23 Tiga bit pertama bernilai 110 dan 21, bit berikutnya 24 bit pertama
merupakan bit-bit untuk network dan sisanya yaitu 8 bit terakhir merupakan bit-bit untuk host [1].
d. Kelas D
IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicast address yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi. 4 bit pertama
IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan
multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host.
e. Kelas E
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum, 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar
antara 248-255 [16][20].
2.6 Protokol Internet Control Message Protocol ICMP
Internet Control Message Protocol ICMP merupakan protokol pada jaringan komputer yang mempunyai tugas memberitahukan kepada pengguna
tentang ada tidaknya koneksi jaringan, terjangkau atau tidaknya sebuah komputer server atau komputer tujuan, serta kemungkinan adanya balasan dari server tujuan
atau komputer tujuan tersebut. Pesan ICMP dikirim oleh IP sebagai muatan dari datagram IP. Sistem ICMP bekerja dengan cara mengirimkan ICMP echo request
dan ICMP echo reply kepada pengguna komputer melalui perintah ping dan menyediakan sebuah mekanisme untuk menghubungkan control message dan error
Universitas Sumatera Utara
24 reports [19]. Gambar 2.10 menunjukkan susunan dan komposisi sebuah pesan
ICMP.
Gambar 2.10 Susunan dari Pesan ICMP [17]
2.7 Jaringan Backbone USUNETA
Backbone adalah lintasan utama yang merupakan saluran atau koneksi berkecepatan tinggi dalam sebuah jaringan. Jaringan backbone mendukung lalu
lintas data, suara dan gambar dengan lingkup jaringan mencapai 100 km. Dengan adanya jaringan backbone masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan lokal akan
teratasi [21]. Desain jaringan backbone USUNETA diperoleh dari kantor Pusat Sistem
Informasi PSI Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan desain jaringan tersebut diketahui backbone USUNETA memiliki 46 titik akses backbone USUNETA
dalam kondisi aktif digunakan yang terdiri dari 7 titik perangkat Core Switch dan 39 titik perangkat Distribution Switch dari berbagai lokasi gedung di USU [22].
Desain jaringan backbone USUNETA dapat dilihat pada Lampiran I.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol mengambil peranan penting dalam komunikasi modern dalam mengirim data dari
komputer pengirim ke komputer penerima. Beberapa aspek yang menjadi acuan suatu routing protocol baik atau tidak diantaranya dari segi data yang terkirim
maupun yang hilang dalam proses pengiriman data, kemudian kecepatan dalam pengiriman data dan juga kemampuan suatu routing protocol dalam memilih jalur
terpendek dalam pengiriman data. Internet Protocol versi 4 atau IPv4 merupakan protokol standar yang paling
banyak digunakan saat ini. Beberapa routing protocol yang digunakan diantaranya Open Shortest Path First OSPF dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol
EIGRP. Setiap routing protocol ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing [1].
Penelitian mengenai perbandingan dua routing protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol EIGRP dengan Open Shortest Path First OSPF ini
telah banyak dilakukan sebelumnya. Namun pada Tugas Akhir ini penulis ingin melakukan perbandingan impelementasi routing protocol Enhanced Interior
Gateway Routing Protocol EIGRP dengan Open Shortest Path First OSPF pada jaringan backbone USUNETA menggunakan software GNS3. Adapun parameter-
parameter yang diamati adalah delay, throughput dan packet loss.
Universitas Sumatera Utara