Kerangka Konsep Membuat sistem perpajakan kurang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan.

33 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, penulis mengidentifikasikan 4 empat variabel independen X yang diperkirakan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap variabel dependen Kinerja Pemeriksa Pajak Y. Kerangka Konsep penelitian ini disajikan pada gambar 3.1.1. dan . gambar 3.1.2. sebagai berikut : Gambar 3.1.1. KERANGKA KONSEP 1 PROFESIONALISME X 1 : KOMITMEN ORGANISASI X 3 : KINERJA PEMERIKSA PAJAK Y KEPUASAN KERJAX 2 : KONFLIK PERAN X 4 : Universitas Sumatera Utara 34 Gambar 3.1.1. menunjukkan pengaruh Profesionalisme, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Konflik Peran secara simultan dan parsial terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak Gambar 3.1.2. KERANGKA KONSEP 2 Gambar 3.1.2. menunjukkan konflik peran dapat memoderasi hubungan antara Profesionalisme, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Pemeriksa Pajak Pemeriksa pajak sebagai suatu profesi penting adakalanya menunjukkan perbedaan kinerja yang dipengaruhi oleh perbedaan tingkat pendidikan, jurusan pendidikan, dan pengalaman kerja pemeriksa pajak. Untuk hal ini kiranya perlu diupayakan suatu mekanisme yang dapat menciptakan tercapainya kondisi ideal PROFESIONALISME X 1 : KOMITMEN ORGANISASI X 3 : KINERJA PEMERIKSA PAJAK Y KEPUASAN KERJAX 2 : KONFLIK PERAN Z : Universitas Sumatera Utara 35 para personel pemeriksa dengan tingkat kualitas yang memadai. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah seperti pemberian kesempatan kepada pemeriksa untuk meningkatkan kualitasnya dengan melanjutkan studi formal yang akan mendorong terwujudnya tingkat kualitas personel pemeriksa yang memadai. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara mengenai Pernyataan Standar Pemeriksaan : 01 Standar Umum menunjukkan adanya Persyaratan Pendidikan Berkelanjutan. Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan harus memelihara kompetensinya melalui pendidikan profesional berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan harus memelihara kompetensinya melalui pendidikan profesional berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap pemeriksaan yang melaksanakan pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan, setiap 2 tahun harus menyelesaikan paling tidak 80 jam pendidikan yang secara langsung meningkatkan kecakapan profesional pemeriksa untuk melaksanakan pemeriksaan. Sedikitnya 24 jam dari 80 jam pendidikan tersebut harus dalam hal yang berhubungan langsung dengan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara di lingkungan pemerintah atau lingkungan yang khusus dan unik dimana entitas yang diperiksa beroperasi. Sedikitnya 20 jam dari 80 jam tersebut harus diselesaikan dalam 1 tahun dari periode 2 tahun. Organisasi pemeriksa di setiap instansi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pemeriksa memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan tersebut dan harus menyelenggarakan dokumentasi tentang pendidikan yang Universitas Sumatera Utara 36 sudah diselesaikan. Pendidikan profesional berkelanjutan dimaksud dapat mencakup topik, seperti : perkembangan mutakhir dalam metodologi dan standar pemeriksaan, prinsip akuntansi, penilaian atas pengendalian intern, prinsip manajemen atau supervisi, pemeriksaan atas sistem informasi, sampling pemeriksaan, analisis laporan keuangan, manajemen keuangan, statitisk, disain evaluasi, dan analisis data. Pendidikan dimaksud dapat juga mencakup topik tentang pekerjaan pemeriksaan di lapangan, seperti : administrasi negara, stuktur dan kebijakan pemerintah, teknik industri, keuangan, ilmu ekonomi, Ilmu Akuntansi, Ilmu Perpajakan, Auditing, teknologi informasi dan ilmu sosial lainnya. Tenaga ahli intern dan ekstern yang membantu pelaksanaan tugas pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan harus memiliki kualifikasi atau sertifikasi yang diperlukan dan berkewajiban untuk memelihara kompetensi profesional dalam bidang keahlian mereka, tetapi tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan di atas. Akan tetapi, pemeriksaan yang menggunakan hasil pekerjaan tenaga ahli intern dan ekstern harus yakin bahwa tenaga ahli tersebut memenuhi kualifikasi dalam bidang keahlian mereka dan harus mendokumentasikan keyakinan tersbut. Komitmen adalah kesanggupan untuk bertanggungjawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepada seseorang. Komitmen sama sekali tidak ada hubungannya dengan bakat, kepintaran atau talenta. Dengan komitmen yang kuat memungkinkan seseorang bisa mengeluarkan sumber daya fisik, mental dan Universitas Sumatera Utara 37 spritual tambahan yang dapat diperoleh, sebaliknya tanpa komitmen maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit terlaksana. Berbagai penghargaan yang diberikan kepada personel yang berhasil meningkatkan kinerja suatu entitas adalah merupakan dukungan dalam rangka memotivasi pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya penghargaan dapat digolongkan pada dua kelompok yaitu penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik adalah berupa rasa bangga diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaanya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Sedangkan penghargaan ekstrinsik adalah berupa rasa puas yang diperoleh setelah menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Komitmen diukur berdasarkan persepsi dari responden mengenai keinginan untuk melaksanakan tugas. Sejalan dengan makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi seiring meningkatnya tuntutan pelayanan kepada masyarakat dan penyelenggaraan pembangunan, hal ini menuntut kesiapan aparatur negara, khususnya Aparat Pengawasan Fungsional pemerintah. Penerapan sistem penghargaan berbasis kinerja dilakukan melalui 3 tiga langkah yaitu : 1. Penetapan asumsi tentang lingkungan bisnis yang dimasuki. 2. Penetapan faktor penentu keberhasilan perusahaan. 3. Penetapan ukuran kinerja berbasis faktor keberhasilan perusahaan. Semakin banyak pengalaman seseorang, diharapkan hasil pekerjaannya akan semakin akurat dan lebih banyak memiliki pengalaman mengatasi kesulitan. Universitas Sumatera Utara 38 Pengalaman akan meningkat seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas. Semakin berpengalaman seorang pemeriksa pajak dalam pembuatan keputusan yang lebih kompleks maka akan semakin mudah seorang pemeriksa pajak mencari dan mendapatkan kelemahan sistem pengawasan intern, mencari kesalahan pencatatan, serta melakukan analitycal review. Menurut Celluci, Anthony J dan David L De Vries 1978, Kepuasan Kerja Job Satisfaction ditunjukkan oleh indikator seperti kepuasan dengan gaji satisfaction with Pay , kepuasan dengan Promosi satisfaction with Promotion , kepuasan dengan Rekan Sekerja satisfaction with Co-Workers, kepuasan dengan Penyelia satisfaction with Supervisor dan kepuasan dengan Pekerjaan Itu Sendiri satisfaction with Work Itself .

3.2. Hipotesis Penelitian