PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SEJARAH SISWA SMP NEGERI 3 TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI
i
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
SEJARAH SISWA SMP NEGERI 3 TEGOWANU KABUPATEN
GROBOGAN
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh
Sholahuddin Marwan
3101408037
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
(2)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah di setujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Jayusman, M.Hum Romadi, S.Pd., M. Hum
NIP: 19630815 198803 1 001 NIP: 19691210 200501 1 001
Mengetahui: Ketua Jurusan Sejarah
Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd
(3)
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui: Ketua Jurusan Sejarah
Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd
NIP : 19730131 199903 1 002
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs Jayusman, M.Hum Romadi, S.Pd., M. Hum
NIP: 19630815 198803 1 001 NIP: 19691210 200501 1 001
Mengetahui Dekan,
Dr. Subagyo, M. Pd.
(4)
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam sekripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam karya tulis ini dikutip atau dirujuk berdasar kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan yang berlaku.
Semarang, Maret 2013
Sholahuddin Marwan NIM. 3101408037
(5)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
”Besok, sekarang dan lusa adalah kehidupan terbaik yang bisa kita jalani. Karena
kehidupan tidak dapat terulang untuk kedua kalinya. Jadi hidup lah sebaik
mungkin dalam setiap nfasmu”.
“Hidup terasa lentur bergerak maju berirama, raba tekstur ciptakan gestur dalam
mencari keseimbangan”.
PERSEMBAHAN :
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini sebagai ungkapan terima kasihku untuk :
Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayang serta untaian doa, pengorbanan, nasehat dan perhatian yang selalu mengiringi langkahku hingga aku menjadi seorang yang berhasil, serta untuk almamaterku tercinta Universitas Negeri Semarang.
Tak lupa kubingkiskan karya kecil ini untuk:
1. Adik dan kakak-kakakku yang menjadi motivasiku untuk bisa menjadi contoh yang baik.
2. Sahabat-sahabat terbaikku dan teman seperjuangan Jurusan Sejarah 2008 yang dengan sabar mendampingiku serta mengajarkanku arti sebuah persahabatan dan persaudaraan.
(6)
vi
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas segala
limpahan kasih dan karunia-Nya, sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh
Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil Belajar IPS
Sejarah Siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan” dapat di
selesaikan sesuai rencana.
Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggitingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk belajr di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
yang telah memberiakn ijin penelitian.
3. Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd, Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang yang telah memberi masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi.
4. Drs. Jayusman, M.Hum ,selaku pembimbing I yang telah sabar mengarahkan,
memberikan petunjuk dan bimbinngan dalam menyelesaikan skripsi.
5. Romadi, S.Pd., M. Hum, selaku pembimbing II yang telah sabar
mengarahkan, memberikan petunjuk dan bimbinngan dalam menyelesaikan skripsi.
(7)
vii
6. Semua dosen Jurusan Sejarah yang telah memberikan ilmu selama di bangku
kuliah.
7. Markain, S.Pd, Kepala SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan yang
telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
8. Muh Suyuti, S.Pd, selaku Guru IPS Sejarah kelas IX SMP Negeri 3
Tegowanu Kabupaten Grobogan yang telah membantu sehingga penulis tidak menemui kendala dalam penelitian.
9. Bapak, Ibu, kakak, adik serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan
semangat dan do’a.
10. Teman-teman satu angkatan yang telah memberiakan semangat dalam
penulisan karya ilmiah ini hingga selesai dengan lancar.
11. Semua pihak yang membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut limpahkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan, wawasan yang semakin luas bagi pembaca.
Semarang, Maret 2013
(8)
viii
SARI
Marwan, Sholahuddin. 2013. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil Belajar IPS Sejarah Siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan. Skripsi Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Jayusman, M. Hum., Pembimbing II : Romadi, S. Pd., M. Hum.
Kata kunci : persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan hasil belajar
Kompetensi pedagogik mutlak diperlukan guru untuk keberhasilan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Tanpa pedagogik, proses pembelajaran dan pendidikan hanya akan jalan di tempat, tidak ada tanda-tanda dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru IPS Sejarah di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013, (2) bagaimana hasil belajar IPS Sejarah siswa di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013, dan (3) bagaimana pengaruh persespsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar IPS Sejarah siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan keseluruhan siswa SMP Negeri 3 Tegowanu kelas IX (sembilan) yang berjumlah 77 siswa sebagai objek penelitiannya. Dengan catatan untuk mempermudah peneliti mengolah data diambil sempel sebanyak 75 siswa, dengan menggunakan angket untuk pengumpulan data. Variabel yang dibahas dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik) dan variabel terikat (hasil belajar siswa). Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan regresi linier sederhana, serta uji hipotesis dengan menggunakan uji t.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh persamaan regresi
= 10,884+0,766 X, sehingga terdapat pengaruh yang berarti. Persepsi siswa
tentang kompetensi pedagogik terhadap hasil belajar sebesar 34,6%. Hasil uji t atau secara parsial diperoleh t hitung sebesar 6.217 dengan probelitas 0.000< 5%,
maka dengan demikian Ha diterima yang berarti ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa.
Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Kompetensi pedagogik guru IPS Sejarah di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari persentase secara klasikal kompetensi pedagogik guru sebesar 73.33%. Hasil belajar, diilihat dari hasil belajar peserta didik sebanyak 81,33% siswa telah mencapai ketuntasan. Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar IPS Sejarah siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil 2012/2013.
Oleh karena itu, hendaknya guru IPS sejarah SMP Negeri 3 Tegowanu
Kabupaten Grobogan disarankan untuk mempertahankan kompetensi
mengajarnya khusnya kompetensi pedagogik. Karena terbukti kompetensi pedagogik guru berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.
(9)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDU ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... .. iii
PERNYATAAN... .. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
PRAKATA... ... vi
SARI... .. viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... . xii
DAFTAR GAMBAR... .. xiii
DAFTAR LAMPIRAN... .. xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat penelitian ... 6
(10)
x
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian terdahulu ... 13
B. Belajar, Hasil Belajar dan Definisi IPS Sejarah ... 14
C. Kompetensi Pedagogik Guru ... 23
D. Kerangka Berfikir ... 30
E. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 35
B. Populasi ... 35
C. Sempel ... 36
D. Variael penelitian ... 36
E. Alat Pengumpulan Data ... 37
F. Validitas Instrumen Penelitian ... 38
G. Tehnik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
B. Hasil Analisis Data ... 55
C. Pembahasan ... 61
BAB V PENUTUP A. Simpulan... 66
(11)
xi
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kab.Grobogan ... 35
Tabel 2. Kriteria Persentase ... 41
Tabel 3. Distribusi Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik ... 44
Tabel 4. Persepsi Siswa tentang Kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap Siswa ... 46
Tabel 5. Persepsi Siswa tentang Perancangan pembelajaran dan Pengembangan kurikulum/silabus ... 48
Tabel 6. Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis ... 49
Tabel 7. Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan teknologi pembelajaran ... 51
Tabel 8. Persepsi Siswa tentang Evaluasi hasil belajar ... 52
Tabel 9. Distribusi Variabel Hasil belajar ... 54
Tabel 10. Uji normalitas data ... 55
Tabel 11. Uji linieritas... 58
Tabel 12. Persamaan regresi linier sederhana ... 59
Tabel 13. Uji Hipotesis ... 60
(13)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Keterpaduan cabang Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23 2. Kerangka Berfikir ... 33
3. Diagram batang deskriptif persentasi persepsi tentang
kompetensi pedagogik guru ... 45
4. Diagram batang deskriptifpersepsi siswa tentang kemampuan guru
mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa ... 47
5. Diagram batang deskriptif persepsi siswa tentang perancangan
pembelajaran dan pengembangan kurikulum/ silabus ... 49
6. Diagram batang deskriptif persepsi siswa tentang pelaksanan
pembelajaran yang mendidik dan Dialogis ... 50
7. Diagram batang deskriptif persepsi siswa tentang pemanfaatan
teknologi pembelajaran ... 52 8. Diagram batang deskriptif persepsi siswa tentang evaluasi hasil belajar . 53 9. Diagram batang deskriptif hasil belajar ... 54 10. Foto Penelitian ... 102
(14)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-kisi angket... ... 70
2. Angket atau kuesioner penelitian... ... 71
3. Angket atau kuesioner yang sudah diisi siswa ... 77
4. Analisis deskriptif persentase per indikator persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru... ... 78
5. Uju normalitas data... ... 87
6. Uji linieritas... .. 88
7. Analisis regresi sederhana... ... 88
8. Uji t... .. 89
9. Uji R2... . 89
10. Daftar hasil belajar IPS Sejarah siswa SMP N 3 Tegowanu Kab. Grobogan... .. 90
11. Surat penelitian... . 99
(15)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat berperan dalam globalisasi ke arah yang lebih baik. Mereka membutuhkan pembinaan dan pengembangan kemampuan sejak dini dari orang tua maupun lembaga pendidikan untuk berkembang secara optimal, dan dapat berperan dalam era globalisasi. Peran lembaga pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah) yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah sebagai suatu lembaga formal, secara sistematis merencanakan
bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang
menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar (Hamalik, 2002:3). Sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan formal memiliki tugas menciptakan output yang berkualitas
terutama di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam PBM sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola PBM, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal (Suryosubroto, 2009:2).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2007 tentang guru, ada banyak kompetensi yang harus dikuasai oleh guru. Salah
(16)
satunya adalah kompetensi pedagogik. Berdasarkan Pasal 28 ayat 3 butir (a), Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik mutlak diperlukan guru untuk keberhasilan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Tanpa pedagogik, proses pembelajaran dan pendidikan hanya akan jalan di tempat, tidak ada tanda-tanda dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan. Keberhasilan belajar siswa merupakan bagian dari dampak kepemilikan kompetensi guru yang memadai dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar siswa biasanya dilihat dari kualitas atau perubahan yang ditunjukkan siswa setelah mengikuti pembelajaran, sehingga dapat dinilai melalui sejauhmana kebutuhan belajar siswa dapat dipenuhi secara optimal oleh guru.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru yang tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan (Uno, 2011:15). Guru sebagai bagian dari tenaga kependidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang. Tugas pokok seorang guru adalah mendidik peserta didiknya dalam berbagai keilmuan dalam rangka mencapai tujuan dalam meningkatkan pendidikan yang bermutu
(17)
3
dan berkualitas, menjadi guru adalah pilihan prestasi yang mulia. Oleh karenanya, merupakan kewajiban guru untuk menjaga kemuliaan profesinya dengan cara melaksanakan pengabdiannya secara profesional dan mampu melakukan pengelolaan pembelajaran terhadap siswa sebaik mungkin.
Kompetensi pedagogik merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, mengunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancaran perjalanan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap semua aspek perjalanan. Guru memiliki berbagai hak dan tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya (Mulyasa, 2006:29). Istilah perjalanan merupakan suatu proses pembelajaran, baik dalam kelas maupun di luar kelas yang mencakup semua kehidupan.
Kompetensi pedagogik guru menjadi faktor yang sangat menunjang peningkatan kualitas sekolah. Setiap guru harus memiliki kompetensi mengajar. Guru memiliki kompetensi mengajar, jika guru memiliki pemahaman dan penerapan secara teknis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan kompetensi. Kompetensi pedagogik guru, akan membawa guru dapat memilih cara terbaik yang dapat dilakukan supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan baik dan meningkatkan potensi siswa. Seorang guru merupakan bagian yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, namun hingga
(18)
sekarang belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari kekurangan beberapa guru dalam persiapan kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode yang kurang tepat dan kurang bervariasi, kurang mampu menggunakan media pembelajaran yang ada, kurang efektif dalam
memanfaatkan waktu pembelajaran, kurang mampu memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan, bahkan kurang menguasai bahan pengajaran sehingga kegiatan belajar mengajar kurang berjalan dengan maksimal dan menarik.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran IPS terdiri dari sejarah, ekonomi, sosiologi, geografi. Pendidikan di sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik (Depdiknas, 2006).
Guru IPS di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan, hanya berlatar belakang satu bidang mata pelajaran khusus yakni Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi, sehingga guru tersebut mengalami kesulitan, ketika harus menerapkan konsep IPS terpadu. Selain itu, para guru IPS di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan juga mengalami kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran, karena fasilitas media yang kurang memadai. Guru dalam menerangkan hanya biasa menggunakan metode ceramah. Dengan demikian, pengajaran IPS bersifat monoton, siswa merasa jenuh dan kurang berminat dalam pelajaran IPS, sehingga hasil belajar siswa menurun. Padahal, mata pelajaran IPS di SMP membutuhkan kepemilikan
(19)
5
penguasaan keterampilan dan kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar yang dituntut oleh jabatan seorang guru. Agar dalam pengajaran IPS menarik sehingga dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga peneliti memiliki asumsi bahwa guru yang memiliki kompetensi pedagogik akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan. Untuk itu
penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul ”Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar IPS sejarah siswa SMP negeri 3 Tegowanu kabupaten Grobogan”.
B. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru IPS
Sejarah di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana hasil belajar IPS Sejarah siswa di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013?
3. Adakah pengaruh persespsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar IPS Sejarah siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013?
(20)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui kompetensi pedagogik guru IPS Sejarah di SMP Negeri 3
Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013. 2. Mengetahui hasil belajar IPS Sejarah siswa di SMP Negeri 3 Tegowanu
Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013.
3. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru
terhadap hasil belajar IPS Sejarah siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan semester ganjil, tahun ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis
Menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Memberikan hal baru bagi siswa dalam proses belajar mengajar
agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya, khususnya di bidang IPS Sejarah.
2) Membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan tidak lagi terjadi kemonotonan.
(21)
7
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh guru mata pelajaran
IPS Sejarah terutama kompetensi pedagogik di sekolah yang peneliti lakukan.
2) Untuk dapat memperbaiki kegiatan belajar mengajar agar tingkat
keberhasilan belajar siswa juga dapat meningkat.
c. Bagi Sekolah
1) Dapat sebagai masukan dalam upaya mewujudkan keberhasilan
belajar IPS Sejarah setelah penelitian ini dilakukan.
2) Dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam usaha
perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS Sejarah.
d. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman, wawasan dan pengetahuan tentang
kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik, dari
kompetensi pedagogik tersebut dapat kita jadikan sebagai salah satu tolok ukur, supaya keberhasilan belajar juga dapat meningkat. Di harapkan peneliti sebagai calon guru sejarah siap melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
E. Batasan Istilah
1. Persepsi
Persepsi adalah pemahaman seseorang terhadap seseorang atau suatu proses berbeda karena disebabkan faktor psikologi. Faktor pesikologi
(22)
ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan dan lingkungan sosial secara umum. Persepsi merupakan proses yang didahului dengan pengindraan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya setimulus oleh individu melalui alat responnya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat saraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis sehingga individu menyadari apa yang ia dengar dan sebagainya (Walgito, 2002: 53).
Pengertian persepsi menurut Bimo Walgito (2002: 88) adalah pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan
merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Persepsi adalah
pengamatan dan penilaian seseorang terhadap obyek, pristiwa dan relitas
kehidupan, baik itu melalui proses kognitif maupun afektif untuk
membentuk konsep tentang obyek tertentu.
Menurut Bimo Walgito (1990: 54 -55), persepsi memiliki indikator- indikator sebagai berikut:
a. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu. Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indera, baik penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pencecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak. Gambaran tersebut dapa t tunggal maupun jamak, tergantung objek persepsi yang diamati. Di dalam otak terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik yang lama maupun yang
(23)
9
baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan waktu, baru saja atau sudah lama.
b. Pengertian atau pemahaman
Setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam otak,
maka gambaran tersebut diorganisir, digolong –golongkan (diklasifikasi),
dibandingkan, diinterpretasi, sehingg a terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian yang terbentuk. tergantung juga pada gambaran -gambaran lama yang telah dimiliki individu sebelumnya (disebut apersepsi).
c. Penilaian atau evaluasi
Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman , terjadilah penilaian dari individu. Individu membandingkan penge rtian atau pemahaman yang baru diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara subjektif. Penilaian individu berbeda -beda meskipun objeknya sama. Oleh karena itu persepsi bersifat individual.
2. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah kemampuan melakukan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru menuju pada performance
dan perbuatan rasional untuk memenuhi sepesifikasi tertentu di dalam
pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai
(24)
tidak hanya dapat diminati, tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata (Mulyasa, 2009:26).
Dalam penelitian ini kompetensi guru adalah kemampuan dan
wewenang guru dalam melaksanakan profesi keguruannya (Usman, 2000:14). Menurut Moh. Amin, kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa dilepaskan dari konsep hakikat guru dan hakikat tugas guru. Kompetensi mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaimana telah disebutkan.
3. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik seorang guru adalah kemampuan
mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajr, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Lebih lanjut tentang RPP tentang guru dikemukakan bahwa:
kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
b) Pemahaman terhadap siswa.
c) Pengembangan kurikulum/silabus.
d) Perancangan pembelajaran.
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
(25)
11
g) Evaluasi hasil belajar.
h) Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. 4. Hasil belajar
Sudjana (2005:22), mendefinisikan hasil belajar sebagai
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah akhir dari sebuah proses belajar yang dilakukan oleh seorang dalam upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam program. Jadi secara umum hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang
kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan
personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan
demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
(26)
dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
(27)
13 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian tentang pengaruh kompetensi guru sudah banyak
dilakukan. Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan adalah Pengaruh
Kompetensi Profesional Guru terhadap Keberhasilan Belajar Siswa oleh Yayah Pujasari Nurdin (Jurnal Pendidikan, 2009). Menurut Yayah P. Nurdin (2009), bahwa secara keseluruhan kompetensi profesional berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 29,59%. Sisanya yaitu sebesar 70,41% merupakan pengaruh yang datang dari faktor-faktor lain. Misalnya: kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian (Yahya, 2009: 63).
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama ingin meneliti tentang pengaruh dari kompetensi guru. Perbedaannya adalah pada penelitian awal kompetensi guru yang diteliti tentang pengaruh kompetensi profesional guru, sedangkan penelitian ini meneliti tentang pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik. Perbedaan lainnya dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini lebih memfokuskan pada hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian sedangkan penelitian terdahulu mengunakan nilai rata-rata ulangan semester, sedangkan penelitian awal lebih memfokuskan pada keberhasilan belajar siswa. Alasan mengapa peneliti mengambil nilai ulangan harian karena IPS sejarah tidak ada ulangan
(28)
semester, karena IPS sejarah adalah salah satu materi dalam mata pelajaran IPS. Di sini penulis ingin mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap hasil belajar. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
B. Belajar, Hasil Belajar dan Pembelajaran IPS Sejarah 1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi persepsi manusia (Catharina, 2006: 2). Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang diciptakan seseorang melalui aktivitas. Perubahan tersebut bukan diperoleh langsung dari pertumbuhan seseorang secara alami. Morgan menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Travers menyatakan bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Harlod Spears menyatakan dengan kata lain bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mengandung tiga aspek, yaitu:
(29)
15
a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Perilaku sebelumnya akan
berbeda dengan perilaku sesudah belajar, jika tidak berarti dia tidak belajar.
b. Perubahan perilaku terjadi karena didahului proses pengalaman.
c. Perubahan perilaku karena proses belajar bersifat lebih permanen.
Seiring upaya perbaikan kualitas pembelajaran, teori konstruktivisme kian populer di bidang pendidikan pada dekade terakhir ini. Teori ini memandang siswa sebagai individu yang selalu memerikas informasi baru yang berlawanan dengan prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak dapat digunakan lagi : (Catharina, 2006: 59).
a. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu
merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
b. Subjek membentuk sekema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
c. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep
membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
Perubahan sebagai hasil belajar menurut Sudjana (2005: 28), dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan aspek lainnya.
(30)
2. Prinsip-prinsip Belajar
Peserta didik harus memiliki prinsip dalam belajar agar perubahan tingkah laku yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Slameto (2003: 27) mengemukakan, bahwa prinsip-prinsip dalam melaksanakan kegiatan belajar meliputi:
a. Prasyarat yang diperlukan untuk belajar yaitu:
1) Setiap peserta didik harus dapat berpartisipasi aktif dan meningkatkan minat untuk mencapai tujuan instruksional
2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional. 3) Belajar memerlukan lingkungan yang menantang.
4) Belajar memerlukan interaksi peserta didik dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar
1) Belajar harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki stuktur, penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya.
(31)
17
2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
d. Syarat keberhasilan belajar
1) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang.
2) Proses belajar perlu adanya repetisi (pengulangan) agar
pengertian/ketrampilan/sikap tersebut mendalam pada peserta didik.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pambelajaran. Oleh karena itu apabila pembelajaran mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Catharina, 2006: 5). Mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Jadi secara umum hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran (Sudjana, 2005: 22).
Hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting dan sering dijadikan pokok pembicaraan atau permasalahan antar pendidik, karena prestasi belajar merupakan cerminan kemampuan siswa dalam menguasai materi suatu pelajaran. Hasil belajar tidak hanya tercermin pada seberapa besar nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan ujian, akan tetapi penguasaan konsep jauh lebih bermakna dalam mengidentifikasi hasil belajar siswa.
(32)
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Kegiatan belajar yang terjadi pada diri peserta didik dapat diamati dari perbedaan tingkah laku sebelum dan setelah kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses terdapat seperangkat faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada intinya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:
a) Faktor intern, meliputi:
1) Faktor jasmaniah, meliputi: a) Faktor kesehatan
Kesehatan peserta didik berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Proses belajar akan terganggu jika kesehatannya terganggu, sebab ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, dan mengantuk jika badanya lemah dan kurang darah.
b) Cacat tubuh
Peserta didik yang cacat tubuhnya seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain akan menggangu proses belajarnya.
2) Faktor Psikologis, meliputi: a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan
(33)
19
kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemajuan belajar. Namun berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar tidak hanya dilihat dari tinggi rendahnya intelegensi peserta didik karena belajar merupakan suatu proses yang dipengaruhi banyak faktor.
b) Perhatian
Menurut Gazali dalam Slameto (2003:56) perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Agar hasil belajarnya baik, maka peserta didik harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi pusat perhatian, maka timbulah kebosanan sehingga belajar tidak kondusif lagi.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat maka kegiatan belajar tidak akan terlaksana dengan baik. Sebaliknya jika bahan pelajaran menarik minat peserta didik, akan mudah dipelajari dan diingat karena minat menambah kegiatan belajar.
(34)
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Jika bahan pelajaran sesuai bakat peserta didik maka hasil belajarnya akan lebih baik karena sesuai dengan bakat yang dimiliki peserta didik.
e) Motif
Motif merupakan dorongan dalam mencapai tujuan. Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong peserta didik belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Namun hal itu
membutuhkan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan
demikian belajar akan lebih berhasil jika peserta didik sudah matang.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti siap untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan harus
(35)
21
diperhatikan dalam proses belajar karena jika peserta didik sudah ada kesiapan dalam mengikuti proses pembelajaran maka hasil belajarnya cenderung akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Faktor kelelahan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dari tubuh yang lemah, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dari kelesuan dan kebosanan. Kelelahan jasmani dan rohani akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik karena kelelahan tersebut dapat mengganggu konsentrasi dan ketenangan dalam belajar.
b. Faktor ekstern, meliputi: 1) Faktor keluarga
Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi atau hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar peserta didik meliputi metode mengajar yang digunakan guru, kurikulum yang ditetapkan, bentuk hubungan atau relasi anatara guru dengan peserta standar pelajaran, keadaan gedung, pembinaan, metode belajar dari guru dan tugas rumah.
(36)
3) Faktor masyarakat
Masyarakat dapat mempengaruhi hasil belajar karena peserta didik berada di tengah-tengah masyarakat. Faktor masyarakat meliputi: kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
5. Definisi IPS Sejarah
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial manyarakat yang dinamis (Wardiyatmoko, 2010: iii). Kata IPS merupakan kata yang sering di dengar dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Universitas. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. antara lain sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. IPS sejarah adalah bagian dari mata pelajaran IPS. IPS sejarah merupakan pelajaran yang menanamkan pengetahuan tentang proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini secara ilmiah dan sistematis. Atas dasar pengertian itu pengajaran IPS Sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya peroses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangaun prespektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa silam sekarang dan masa depan, di tengah perubahan tata hubungan baru dunia yang cepat.
(37)
23
Sejarah
IPS
Gambar 1 : Keterpaduan cabang Ilmu Pengetahuan Sosial ( sumber: Khasanah Ilmu Pengetahuan Sosial 2, 2006:V )
C. Kompetensi Pedagogik Guru 1. Guru
a. Pengertian Guru
Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan menengah. Menurut Hamalik (2002: 36), guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sementara menurut Sardiman (2006:4), guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut
Ekonomi
(38)
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya yang potensial di bidang pembangunan.
b. Syarat Guru
Dalam Undang-Undang RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV pasal 8 tersebut disebutkan ada 5 syarat bagi seorang guru , yaitu :
1. Memiliki Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru atau pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Ijazah yang harus dimiliki guru adalah Ijazah jenjang Sarjana S1 atau Diploma IV yang sesuai dengan jenis,jenjang dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar nasional pendidikan.
2. Memiliki Kompetensi
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru menurut Undang-undang RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.
(39)
25
Mengenai Kompetensi guru akan penulis uraikan dalam sub bab tersendiri
3. Memiliki Sertifikat Pendidik
Sertifikat Pendidik adalah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara serifikasi sebagai bukti formal pengakuan guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesi guru melalui proses sertifikasi. Guru yang telah mendapat sertifikat pendidik berarti telah mempunyai kualifikasi mengajar seperti yang dijelaskan di dalam sertifikasi tersebut.
4. Sehat Jasmani dan Rohani
Yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas dengan baik. Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut tidak ditujukan kepada penyandang cacat.
Seorang guru (pendidik) adalah merupakan petugas lapangan dalam pendidikan. Faktor kesehatan jasmani adalah faktor yang menentukan terhadap lancar dan tidaknya proses pendidikan yang ada, dan di samping itu kesehatan jasmani dari seorang guru banyak memberikan pengaruh terhadap anak didik terutama yang menyangkut kebanggaan mereka apabila memiliki guru yang berbadan sehat. Guru yang mengidap penyakit menular sangat membahayakan anak didik.
(40)
Disamping itu guru yang berpenyakit tidak akan bergairah dalam mengajar, dan kerap kali absen yang tentunya merugikan anak didik.
Sedangkan yang dimaksud sehat rohani menyangkut masalah keseluruhan bentuk rohaniah manusiawi hubungannya dengan masalah moral yang baik, moral yang luhur, moral tinggi, dimana seorang guru harus memiliki moral yang baik dan menjadi teladan bagi siswanya. Apa yang hendak disampaikan kepada murid untuk menuju tingkat martabat kemanusiaan yang luhur hendaklah lebih dahulu guru itu sendiri memiliki martabat tersebut, sebab nantinya menyangkut masalah kewibawaan bagi seorang guru.
Adapun sifat-sifat yang dapat digolongkan ke dalam moral atau budi yang luhur antara lain berlaku jujur, berlaku adil terhadap siapapun, lebih-lebih terhadap dirinya, cinta kepada kebenaran, bertindak bijaksana, suka memaafkan, tidak pembenci, mau mengakui kesalahan sendiri, ikhlas berkorban, tidak mementingkan diri sendiri, menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela.
5. Memiliki Kemampuan untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan
Nasional
Guru harus punya kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II pasal 3 : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
(41)
27
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusiayang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
2. Kompetensi Guru
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, stuktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal (Usman, 2008: 9).
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru baik secara teoritis maupun secara praktis memiliki manfaat yang sangat penting terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Menurut (Hamalik, 2008: 34) kompetensi guru dapat digunakan sebagai:
a. Alat untuk menggambarkan standar kemampuan profesional guru.
b. Alat seleksi penerimaan guru.
c. Bahan acuan dalam pengembangan kurikulum.
d. Alat pembinaan guru.
(42)
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa guru harus mempunyai empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pelajaran peserta didik yang meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, serta menjadi teladan peserta didik.
c. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional.
(43)
29
3. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pelajaran peserta didik yang meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik terdiri dari :
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
(44)
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
D. Kerangka Berfikir
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru merupakan proses siswa menerima dan menanggapi metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu kondisi belajar yang efektif. Siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, yaitu persepsi yang tinggi atau persepsi yang rendah. Guru dituntut harus memiliki kompetensi yang memadahi agar siswa memiliki persepsi tinggi dan tidak mengalami kejenuhan.
Proses belajar mengajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berasal dari pengalamannya sendiri maupun interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dialami oleh siswa tersebut adalah perubahan yang dilakukan secara sadar dan menuju ke arah yang lebih baik dari yang sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada siswa tidak hanya bersifat sementara, tetapi bersifat permanen dan kontinu. Tujuan pembelajaran ini telah direncanakan secara sistematis dan terarah oleh guru kepada peserta didik atau siswa sebagai individu. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas dapat diukur dengan berhasil tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.
(45)
31
Pencapaian tujuan belajar di kelas biasanya diukur dengan berhasil tidaknya dalam peningkatan hasil belajar.
Hasil belajar siswa merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Setiap siswa pasti ingin mencapai hasil belajar semaksimal mungkin, karena hasil belajar yang maksimal merupakan jalan yang tepat untuk memudahkan proses belajar selanjutnya. Namun semua usaha yang dilakukan tidak selalu mudah, banyak siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar, sehingga mengakibatkan kegagalan dalam memperoleh prestasi.
Guru adalah salah satu faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, namun guru akan dominan ketika mempunyai kompetensi profesional. Hal ini dapat dikuatkan oleh pernyataan Trianto (2007: 71), yaitu yang dijadikan rujukan bagi guru untuk keberhasilan pembelajaran adalah kualifikasi akademik dan kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar siswa akan lebih optimal. Karena proses belajar dan hasil belajar bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur isi
(46)
kurikulumnya, akan tetapi juga ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing siswa.
Dalam mata pelajaran IPS sejarah, guru sangat besar peranannya dalam memotivasi siswa agar mau belajar dengan baik, yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa di lembaga pendidikan. Keberhasilan dari proses belajar dan mengajar IPS sejarah tidak hanya tergantung pada intelegensi siswa saja, akan tetapi juga dari guru yang mengajar. Guru yang kompeten akan mendorong siswa dalam belajar IPS sejarah yang nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa pada pelajaran IPS sejarah.
Kerangka berfikir pada penelitian ini adalah bahwa guru yang berkompetensi, sangat diperlukan agar diperoleh pemahaman materi pelajaran IPS yang maksimal untuk diimplementasikan dalam hasil atau prestasi belajar. Dengan kata lain, kompetensi pedagogik guru akan berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar IPS sejarah siswa. Berikut kerangka berfikir pada penelitian ini:
(47)
33
Variabel bebas (X) Kompetensi Pedagogik Guru:
1. Penguasaan Materi, Struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran yang diampu.
3. Pengembangan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Pemahaman terhadap siswa.
5. Evaluasi hasil belajar
6. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
7. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Variabel Terikat (Y) Hasil Belajar Dilihat dari rata-rata Nilai Ulangan Harian
(48)
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian tentang tingkah laku, fenomena sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 71). Berdasarkan uraian dalam kerangka berfikir diatas tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
(Ho) : Tidak ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa.
(Ha) : Ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa.
(49)
35 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu mengenai kejadian-kejadian dan peristiwa yang sedang berlangsung maka metode yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
B. Populasi
Menurut Arikunto (2010: 130), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 215). Populasi dalam penelitian ini adalah 77 siswa, di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan. Yang diampu oleh guru yang sudah bersertifikasi.
Tabel 1
Daftar Siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kab.Grobogan
No. Kelas Jumlah Siswa
1. IX A 26
2. IX B 26
3. IX C 25
(50)
C. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:131). Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 77 siswa, sehingga peneliti mengambil teknik sampel jenuh yaitu pengambilan sampel dari keseluruhan populasi. Dengan catatan untuk mempermudah peneliti mengolah data diambil sempel sebanyak 75 siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian, karena memahami dan menganalisis setiap variabel membutuhkan
kelincahan berfikir bagi peneliti. Menurut (Arikunto, 2010:118), “ Variabel
adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian”. Variabel dalam penelitian ini adalah satu variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau apa yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persespsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru (X), indikatornya:
a. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
(51)
37
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang berupa nilai rata-rata ulangan harian semester ganjil mata pelajaran IPS Sejarah siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan.
E. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi dalam penelitian. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Angket atau kuesioner
Kuesioner sebagai cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Metode ini sangat memudahkan bagi responden dalam memberi jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan dan hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menjawab pertanyaan. Angket atau Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menggunakan pilihan jawaban, dimana setiap item soal disediakan 4 jawaban. Untuk mengetahui data jawaban siswa yang telah terkumpul mengenai variabel
(52)
persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru diberikan skor masing-masing sebagai berikut :
a. Jawaban A dengan sekor 4
b. Jawaban B dengan sekor 3
c. Jawaban C dengan sekor 2
d. Jawaban D dengan sekor 1
Responden dapat memilih jawaban yang telah disediakan dengan memberikan tanda (X) silang.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:158). Peneliti menggunakan teknik dokumentasi karena ingin memperoleh data-data yang relevan dengan tujuan penelitian, sehingga dapat mempermudah dalam proses penelitian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nilai rata-rata harian semester ganjil 2012/2013 dari guru mata pelajaran IPS Sejarah siswa SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan.
F. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas yang dimaksud adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur Arikunto (2010: 167), Valid berarti ketepatan antara instrumen dan pengumpulan datanya. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
(53)
39
validitas empiris. Dikatakan validitas empiris karena validitas ini melalui cara
yang diperoleh berdasarkan pengalaman dengan cara diujikan.
G. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan.
1. Analisis Deskriptif Persentase
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel bebas yaitu variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap variabel terikat yaitu variabel hasil belajar siswa. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan teknik analisis ini adalah :
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket.
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan.
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari setiap responden.
d. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus, yaitu:
, dimana:
n = nilai yang diperoleh; N = nilai total
e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kriteria untuk
(54)
Cara menentukan kriteria adalah:
1. Menentukan angka persentase tertinggi
2. Menentukan angka persentase terendah
3. Menentukan rentang persentase % tertinggi - % terendah
4. Menentukan kelas interval persentase
f. Analisis Deskriptif Skor
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah:
1) Membuat tabel distribusi jawaban angket.
2) Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang
telah ditetapkan.
3) Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden
Dalam penyajiannya, hasil analisis ini didasarkan pada distribusi frekuensi yang memberiakan gambaran mengenai distribusi subjek menurut kategori-kategori nilai untuk setiap alternatif jawaban yang tersedia dalam angket.
(55)
41
Untuk menentukan kategori deskriptif Skor untuk variabel X, maka dibuat tabel kategori yang disusun dalam perhitungan sebagai berikut :
1) Skor maksimal : 4/4 x 100% = 100%
2) Skor miminal : ¼ x 100% = 25%
3) Rentang Skor : 100-25 = 75
4) Interval kelas Skor : 75 / 4 = 18,75
Dari perhitungan di atas diperoleh tabel kategori untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru (X) dan hasil belajar (Y) siswa sebagai berikut.
Tabel 2. Kriteria Persentase Rentang skor
persentase
Kriteria
81,251 % - 100 % Sangat Baik
62,51 % - 81,250 % Baik
43,751 % - 62,50 % Cukup
25 % - 43,750% Tidak Baik
2. Analisis Regresi Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen ( Algifari 2005:19). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
(56)
= a + bX + e
Keterangan:
Y : subyek dalam variabel dependen (hasil belajar).
a : konstanta.
b : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang didasarkan pada perubahan variabel dependen, bila (+) arah garis naik, bila (-) maka arah garis turun.
x : Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik Guru.
See : standar error estimation.
3. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (t)
Uji parsial digunakan untuk menguji kemaknaan parsial dengan menggunakan uji t. Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan uji dua pihak ( two tail test) berlaku dengan ketentuan bahwa harga t hitung, berada
pada daerah penerimaan Ho atau terletak diantara harga t tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t hitung lebih kecil
atau sama dengan (≤) dari harga tabel maka Ho diterima. Harga t hitung
adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya (Sugiono 2010: 97).
b. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat
dipergunakan untuk besarnya variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Bila koefisien determinasi R² = 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (= 0% ) terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R² = 1, berarti variabel tidak bebas
(57)
43
100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Karena itu letak R² berada dalam
selang (interval) antara 0 dan 1. Secara aljabar dinyatakan : 0 ≤ R² ≤ 1.
Koefisien determinasi dilambangkan dengan R² Nilai R² antara 0 sampai 1. Jika nila R² mendekati 1, maka persamaan regresi tersebut sangat baik untuk memperkirakan. Dalam menganalisis data penelitian digunakan bantuan SPSS 16.
(58)
44 A. Deskriptif Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini dibahas mengenai deskripsi data masing-masing variabel penelitian dan pengaruh variabel bebas persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru (X) terhadap variabel dependen hasil belajar yang dilihat dari rata-rata nilai ulangan siswa (Y).
1. Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru mengenai kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belaja, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai yang dimilikinya.Gambaran Umuum tentang strategi belajar berdasarkan hasil observasi adalah sebagi berikut
Tabel 3
Distribusi Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal
81,26% - 100% Sangat Tinggi 4 5%
73.33%
62,51% - 81,25% Tinggi 70 93%
43,76% - 62,50% Rendah 1 1%
25% - 43,75% Sangat
Rendah 0 0%
Jumlah 75 100% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 75 responden diperoleh keterangan tentang tingkat Kompetensi pedagogik guru sebagai berikut.
(59)
45
empat responden (5%) mengatakan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kriteria sangat tinggi. 70 responden (93%) mengatakan bahwa kompetensi pedagogik guru terhitung tinggi. Satu responden (1%) mengatakan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kriteria rendah. Nol responden (0%) mengatakan bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk dalam kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi persespsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru sebesar 73.33%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang persepsi kompetensi pedagogik.
Diagram 1
Diagram batang deskriptif persentasi persepsi tentang kompetensi pedagogik guru
Untuk lebih detail mengenai variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator kompetensi pedagogik guru berikut ini:
(60)
a. Persepsi siswa tentang kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa.
Gambaran Umum tentang Kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa. Berdasarkan hasil angket adalah sebagi berikut :
Tabel 4
Persepsi siswa tentang kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa.
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi
Rata-rata klasikal
81,26% - 100% Sangat Tinggi 12 16%
71.83%
62,51% - 81,25% Tinggi 45 60%
43,76% - 62,50% Rendah 18 24%
25% - 43,75% Sangat
Rendah 0 0%
Jumlah 75 100% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 75 siswa diperoleh keterangan tentang Persepsi siswa tentang kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa, sebagai berikut : 12 siswa (16%) menjawab kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa, dengan kriteria sangat tinggi, 45 siswa (60%) menjawab kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa, dengan kriteria Tinggi, 18 siswa (24%) menjawab kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa. Dengan kriteria rendah, nol siswa (0%) menjawab kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa. Dengan kriteria sangat rendah. Secara Klasikal presentase kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan
(61)
47
pemahaman terhadap siswa sebesar 71,83%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang kemampuan Kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa.
Diagram 2
Diagram batang deskriptif Persepsi siswa tentang kemampuan Guru mengelola pembelajaran dan pemahaman terhadap siswa
b. Persepsi siswa tentang perancangan pembelajaran dan pengembangan
kurikulum / silabus
Gambaran Umuum Persepsi siswa tentang perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus berdasarkan hasil angket adalah sebagi berikut :
16%
60%
0% 24%
(62)
Tabel 5.
Persepsi siswa tentang perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal
81,26% - 100% Sangat
Tinggi 15 20%
71.44%
62,51% - 81,25% Tinggi 40 53%
43,76% - 62,50% Rendah 17 23%
25% - 43,75% Sangat
Rendah 3 4%
Jumlah 75 100% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 75 responden diperoleh keterangan tentang tingkat Persepsi siswa tentang Perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus sebagai berikut, 15 responden (20%) menyatakan perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 40 responden (53%) mengatakan bahwa perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus termasuk dalam tinggi. 17 responden (23%) mengatakan bahwa perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus termasuk dalam kriteria rendah. 3
responden (4%) mengatakan bahwa perancangan pembelajaran dan
pengembangan kurikulum / silabus termasuk dalam kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi Perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus sebesar 71.44%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang Perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus.
(63)
49
Diagram 3
Diagram Persepsi siswa tentang perancangan pembelajaran dan pengembangan kurikulum / silabus
c. Persepsi siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Gambaran Umum Persepsi siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis berdasarkan hasil angket adalah sebagi berikut :
Tabel 6.
Persepsi siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal
81,26% - 100% Sangat
Tinggi 23 31%
75.22%
62,51% - 81,25% Tinggi 36 48%
43,76% - 62,50% Rendah 16 21%
25% - 43,75% Sangat
Rendah 0 0%
Jumlah 75 100% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 75 responden diperoleh keterangan tentang tingkat Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
(64)
dialogis sebagai berikut, 23 responden (31%) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis termasuk dalam kriteria sangat tinggi. 36 responden (48%) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis termasuk dalam tinggi. 16 responden (21%) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis termasuk dalam kriteria rendah. 0 responden (0%) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis termasuk dalam kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis sebesar 75,22%. Untuk lebih jelas berikut disajikan diagram batang tentang persepsi siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Diagram 4
Diagram batang deskriptif persepsi siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
(65)
51
Gambaran Umuum persepsi siswa tentang pemanfaatan teknologi pembelajaran berdasarkan hasil angket adalah sebagi berikut :
Tabel 7.
Persepsi siswa tentang pemanfaatan teknologi pembelajaran
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal
81,26% - 100% Sangat
Tinggi 23 31%
75.39%
62,51% - 81,25% Tinggi 42 56%
43,76% - 62,50% Rendah 10 13%
25% - 43,75% Sangat
Rendah 0 0%
Jumlah 75 100% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 75 responden diperoleh keterangan tentang tingkat Pemanfaatan teknologi pembelajaran sebagai berikut. 23 responden (31%) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi pembelajaran termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 42 responden (56%) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi pembelajaran termasuk dalam tinggi, 10 responden (13%) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi pembelajaran termasuk dalam kriteria rendah, 0 responden (0%) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi pembelajaran termasuk dalam kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi Pemanfaatan teknologi pembelajaran sebesar 75,39%. Untuk lebih jelas berikut disajikan diagram batang tentang Persepsi siswa tentang pemanfaatan teknologi pembelajaran.
(66)
Diagram 5
Diagram batang deskriptif Persepsi siswa tentang pemanfaatan teknologi pembelajaran
e. Persepsi siswa tentang evaluasi hasil belajar
Gambaran Umum tentang Evaluasi hasil belajar berdasarkan hasil observasi adalah sebagi berikut :
Tabel 8.
Persepsi siswa tentang evaluasi hasil belajar
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal
81,26% - 100% Sangat
Tinggi 16 21%
72.78%
62,51% - 81,25% Tinggi 43 57%
43,76% - 62,50% Rendah 16 21%
25% - 43,75% Sangat
Rendah 0 0%
Jumlah 75 100% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 75 responden diperoleh keterangan tentang tingkat evaluasi hasil belajar sebagai berikut,
(67)
53
16 responden (21%) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 43 responden (57%) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar termasuk tinggi, 16 responden (21%) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar termasuk kriteria rendah, 0 responden (0%) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar termasuk dalam kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi evaluasi hasil belajar sebesar 72,78%. Untuk lebih jelas berikut disajikan diagram batang persepsi siswa tentang evaluasi hasil belajar.
Diagram 6
Diagram batang deskriptif persepsi siswa tentang evaluasi dan hasil belajar 2. Variabel Hasil Belajar
Gambaran umum tentang hasil belajar berdasarkan hasil observasi adalah sebagi berikut :
21%
57%
21%
(68)
Tabel 9.
Distribusi Variabel Hasil belajar.
no Kategori Frekuensi Persentasi
1 Tuntas 61 81,33%
2 Tidak tuntas 14 18,67%
Jumlah 75 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 75 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat hasil belajar sebagai berikut : 61 siswa (81,33%) telah mencapai tuntas dalam hasil belajar. Hasil belajar dengan kriteria sangat baik, 14 siswa (18.67%) tidak mencapai tuntas dalam hasil belajar, untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang kemampuan hasil belajar.
Diagram 7
(69)
55
B.
Hasil Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji asumsi klasik dan uji regresi berganda yang terdiri data uji linieritas data (pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan), uji r2 (besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen), uji t (uji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
1. Uji Normalitas Data
Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel dependent Y yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel independent diasumsikan bukan fungsi distribusi, jadi tidak perlu diuji normalitasnya.
Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut.
Tabel 10. Uji normalitas data. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 75
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 6.50441854
Most Extreme Differences Absolute .056
Positive .036
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .486
(70)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 75
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 6.50441854
Most Extreme Differences Absolute .056
Positive .036
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .486
Asymp. Sig. (2-tailed) .972
a. Test distribution is Normal. Analisis data hasil Output :
Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria penerimaan H0
H0 diterima jika nilai sig (2-tailed) > 5%.
Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,469 = 97,2% > 5%, maka H0 diterima.
Artinya variabel tingkat Hasil belajar berdistribusi normal.
Uji normalitas juga dapat dilihat pada grafik Normal P-Plot sebagai berikut.
(71)
57
Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka variabel dependen Y memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Linieritas.
Uji linieritas pada analisis regresi sederhana berguna untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada tabel Anova dibawah ini:
(72)
Tabel 11. Uji linieritas.
Table ANOVA
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Hasil_belajar * K_Pedagogik
Between Groups
(Combined) 2301.553 24 95.898 1.928 .025
Linearity 1657.435 1 1657.435 33.327 .000
Deviation from
Linearity 644.119 23 28.005 .563 .932
Within Groups 2486.633 50 49.733
Total 4788.187 74
Hipotesis yang digunakan. Ho : model regresi linier.
H1 : model regresi tidak linier. Kaidah pengambilan keputusan:
Jika Fhitung≤ Ftabelatau nilai sig ≥ 0,05= maka Ho diterima.
Jika Fhitung> Ftabel dan nilai sig < 0,05 maka H1 diterima. (Sudjana, 2005:383).
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau ( ) = 0,05. Derajat kebebasan (df1) = k = 1, dan df2 = n – k =75 – 1 = 74 diperoleh nilai Ftabel= 3,97
Pada tabeldiatasdiperoleh nilai Fhitung =33,327>4,023 = Ftabel dengan
demikian model regresi linier dapat digunakan dalam penelitian ini.
3. Analisis Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan analisis dengan program SPSS 16 for Windows diperoleh
(73)
59
Tabel 12. Persamaan regresi linier sederhana. Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.884 10.863 1.002 .320
K_Pedagogik 0.766 .123 .588 6.217 .000
a. Dependent Variable: Hasil_belajar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai
berikut: Y = 10,884+0,766X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna
sebagai berikut:
a. Konstanta = 10,884
Jika variabel persepsi siswa tentang kompetensi Pedagogik dianggap sama
dengan nol, maka variabel hasil belajar sebesar 10,884.
b. Koefisien X = 0,766
Jika variabel perspsi siswa tentang kompetensi kedagogik mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan kenaikan variabel tingkat hasil belajar sebesar 0,766.
4. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian keberartian pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak.
(74)
Tabel 13. Uji Hipotesis.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.884 10.863 1.002 .320
K_Pedagogik .766 .123 .588 6.217 .000
a. Dependent Variable: Hasil_belajar
Hipotesis :
Ho : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan:
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau ( ) = 0.05. Derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 75-1-1 = 73, diperoleh ttabel= 1.99
Ho diterima apabila – ttabel≤ thitung≤ ttabelatau sig ≥ 5%
Ho ditolak apabila (thitung< – ttabel atau thitung> ttabel) dan sig < 5%.
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X (Tingkat persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik) diperoleh nilai thitung =6.217
>1.99= ttabel, dan sig =0.000< 5%, jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel persepsi
siswa tentang kompetensi pedagogik secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen hasil belajar Siswa.
Dari tabel koefisien diperoleh persamaan regresi:
(1)
(2)
(3)
(4)
FOTO PENELITIAN
Lokasi penelitian di SMP Negeri 3 Tegowanu Kabupaten Grobogan
(5)
Peneliti memberi arahan dalam mengisi angket kepada siswa.
(6)