Gambar 4.1 Grafik Histogram
Gambar 4.2 Normal P-Plot
Dari kedua grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang digunakan peneliti berdistribusi normal. Grafik histogram menunjukkan
bahwa residual bergerak dengan skewness seperti lonceng, menandakan bahwa data berdistribusi nornal. Grafik normal plot menunjukkan bahwa data
uang dipakai peneliti berdistribusi di dekat garis diagonal yang ada pada grafik, menandakan bahwa data yang digunakan peneliti berdistribusi dengan
normal.
4.2.2 Uji Heterokedatisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat po;a penyebaran titik pada grafik scatterplot. Jika titik berkumpul dalam satu pola tertentu
maka terjadi indikasi heterokesdatisitas yang ditandai dengan titik yang menyebar tanpa membentuk suatu pola pada grafik scatterplot. Berikut hasil
uji heterokedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot:
Gambar 4.3 Diagram Scatterplot
Grafik scatterplot di atas menunjukkan bahwa tidak ada indikasi heterokedastisitas karena titik-titik yang terdapat pada grafik menyebar dan
tidak membentuk suatu pola.
4.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen satu dengan lainnya. Jika variabel
memiliki hubungan linear, maka model regresi tidak dapat dilakukan. Untuk menguji adanya indikasi multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara
melihat nilai tolerance dan VIF dari variabel yang digunakan. Berikut hasil uji multikolinearitas dari variabel yang digunakan peneliti:
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Ukuran Dewan Komisaris ,934
1,070 Proporsi Komisaris Independen
,876 1,141
Kepemilikan Institusional ,857
1,167
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada indikasi multikolinearitas. Nilai tolerance 0,1 dan VIF `0 menandakan bahwa tidak ada indikasi
multikolinearitas. Variabel Ukuran Dewan Komisaris memiliki nilai tolerance sebesar 0,934 dan VIF sebesar 1,070; variabel Proporsi Komisaris independen
memiliki nilai tolerance sebesar 0,876 dan VIF sebesar 1,141; Variabel
Kepemilikan Institusional memiliki nilai tolerance sebesar 0,857 dan VIF sebesar 1,167. Setiap variabel memenuhi syarat nilai tolerance dan VIF,
sehingga semua variabel indepenb tidak memiliki hubungan linear satu sama lain.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat adanya korelasi pada data dari suatu periode dengan periode lainnya. Indikasi autokorelasi terjadi pada
data yang memiliki time series. Data yang digunakan peneliti memiliki time series
karena menggunakan data sekunder dari BEI pada periode 2011-2013. Untuk menguji terjadinya indikasi autokorelasi, peneliti menggunakan
pengujian Durbin Watson. Dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi bila nilai Durbin Watson du dw 4 –du. Berikut tabel hasil pengujian Durbin
Watson:
Tabel 4.4 Uji Durbin-Watson
Model Summary
b
Model 1
R ,298
a
R Square ,089
Adjusted R Square ,050
Std. Error of the Estimate ,10053
Change Statistics R Square Change
,089 F Change
2,309 df1
3 df2
71
Sig. F Change ,084
Durbin-Watson 2,023
a. Predictors: Constant, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen
b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
Hasil uji autokorelasi pada model regresi yang digunakan peneliti menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 2,023. Nilai ini dibandingkan
dengan nilai du pada tabel nilai signifikansi Durbin-Watson 5. Dari tabel kita peroleh batas bawah sebesar 1,732 sedangkan batas atas sebesar 2,268 4-
1,732. Dari uji ini dapat dilihat bahwa model regresi yang digunakan peneliti tidak terindikasi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson memenuhi
persyaratan 1,732 2,111 2,268.
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Data yang telah lolos uji asumsi klasik dapat digunakan dalam model regresi dan dianalisi. Berikut adalah hasil analisis regresi yang dilakukan peneliti:
Tabel 4.5 Analisis Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error
Beta
1 Constant
,325 ,070
Ukuran Dewan Komisaris ,007
,007 ,112
Proporsi Komisaris Independen -,013
,109 -,015
Kepemilikan Institusional -,107
,051 -,257
Dari analisis regresi yang dilakukan, diperoleh koefisien setiap variabel untuk membentuk suatu persamaan regresi. Persamaan regresi yang dibentuk adalah sebagai
berikut: CSR = 0,325 + 0,007 Ukuran Dewan Komisaris + -0,013 Proporsi
Komisaris Independen + -0,107 Kepemilikan Institusional + e 1. A = 0,325
Nilai a sebesar 0,325 menunjukkan apabila setiap variabel UDK, PKI, KI tidak memiliki nilai atau 0, maka nilai CSR akan berubah sebesar
0,325. 2. b1 = 0,007
Nilai b1 sebesar 0,007 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan variabel UDK bila variabel yang lain tetap adalah sebesar 0,7. Bila
variabel UDK naik sebesar 1 maka Variabel CSR naik sebesar 0,007 3. b2 = -0,013
Nilai b2 sebesar -0,013 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan variabel PKI bila variabel yang lain tetap adalah sebesar -1,3. Bila
variabel PKI turun sebesar 1 maka variabel CSR turun sebesar -0,013 4. b3 = -0,107
nilai b3 sebesar -0,107 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan variabel KI bila variabel yang lain tetap adalah sebesar -10,7. Bila
variabel KI turun sebesar 1 maka variabel CSR turun sebesar -0,107.
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Analisis Koefisien Determinasi
Hasil pengujian Koefisien Determinasi ditampilan pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,298
a
,089 ,050
,10053
Tabel 4. Memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R
2
adalah sebesar 0,089 atau sebesar 8,9. Hal ini berarti variabel independen dapat
menjelaskan variabel harga saham sebesar 8,9, sedangkan sisanya yaitu 91,1 dijelaskan oleh variabel lain di luar oleh penelitian ini.
4.4.2 Uji F
Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Hasil uji F
ditunjukkan lewat tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
,070 3
,023 2,309
,084
b
Residual ,717
71 ,010
Total ,788
74 a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility
b. Predictors: Constant, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen
Dari hasil Uji F diperoleh nilai F hitung = 2,309 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,084. Berdasarkan nilai F hitung diperoleh kesimpulan
bahwa nilai F hitung = 2,309 F tabel = 2,68 dan nilai signifikansi = 0,084 α
= 5, artinya Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Corporate Social Responsibility.
4.4.3 Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk mengetahui secara parsial apakah setiap variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil pengujian Uji t ditampilkan dalam tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
,325 ,070
4,666 ,000
Ukuran Dewan Komisaris ,007
,007 ,112
,952 ,344
Proporsi Komisaris Independen
-,013 ,109
-,015 -,123
,903 Kepemilikan Institusional
-,107 ,051
-,257 -2,101
,039