Metode Analisi Data Pengujian Asumsi Klasik

31 pegawai yang dipekerjakan yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pementukan modal. Variabel Dependen Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Kemandirian Keuangan Daerah adalah kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah = Realisasi PAD Bantuan Pemerintah Pusat X 100 Rasio Sumber : Diolah Oleh Peneliti

3.7 Metode Analisi Data

Karena terdapat perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas maka variabel X 1 dana perimbangan, X 2 belanja modal dan X 3 belanja pegawai harus dibuat model logaritma natural. Menurut Ghozali 2006, alasan digunakannya logaritma natural adalah sebagai berikut: 1. Menghindari adanya heterokedasitas. 2. Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastisitas. 3. Mendekatkan skala data. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda, model analisis ini digunakan untuk melihat hubungan Universitas Sumatera Utara 32 antara kedua variabel tersebut. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut : Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e Keterangan : Y = Kemandirian Keuangan Daerah a = Konstanta b 1, b 2 ,b 3 = Koefisien Regresi x 1 = Dana Perimbangan x 2 = Belanja Modal x 3 = Belanja Pegawai e = Error

3.8 Pengujian Asumsi Klasik

Metode data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi berganda dengan bantuan software spps 20 for windows.Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 33 1 Uji Normalitas Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal yaitu distribusi dengan data dalam bentuk lonceng bell shaped. Data yang baik adalah mempunyai pola seperti distribusi normal Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov-Smirnov tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari a Nilai sig. atau signifikan atau profabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal b Nilai sig. atau signifikan atau profitabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal Selain melihat signifikasi dari uji kolmogorov smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Z skewnes . 2 Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali 2006, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Apabila terdapat korelasi antara variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama Universitas Sumatera Utara 34 variabel independen adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau VIF Variance Inflation Factor.Sebagai dasar acuannya diuraikan dalam pernyataan berikut. 1. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 3 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatanobservasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas Model regresi yang baik adalah terjadi homokedastisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat Scatterplot. Dasar analisis yang digunakan dalam uji heterokedatisitas dijelaskan sebagai berikut. 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang membentuk suatu pola tertentu teratur bergelombang, melebar, kemudian Universitas Sumatera Utara 35 menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar diatas dan dibawah angka 0sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.Uji statistik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebihdapat menjamin keakuratan hasil, yaitu dengan uji park Ghozali, 2006. Dasar pengambilan keputusan uji heterokedatisitas melalui uji parkdijelaskan sebagai berikut: a Apabila koefisien parameter betasig 0,05 dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heterokedastisitas. b Apabila koefisien parameter beta sig 0,05dari persamaan regrsi tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas. 4 Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2005:95 “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada Universitas Sumatera Utara 36 periode t-1 sebelumnya”. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.

3.9 Pengujian Hipotesis 1 Uji Signifikan Simultan

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Dana Perimbangan Dan Fiscal Stress Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

8 54 127

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Belanja Langsung Daerah Di Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara

0 39 94

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Utara

8 65 63

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 11