat Sistem Informasi PSI Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan desain jaringan tersebut diketahui bahwa jaringan USUNETA memiliki 46 titik akses backbone dalam kondisi aktif digunakan yang terdiri dari 7 titik perangkat Core Switch dan 39 titik perangkat Distribution Switch dari berbagai lokasi gedung di USU. Desain jaringan backbone USUNETA dapat dilihat pada Lampiran I.

3.2 Metode Pengujian

Dalam melakukan simulasi perbandingan teknologi routing protocol OSPF dan EIGRP terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Adapun metode pengujian jaringan backbone USUNETA yang menggunakan teknologi routing protocol OSPF dan EIGRP dapat dilihat pada Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara 26 START Konfigurasi Jaringan USU NETA Konfigurasi IPv4 Address Konfigurasi Routing Protocol OSPF IP Route Print Aktifkan Capture Trafic Lakukan PING Protocol ICMP Verifikasi PING Tampilkan Hasil QoS Delay, Packet Loss, dan Throughput Aktifkan Capture Trafic Lakukan PING Protocol ICMP Verifikasi PING Tampilkan Hasil QoS Delay, Packet Loss, dan Throughput Bandingkan Hasil QoS Kedua Teknik Routing Protocol Tersebut END Ya Tidak Tidak Ya Konfigurasi Routing Protocol EIGRP IP Route Print Gambar 3.1 Diagram alir sistem jaringan yang akan diuji

3.3 Kebutuhan Perangkat

Perangkat yang dibutuhkan dalam merancang dan menganalisis kinerja jaringan backbone USUNETA meliputi perangkat keras hardware sebagai perangkat utama dalam menjalankan perangkat lunak software jaringan dan software berupa simulator itu sendiri dalam menganalisis hasil simulasi. Universitas Sumatera Utara 27

3.3.1 Hardware

Pemodelan jaringan untuk dimodelkan dengan simulator menggunakan hardware yakni laptop dengan spesifikasi yaitu: 1. Processor : Intel Pentium Core-i5 64-bit 2. OS : Windows 10 3. Memori RAM : 4 GB DDR3 Memory 4. Clock Speed GHz : 2.2 GHz Peran spesifikasi perangkat keras mempengaruhi kinerja jaringan yang akan disimulasikan seperti kemampuan untuk mengakses software simulator, ketahanan memuat seluruh perangkat pada jaringan yang dimodelkan, kecepatan perangkat dalam menjalankan command melalui terminal saat melakukan simulasi serta kecepatan dalam menampilkan hasil dari simulasi.

3.3.2 Software

Penelitian ini membutuhkan peran software sebagai simulator jaringan yakni: 1. Graphical Network Simulator 3 GNS3 Graphical Network Simulator 3 GNS3 adalah sebuah simulator jaringan grafis yang memungkinkan untuk merancang topologi jaringan dengan mudah dan menjalankan simulasi pada jaringan tersebut. GNS3 mendukung penggunaan router IOS, Switch ATM FrameRelay Ethernet dan PIX firewall. GNS3 juga memungkinkan untuk diintegrasikan ke jaringan fisik serta diintegrasikan dengan Wireshark untuk analisis trafik jaringan. Dalam menjalankan simulasi secara lengkap, GNS3 membutuhkan software pendukung, yaitu: Universitas Sumatera Utara 28 a. Dynamips, yaitu sebuah program yang menyediakan emulasi terhadap fileimageCisco IOS. b. Dynagen, yaitu teks front-end untuk Dynamips. c. Virtual PC Simulator VPCS, yakni program freeware yang dapat mengemulasikan Personal Computer PC. 2. Wireshark Wireshark adalah sebuah network packet analyzer yang mencoba menangkap paket-paket jaringan yang berjalan pada suatu jaringan komputer dan menampilkan semua informasi di dalam paket tersebut. Wireshark sebagai salah satu tools berbasis open source terbaik untuk menganalisa paket jaringan. Wireshark digunakan untuk menangkap paket data ICMP. Paket data ICMP yang ditangkap kemudian akan dianalisis nilai Quality of Service QoS dengan parameternya yakni delay, throughput dan packet loss.

3.4 Pemodelan Jaringan

Pemodelan jaringan backbone USUNETA dibuat berdasarkan data jaringan backbone USUNETA yang diperoleh dari kantor Pusat Sistem Informasi PSI dengan menggunakan software GNS3. Titik akses backbone yang diuji hanya di tujuh titik akses USUNETA yang paling jauh yaitu DSW-USU1, DSW-S2MESIN, DSW-FE2, DSW-SPS, DSW-GELANGGANG, DSW-FASILKOMTI GED.DEKANAT dan DSW-RSP USU. Penentuan titik-titik akses yang akan diuji ini dikarenakan ketujuh titik akses tersebut mewakili tiap titik Core Switch pada backbone USUNETA. Penggunaan kabel serial secara dominan pada seluruh titik akses, kecuali link CSW-PSI2 ke CSW-PSI, DSW-PSI2 ke CSW-PSI, DSW- Universitas Sumatera Utara 29 WIRELESS ke DSW-PSI1, DSW-BIRO LT1 ke CSW-BIRO dan DSW-BIRO LT2 ke CSW-BIRO menggunakan kabel FastEthernet . Pengujian jaringan menggunakan tools ping dari user dari suatu titik akses menuju server PSI dengan menggunakan kabel FastEthernet. Desain jaringan yang dianalisis pada software GNS3 dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Desain jaringan USUNETA yang dimodelkan menggunakan software GNS3 Universitas Sumatera Utara 30 Untuk link yang menggunakan kabel serial jenis interface perangkat jaringan yang digunakan adalah PA-4T+ pada router c7200 dan NM-4T pada router c3600 dalam software GNS3. Sedangkan untuk link yang menggunakan kabel FastEthernet jenis interface perangkat jaringan yang digunakan adalah PA-FE-TX pada router c7200 dan NM-1FE-TX pada router c3600. Perangkat Core Switch yang digunakan adalah router cisco c7200-adventerprisek9_sna-mz.150-1.M dan perangkat Distribution Switch yang digunakan adalah router cisco c3640-ik9o3s- mz.124-25b. Alamat pada jaringan dirancang menggunakan IP versi 4 yang sesuai dengan kondisi jaringan USUNETA. Jenis pengalamatan IP pada perangkat Core Switch dan Distribution Switch pada jaringan backbone USUNETA yang dimodelkan ini menggunakan IP kelas A dan subnet mask prefix 255.255.255.252 atau prefix 30 yang memungkinkan terdapat hanya dua host yang saling berkomunikasi. Tabel 3.1 merupakan daftar beberapa interfaces pada Core Switch yang digunakan pada Tugas Akhir ini. Tabel 3.1 Sebagian Alokasi IP Interface pada Core Switch Core Switch Interface IP address Subnet Mask PSI Se 10 10.10.0.25 255.255.255.252 Se 13 10.10.0.193 255.255.255.252 Se 11 10.10.0.14 255.255.255.252 Se ½ 10.10.0.10 255.255.255.252 Se 20 10.10.0.177 255.255.255.252 Fa 00 10.10.0.169 255.255.255.252 Fa 30 10.10.0.157 255.255.255.252 PERPUS Se ½ 10.10.0.17 255.255.255.252 Se 10 10.10.0.30 255.255.255.252 Universitas Sumatera Utara 31 Tabel 3.1 Lanjutan Core Switch Interface IP address Subnet Mask PERPUS Se 11 10.10.0.13 255.255.255.252 Se 13 10.10.0.6 255.255.255.252 MIPA Se 10 10.10.0.62 255.255.255.252 Se 11 10.10.0.86 255.255.255.252 Se 13 10.10.0.5 255.255.255.252 Se ½ 10.10.0.57 255.255.255.252 TEKNIK Se 10 10.10.0.214 255.255.255.252 Se 11 10.10.0.210 255.255.255.252 Se ½ 10.10.0.9 255.255.255.252 Untuk alokasi pengalamatan IP tiap interface pada seluruh perangkat jaringan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran II.

3.5 Konfigurasi Jaringan

Dokumen yang terkait

Analisis unjuk kerja perbandingan protokol routing Routing Information Protocol (RIP) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).

0 4 52

Perbandingan Implementasi Routing Protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Dengan Open Shortest Path First (OSPF) Pada Jaringan Backbone USUNETA

0 0 12

Perbandingan Implementasi Routing Protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Dengan Open Shortest Path First (OSPF) Pada Jaringan Backbone USUNETA

0 1 1

Perbandingan Implementasi Routing Protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Dengan Open Shortest Path First (OSPF) Pada Jaringan Backbone USUNETA

0 0 5

Perbandingan Implementasi Routing Protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Dengan Open Shortest Path First (OSPF) Pada Jaringan Backbone USUNETA

0 0 19

Perbandingan Implementasi Routing Protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Dengan Open Shortest Path First (OSPF) Pada Jaringan Backbone USUNETA

0 0 3

Perbandingan Implementasi Routing Protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Dengan Open Shortest Path First (OSPF) Pada Jaringan Backbone USUNETA

0 0 74

ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOKOL OPEN SHORTES PATH FIRST (OSPF) DENGAN ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP)

0 0 8

Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer

0 1 7

Perbedaan Routing Menggunakan Routing Information Protocol (RIP) Dengan Open Shortest Path First (OSPF)

1 1 11