40
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
4.1 Umum
Kualitas kinerja suatu jaringan sangat perlu diketahui sebagai salah satu upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja suatu jaringan guna
meningkatkan produktivitas kerja pada jaringan tersebut. Baik atau tidaknya kualitas kinerja jaringan tersebut akan menghasilkan tingkat kepuasan user yang
berbeda-beda dalam menggunakan suatu layanan. Dalam komunikasi data, kualitas dari kinerja ini dapat dinilai dari keutuhan paket data yang dikirim sama persis
dengan paket data yang diterima dan waktu tunda pengiriman tiap paket data seminimal mungkin. Kinerja dari jaringan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk
metode forwarding data. Pada bab ini akan dibahas tentang analisis kinerja jaringan backbone
USUNETA yang menggunakan routing protocol EIGRP. Parameter kinerja yang dianalisis yakni delay, throughput dan packet loss yang akan dibandingkan dengan
kinerja jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF.
4.2 Analisis Perhitungan Delay Latency
Untuk melakukan penghitungan delay dilakukan dengan cara meng-capture menggunakan software WireShark. Data hasil delay dihitung secara matematis
sesuai dengan hasil pengujian menurut software WireShark yang dapat dilihat pada Lampiran IV.
Universitas Sumatera Utara
41
4.2.1 Pengujian Delay Pada Jaringan Backbone USUNETA dengan Routing
Protocol OSPF
Pengujian delay pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pengujian delay pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF
Pengujian Jaringan Banyak Paket
Rata-Rata Transfer
Time s Rata-Rata
Delay ms DSW-USU1 ke Server-PSI
300 108,240
360,799 DSW-FE2 ke Server-PSI
300 136,569
455,231 DSW-GELANGGANG ke
Server-PSI 300
65,120 217,065
DSW-FASILKOMTI G.DEKANAT ke Server-PSI
300 76,998
256,661 DSW-RSPUSU ke Server-PSI
297,6 95,700
322,198 DSW-SPS ke Server-PSI
212 45,191
211,128 DSW-S2MESIN ke Server-PSI
300 107,956
359,853 Rata-Rata Delay Keseluruhan
311,848 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata delay dari
jaringan backbone yang menggunakan routing protocol OSPF dengan lima kali pengujian adalah 311,848 ms dan tergolong dalam kategori sedang menurut
standarisasi TIPHON pada Tabel 3.2. Nilai delay tertinggi terdapat pada pengujian jaringan DSW-FE2 ke server-PSI, yaitu 455,231 ms sedangkan nilai delay terendah
terdapat pada pengujian jaringan DSW-SPS ke server-PSI, yaitu 211,128 ms.
Universitas Sumatera Utara
42
4.2.2 Pengujian Delay Pada Jaringan Backbone USUNETA dengan Routing
Protocol EIGRP Pengujian delay pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan
routing protocol EIGRP diperlihatkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengujian delay pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol EIGRP
Pengujian Jaringan Banyak Paket
Rata-Rata Transfer
Time s Rata-Rata
Delay ms DSW-USU1 ke Server-PSI
300 40,698
135,661 DSW-FE2 ke Server-PSI
300 50,729
169,095 DSW-GELANGGANG ke
Server-PSI 300
24,197 80,656
DSW-FASILKOMTI G.DEKANAT ke Server-PSI
300 28,679
95,597 DSW-RSPUSU ke Server-PSI
300 29,660
98,868 DSW-SPS ke Server-PSI
300 25,722
85,739 DSW-S2MESIN ke Server-PSI
300 41,878
139,592 Rata-Rata Delay Keseluruhan
115,030 Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata delay dari
jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP dengan lima kali pengujian adalah 115,030 ms dan tergolong dalam kategori sangat bagus menurut
standarisasi TIPHON pada Tabel 3.2. Nilai delay tertinggi terdapat pada pengujian jaringan DSW-FE2 ke server-PSI, yaitu 169,095 ms sedangkan nilai delay terendah
terdapat pada pengujian jaringan DSW-GELANGGANG ke server-PSI, yaitu 80,656 ms.
Universitas Sumatera Utara
43
4.3 Analisis Perhitungan Throughput
Untuk melakukan penghitungan throughput dilakukan dengan cara meng- capture menggunakan software WireShark. Data hasil throughput dihitung secara
matematis sesuai dengan hasil pengujian menurut software WireShark yang dapat dilihat pada Lampiran IV.
4.3.1 Pengujian Throughput Pada Jaringan Backbone USUNETA dengan
Routing Protocol OSPF Pengujian throughput pada jaringan backbone USUNETA yang
menggunakan routing protocol OSPF diperlihatkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pengujian throughput pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF
Pengujian Jaringan Rata-Rata
Besar Data bytes
Rata-Rata Transfer
Time s Rata-Rata
Throughput kbps
DSW-USU1 ke Server-PSI 304200
108,240 22,872
DSW-FE2 ke Server-PSI 304200
136,569 18,020
DSW-GELANGGANG ke Server-PSI
304200 65,120
37,465 DSW-FASILKOMTI
G.DEKANAT ke Server-PSI 304200
76,998 31,646
DSW-RSPUSU ke Server-PSI 301766,4
95,700 22,141
DSW-SPS ke Server-PSI 214968
45,191 4,939
DSW-S2MESIN ke Server-PSI 304200
107,956 22,569
Rata-Rata Throughput Keseluruhan 22,807
Berdasarkan data pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa rata-rata throughput dari jaringan backbone yang menggunakan routing protocol OSPF dengan lima kali
pengujian adalah 22,807 kbps dan tergolong dalam kategori buruk menurut
Universitas Sumatera Utara
44 standarisasi TIPHON pada Tabel 3.3. Nilai throughput tertinggi terdapat pada
pengujian jaringan DSW-GELANGGANG ke server-PSI, yaitu 37,465 kbps sedangkan nilai throughput terendah terdapat pada pengujian jaringan DSW-SPS
ke server-PSI, yaitu 4,939 kbps.
4.3.2 Pengujian Throughput Pada Jaringan Backbone USUNETA dengan
Routing Protocol EIGRP Pengujian throughput pada jaringan backbone USUNETA yang
menggunakan routing protocol EIGRP diperlihatkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Pengujian throughput pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol EIGRP
Pengujian Jaringan Rata-Rata
Besar Data bytes
Rata-Rata Transfer
Time s Rata-Rata
Throughput kbps
DSW-USU1 ke Server-PSI 304200
40,698 59,830
DSW-FE2 ke Server-PSI 304200
50,729 47,978
DSW-GELANGGANG ke Server-PSI
304200 24,197
100,618 DSW-FASILKOMTI
G.DEKANAT ke Server-PSI 304200
28,679 84,877
DSW-RSPUSU ke Server-PSI 304200
29,660 82,090
DSW-SPS ke Server-PSI 304200
25,722 94,636
DSW-S2MESIN ke Server-PSI 304200
41,878 58,118
Rata-Rata Throughput Keseluruhan 75,450
Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata throughput dari jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP dengan lima kali
pengujian adalah 75,450 kbps dan tergolong dalam kategori bagus menurut standarisasi TIPHON pada Tabel 3.3. Nilai throughput tertinggi terdapat pada
Universitas Sumatera Utara
45 pengujian jaringan DSW-GELANGGANG ke server-PSI, yaitu 100,618 kbps
sedangkan nilai throughput terendah terdapat pada pengujian jaringan DSW-FE2 ke server-PSI, yaitu 47,978 kbps.
4.4 Analisis Perhitungan Packet Loss
Untuk melakukan penghitungan packet loss dilakukan dengan cara meng- capture menggunakan software WireShark. Data hasil packet loss dihitung secara
matematis sesuai dengan hasil pengujian menurut software WireShark yang dapat dilihat pada Lampiran IV.
4.4.1 Pengujian Packet Loss Pada Jaringan Backbone USUNETA dengan
Routing Protocol OSPF
Pengujian packet loss pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF diperlihatkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Pengujian packet loss pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF
Pengujian Jaringan Rata-Rata
Paket Dikirim Rata-Rata
Paket Diterima Rata-Rata
Packet Loss
DSW-USU1 ke Server-PSI 150
150 DSW-FE2 ke Server-PSI
150 150
DSW-GELANGGANG ke Server-PSI
150 150
DSW-FASILKOMTI G.DEKANAT ke Server-PSI
150 150
DSW-RSPUSU ke Server-PSI 150
147,6 1,6
DSW-SPS ke Server-PSI 150
62 58,66
DSW-S2MESIN ke Server-PSI 150
150 Rata-Rata Packet Loss Keseluruhan
8,6
Universitas Sumatera Utara
46 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata packet loss dari
jaringan backbone yang menggunakan routing protocol OSPF dengan lima kali pengujian adalah 8,6 dan tergolong dalam kategori sedang menurut standarisasi
TIPHON pada Tabel 3.4. Nilai packet loss tertinggi terdapat pada pengujian DSW- SPS ke Server-PSI, yaitu 58,66.
4.4.2 Pengujian Packet Loss Pada Jaringan Backbone USUNETA dengan
Routing Protocol EIGRP Pengujian packet loss pada jaringan backbone USUNETA yang
menggunakan routing protocol EIGRP diperlihatkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Pengujian packet loss pada jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol EIGRP
Pengujian Jaringan Rata-Rata
Paket Dikirim Rata-Rata
Paket Diterima Rata-Rata
Packet Loss
DSW-USU1 ke Server-PSI 150
150 DSW-FE2 ke Server-PSI
150 150
DSW-GELANGGANG ke Server-PSI
150 150
DSW-FASILKOMTI G.DEKANAT ke Server-PSI
150 150
DSW-RSPUSU ke Server-PSI 150
150 DSW-SPS ke Server-PSI
150 150
DSW-S2MESIN ke Server-PSI 150
150 Rata-Rata Packet Loss Keseluruhan
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata packet loss dari jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP dengan lima kali
pengujian adalah 0 dan tergolong dalam kategori sangat bagus menurut
Universitas Sumatera Utara
47 standarisasi TIPHON pada Tabel 3.4. Nilai packet loss memiliki nilai yang sama di
setiap titik pengujian, yaitu 0.
4.5 Perbandingan Kinerja Routing Protocol OSPF dan Routing Protocol
EIGRP
Perbandingan kinerja jaringan backbone berdasarkan hasil pengujian melalui simulasi yang telah dilakukan baik jaringan backbone yang menggunakan routing
protocol OSPF maupun jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
Gambar 4.1 Grafik perbandingan delay dari jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF dan EIGRP
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa kinerja jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP yang ditinjau dari delay mengalami
penurunan dibandingkan dengan kinerja jaringan backbone yang menggunakan
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
1 2
3 4
5 6
7
360.799 455.231
217.065 256.661
322.198 211.128
359.853
135.661 169.095
80.656 95.597
98.868 85.739
139.592
Dela y
m s
Pengujian Jaringan
Delay
OSPF EIGRP
Universitas Sumatera Utara
48 routing protocol OSPF. Penurunan delay tersebut dapat dihitung melalui
Persamaan 4.1.
Nilai Penurunan �� � =
� �� −
� − � �� −
I � ��
−
×
4.1
Nilai Penurunan �� � = ,
− ,
, ×
= ,
, ×
= ,
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP memiliki
peningkatan kinerja yang lebih baik untuk parameter delay yaitu sebesar 61,918 dari delay jaringan backbone yang menggunakan routing ptorocol OSPF. Hal ini
dikarenakan routing protocol EIGRP memiliki waktu konvergensi yang lebih cepat dan menggunakan partial updates jika terjadi perubahan pada network.
Gambar 4.2 Grafik perbandingan throughput dari jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF dan EIGRP
20 40
60 80
100 120
1 2
3 4
5 6
7 22.872
18.02 37.465
31.646 22.141
4.939 22.569
59.83 47.978
100.618 84.877
82.09 94.636
58.118
Th ro
u g
h p
u t
k b
p s
Pengujian Jaringan
Throughput
OSPF EIGRP
Universitas Sumatera Utara
49 Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kinerja jaringan backbone yang
menggunakan routing protocol EIGRP yang ditinjau dari throughput mengalami peningkatan dibandingkan dengan kinerja jaringan backbone yang menggunakan
routing protocol OSPF. Peningkatan throughput tersebut dapat dihitung melalui Persamaan 4.2.
Nilai Peningkatan �ℎ �ℎ
=
ℎ� �ℎ −
I − ℎ� �ℎ
− ℎ� �ℎ
− I
×
4.2
Nilai Peningkatan �ℎ �ℎ
= ,
− , ,
× =
, ,
× =
,
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP memiliki
peningkatan kinerja yang lebih baik untuk parameter throughput yaitu sebesar 69,772 dari throughput jaringan backbone yang menggunakan routing ptorocol
OSPF. Hal ini dikarenakan routing protocol EIGRP memiliki waktu konvergensi yang lebih cepat dibanding routing protocol OSPF karena ketika kepadatan trafik
meningkat, routing protocol EIGRP hanya meng-update table routing yang mengalami perubahan saja, tidak seperti routing protocol OSPF yang meng-update
semua informasi table routing sehingga proses pengiriman data pada routing protocol EIGRP lebih cepat dari routing protocol OSPF.
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kinerja jaringan backbone yang menggunakan routing protocol EIGRP yang ditinjau dari packet loss menurun
menjadi 0 dari nilai packet loss routing protocol OSPF. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kinerja jaringan backbone yang menggunakan routing protocol
Universitas Sumatera Utara
50 EIGRP memiliki kinerja yang lebih baik untuk parameter packet loss. Hal ini
dikarenakan routing protocol EIGRP melakukan pengiriman paket data menggunakan metric cost yang secara default menyesuaikan tingkat penggunaan
bandwidth dan delay yang sesuai dengan link yang digunakan dan ketika kepadatan trafik terjadi maka routing protocol EIGRP tidak hanya menggunakan 1 link saja,
akan tetapi dapat menggunakan link yang lainnya sehingga lebih efisien dalam penggunaan dan mengurangi kemungkinan packet loss yang terjadi. Berbeda
dengan routing protocol OSPF yang menggunakan rute terbaik saja dalam pengiriman paket data untuk semua ukuran paket data sehingga ketika jaringan
berada dalam kepadatan trafik dan link terbaik yang digunakan down, maka paket data tidak bisa dikirim secara efisien dan akan banyak paket data yang hilang.
Gambar 4.3 Grafik perbandingan packet loss dari jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF dan EIGRP
Nilai rata-rata perbandingan kinerja jaringan backbone USUNETA terhadap
parameter delay, throughput dan packet loss berdasarkan hasil pengujian melalui simulasi yang telah dilakukan baik jaringan backbone yang menggunakan routing
10 20
30 40
50 60
1 2
3 4
5 6
7 1.6
58.66
P a
ck et
Lo ss
Pengujian Jaringan
Packet Loss
OSPF EIGRP
Universitas Sumatera Utara
51 protocol OSPF maupun jaringan backbone yang menggunakan routing protocol
EIGRP dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil perbandingan kinerja routing protocol OSPF dengan
routing protocol EIGRP pada jaringan backbone USUNETA
Parameter Routing Protocol OSPF
Routing Protocol EIGRP Delay
311,848 ms 115,030 ms
Throughput 22,807 kbps
75,450 kbps
Packet Loss
8,6
Dari Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa kinerja routing protocol EIGRP lebih baik untuk meningkatkan kinerja jaringan backbone USUNETA. Hal ini
dikarenakan routing protocol EIGRP memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki sepenuhnya oleh routing protocol OSPF.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF
memiliki nilai delay sebesar 211,128 ms – 455,231 ms sedangkan jaringan
backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol EIGRP memiliki nilai delay sebesar 80,656 ms
– 169,095 ms. Dengan demikian routing protocol EIGRP mengalami peningkatan kinerja jaringan untuk nilai delay, yakni
menurun 61,918 jika dibandingkan dengan kinerja dari jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF.
2. Jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF
memiliki nilai throughput sebesar 4,939 kbps – 37,465 kbps sedangkan
jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol EIGRP memiliki nilai throughput sebesar 47,978 kbps
– 100,618 kbps. Dengan demikian routing protocol EIGRP mengalami peningkatan kinerja jaringan
untuk nilai throughput, yaitu sebesar 69,772 jika dibandingkan dengan kinerja dari jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing
protocol OSPF. 3.
Jaringan backbone USUNETA yang menggunakan routing protocol OSPF memiliki nilai packet loss sebesar 8,6 sedangkan jaringan backbone
USUNETA yang menggunakan routing protocol EIGRP memiliki nilai packet
Universitas Sumatera Utara