Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,
atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo,
2007.
2.3. Faktor Terjadinya Perilaku
Green Notoatmodjo,2005 menganalis bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku. Sedangkan
perilaku itu sendiri khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
2.3.1. Faktor Predisposisi Predisposing factor
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain :
a Pengetahuan
b Sikap
c Kepercayaan
d Keyakinan
e Nilai-nilai
f Tradisi dsb.
2.3.2. Faktor pemungkin Enabling factor
Yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku, misalnya majalah atau internet yang dapat digunakan siswa sebagai sarana untuk mengetahui tentang kesehatan reproduksi,
misalnya : a
Puskesmas b
Posyandu c
Rumah sakit d
Media cetak dan elektronik
2.3.3. Faktor Penguat Reinforcing faktor
Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat,
tetapi tidak melakukannya, misalnya :
a Ada anjuran dari orang tua, guru, toga, toma, sahabat, dll.
Secara sistematis, perilaku menurut green itu dapat digambarkan sebagai berikut :
B : Behavior F : Fungsi
Pf : Predisposising factor Ef : Enabling factor
Rf : Reinforcing factor
B = F Pf, Ef, Rf
2.4. Perilaku Seks Bebas
Bentuk perilaku seks pranikah memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam aktivitasnya. Bentuk perilaku seks pranikah ini merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh pasangan tanpa ada ikatan pernikahan. Reiss dalam Duvall Miller 1985, membagi bentuk perilaku seks
pranikah itu menjadi beberapa kategori, yaitu:
1. Bersentuhan touching, antara lain berpegangan tangan, berpelukan.
2. Berciuman kissing, batasan dari perilaku ini adalah mulai dari hanya
sekedar kecupan light kissing, sampai dengan french kiss yaitu adanya aktivitas atau gerakan lidah di mulut deep kissing.
3. Bercumbu petting, yaitu merupakan bentuk dari berbagai aktivitas fisik
secara seksual, antara pria dan perempuan, yang lebih dari sekedar berciuman atau berpelukan yang mengarah kepada pembangkit gairah
seksual, namun belum sampai berhubungan kelamin. Pada umumnya bentuk aktivitas yang terlibat dalam petting ini, melibatkan perilaku
mencium, menyentuh atau meraba, menghisap, dan menjilat pada daerah- daerah pasangan; seperti mencium payudara pasangan perempuan, atau
mencium alat kelamin pasangan pria. 4.
Berhubungan kelamin sexsual intercourse, yaitu adanya kontak antara penis dan vagina, dan terjadi penetrasi penis kedalam vagina.
Sedangkan menurut Papalia Olds 1998, yang mengungkapkan mengenai bentuk perilaku seks pranikah dilakukan oleh pasangan, antara lain: