61
dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dipastikan apakah responden tetap konsisten dengan
jawabannya, 2 One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau dengan cara mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan One Shot
atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alpha 0,60 Ghozali, 2005. Untuk melakukan pengujian
reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Sciences
SPSS.
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian klasik yang meliputi Uji Normalitas Data dan
Uji Multikolinearitas. Uji Normalitas Data dan Uji Multikolinearitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti bentuk lonceng pada diagram histogram. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov.
Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu :
Universitas Sumatera Utara
62
1. Nilai Signifikansi atas probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah tidak
normal; 2.
Nilai Signifikansi atas probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah normal
Selain melihat nilai signifikansi dari uji Kolmogorov-Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Z
skewness dan dengan melihat grafik.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variable independen yang memiliki kemiripan dengan variable independen lain dalam satu model.
Kemiripan antar variable independen dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variable independen dengan
variable independen lainnya. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu :
1. Jika nilai variance inflation factor VIF tidak lebih dari 10 atau di bawah
10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 di atas 0,1, maka model dapat dikatakan bebas dari multikolinieritas VIF = 1Tolerance, jika
VIF = 10, maka tolerance = 110 = 0,1. Semakin tinggi VIF, maka semakin rendah tolerance.
2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variable independen
kurang dari 0,70 di bawah 0,7, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7, maka diasumsikan
Universitas Sumatera Utara
63
terjadi korelasi yang sangat kuat antar variable independen sehingga terjadi multikolinieritas.
3. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R
2
R-Square di atas 0,60 namun tidak ada variable independen yang berpengaruh terhadap
dependen, maka diduga model tersebut terpengaruh multikolonieritas.
c. Uji Heterokedastisitas