memiliki keahlian dalam membuat bawang goreng krispi. Keahlian tersebut merupakan hasil pelatihan yang diberikan secara langsung oleh pak Koad
Sistem pengupahan karyawan menggunankan sistem borongan, yaitu karyawan akan mendapatkan upah yang biasanya sebesar Rp.1000 – Rp.2000 Kg bawang
tergantung besar kecilnya bawang yang akan dikupas.
4.1.6 Sarana dan Prasarana a. Bangunan
Tempat usaha Mdn-Crispy 22 merupakan rumah pribadi dari Pak Koad sendiri, proses pengupasan dan penggorengan dilakukan di dapur rumah pak Koad
itu sendiri dan tempat pengemasan dilakukan di ruangan khusus yang disediakan untuk melakukan proses pengemasan, tetapi tempat pengupasan bawang dilakukan
di rumah karyawan masing-masing yang merupakan ibu rumah tangga yang berada disekitar tempat usaha.
b. Jaringan Internet
Jaringan internet di lokasi usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung untuk melakukan koneksi internet. Dukungan jaringan internet dapat dimanfaatkan
sebagai upaya mempromosikan produk melalui dunia maya dan proses pemesana melalui online, selain itu jaringan internet juga berguna untuk memperbaharui
informasi bagi pemilik usaha dalam hal inovasi pelayanan dan produk.
c. Akses Jalan
Akses menuju lokasi usaha berupa jalan yang berada didalam komplek perumahan. Akses menuju ke tempat usaha juga bagus, jalan sudah di aspal
Universitas Sumatera Utara
sehingga memudahkan mobilitas dalam mendistribusikan produk ataupun mendatangkan bahan baku.
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dan tersedia dalam usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung kegiatan oprasional produksi dari usaha Mdn-Crispy 22 karena
peralatan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :
1. Penggorengan, tempat menggoreng bawang mentah menjadi bawang
goreng. 2.
Vacuum Frying,menggoreng bahan baku dengan menurunkan tekanan udara pada ruang penggorengan sehingga menurunkan titik didih air sampai
50°-60° C. Dengan turunnya titik didih air maka bahan baku yang biasanya mengalami kerusakanperubahan pada titik didih normal 100 °C bisa
dihindari. 3.
Serokan, untuk mengambil bawang yang telah digoreng dari penggorengan. 4.
Alat Pengiris, untuk mengiris bawang mentah menjadi potongan bawang kecil-kecil. Alat ini terbuat dari baja anti karat yang dioperasikan oleh motor
listrik. 5.
Kompor, sebagai alat pembakar untuk melakukan proses penggorengan. Alat ini dioperasikan dengan menggunakan tabung gas sebagai bahan bakar.
6. Alat pemeras, untuk menurunkanmengeluarkan minyak tertinggal dalam
bawang goreng. Alat ini terbuat dari besi dan kaleng yang dioperasikan berputar menggunakan motor.
Universitas Sumatera Utara
7. Bawang merah Samosir, sebagai bahan baku utama.
8. Minyak goreng, merupakan bahan pembantu proses penggorengan.
4.1.7 Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan Mdn-Crispy 22 adalah bahan baku yang bermutu dan memiliki standar mutu yang baik. Sebagai produsen bawang goreng Mdn-Crispy
22 memilih bawang merah yang berkualitas yang berasal dari Kabupaten Samosir dan bumbu – bumbupun dipilih berdasarkan permintaan konsumen dan inovasi rasa
yang dilakukan Mdn-Crispy 22.Untuk memenuhi permintaan perharinya yang mencapai 20 kg dan keperluan tigaatau empat ton bawang merah, maka Pak Koad
selaku pemilik menerapkan strategi untuk mempersiapkan keperluan stok bahan baku untuk seminggu kegiatan usaha.
4.1.8 Proses Produksi
Proses produksi yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 memiliki standar produksi yang telah diterapkan sejak berdirinya usaha ini. Proses produksi
pembuatan bawang goreng dimulai dari : pemilihan bahan baku, pengupasan bawang merah, penyortiran bawang merah, pemotongan bawang merah, penggorengan
bawang merah, pencampuran dengan bumbu, dan pengemasan. Dalam setiap tahapan produksi bawang goreng mengutamakan kebersihan dan kualitas kerja.Usaha ini
sebenarnya tidak membutuhkan keahlian khusus. Bahan baku dan alat yang dibutuhkan serta prosesnya pun terbilang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan
antara lain bawang merah, minyak goreng, dan juga garam.
Universitas Sumatera Utara
Bahan tambahan lainnya misalnya cabai atau ikan teri atau udang, tergantung resep masing – masing. Alat-alat yang diperlukan antara lain wajan, kompor, dan
pisau dapur atu memakai alat pemotong khusus pemotong bawang. Yang pertama sekali dilakukan dalam pembuatan bawang goreng ini ialah pengupasan kulit kering
bagian luar. Setelah itu , bawang hasil kupasan kemudian ditiriskan. Berdasarkan pengalaman beberapa perajin, hasil kupasan ini biasanya didiamkan sehari semalam
dan ditempatkan pada tempat yang tidak terkena matahari. Perlakuan ini dimaksudkan agar kadar air yang ada di dalam bawang goreng benar-benar minimal
sehingga bisa mempercepat proses penggorengan nantinya. Pengurangan kadar air juga berpengaruh terhadap penampilan bawang gorengnya. Kadar air yang masih
tinggi akan menyebabkan warna bawang goreng agak kecoklatankehitaman.
Keesokan harinya, bawang dicuci dengan air bersih sekedar menghilangkan kotoran ringan.Hasil pencucian ditiriskan dan dilanjutkan dengan
pengirisan.Pengirisan ini bisa menggunakan alat khusus atau biasa juga dengan pisau biasa. Namun, tentu saja dengan menggunakan alat menggunakan alat hasilnya akan
lebih banyak dan seragam, dengan menggunakan pisau biasa, satu orang hanya mampu mengiris 20 kg bawang setiap harinya. Sementara jika menggunakan alat,
setiap orang akan mampu mengiris sampai ratusan kilo.
Bawang yang sudah diiris kemudian digoreng dengan menggunakan penggorengan biasa dan menggunakan vacuum frying. Setelah proses penggorengan
selesai, bawang akan ditiriskan terlebih dahulu kemudian akan di kemas kedalam ukuran kemasan masing-masing. Baik itu kedalam botol yang berukuran 100 gr atau
Universitas Sumatera Utara
kedalam kemasan plastik yang berukuran sama. Untuk restauran akan dijual dengan ukuran 1 kg.
4.2 Identitas Informan 1 Informan Kunci