2. Anak remaja lebih emosional. Emosi-emosi yang dialami oleh anak-
anak remaja antara lain adalah : marah, takut, cemas, rasa ingin tahu, iri hati, sedih dan kasih sayang.
3. Anak remaja tidak stabil keadaannya adalah akibat dari perasaan yang
tidak pasti mengenai dirinya. Perasaan yang tiba-tiba berganti kesedihan-kegembiraan, percaya diri sendiri-meragukan diri sendiri,
egoisme-antusiasme-apatisme, semua ini adalah sikap yang wajar dari anak remaja.
4. Anak remaja menghadapi banyak masalah. Beberapa macam masalah
yang dihadapi oleh remaja, adalah : Masalah berhubungan dengan keadaan jasmaninya. Dalam masa
remaja anak mulai memikirkan mengenai tampangnya serta bentuk badan yang diidam-idamkannya. Dia selalu membandingkan dirinya
dengan iklan dan film-film. Masalah berhubungan dengan kebebasan. Anak remaja
menginginkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, misalnya cara berpakaian, musik yang digemari,
cara menata rambut dan lain-lain. Masalah berhubungan dengan nilai-nilai. Anak remaja mulai
memikirkan tentang norma-norma untuk membimbing tingkah lakunya serta anak remaja ingin sampai pada kesimpulannya
sendiri.
Masalah berhubungan dengan peranannya. Anak remaja ingin menjalankan peranannya sebagai anak perempuan atau anak laki-
laki dengan baik. Masalah berhubungan dengan masyarakat. Dengan mulainya masa
remaja, anak remaja mulai menyadari betapa penting arti hubungan baik dengan masyarakat.
Masalah berhubungan dengan jabatan. Anak remaja biasanya sangat memikirkan masa depannya, khususnya yang berhubungan dengan
pemilihan dan persiapan untuk suatu jabatan. Masalah berhubungan dengan kemampuan. Anak remaja ingin
berhasil dalam mengerjakan sesuatu, untuk dapat memiliki rasa mampu ia harus dapat berhasil menyelesaikan sesuatu.
5. Sikap orang dewasa cenderung berpandangan negatif terhadap para
remaja. Hal ini disebabkan anak remaja seringkali bersikap keras kepala, mengerjakan sebaliknya apa yang disuruh atau diharapkan dari
padanya. Hal ini menimbulkan ketegangan antara anak remaja dengan orang tuanya dan menyebabkan jarak antara remaja dengan orang
tuanya.
6. Masa ini adalah masa kritis. Dikatakan demikian karena dalam masa
ini merupakan masa penentuan apakah anak remaja dapat menghadapi persoalan-persoalan dengan baik bila ia dewasa nanti.
Menurut Agustiani 2009 masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orangtuanya. Beberapa yang menjadi alasan yaitu:
1. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan dapat menjauhkan ia dari
keluarganya. 2.
Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya daripada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orangtua pun melemah.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhan
maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul dapat menakutkan, membingungkan, dan menjadi sumber perasaan salah dan
frustasi. 4.
Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar
menerima nasihat orangtua.
2.7.3. Tahap Perkembangan Masa Remaja
Tahap perkembangan masa remaja menurut Jahja 2011, adalah sebagai
berikut:
1. Masa remaja awal 12-15 tahun
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan
tidak tergantung pada orangtua. Fokus pada tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas
yang kuat dengan teman sebaya. 2.
Masa remaja pertengahan 15-18 tahun