Hasil uji wilcoxon pada sesi 5 menunjukkan bahwa ada pengaruh TAK stimulai persepsi terhadap kemampuan responden mengontrol halusinasi.
Ditunjukkan dengan nilai p = 0.011 p 0.025.
2. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sesi 1 kemampuan mengenal halusinasi pre test, kemampuan responden mengenal halusinasi dalam kategori
cukup sebanyak 5 orang 71,4. Sementara itu, pada sesi 1 post test seluruh responden 7 orang; 100 mampu mengenal halusinasi dengan baik. Responden
mampu menceritakaan isi halusinasinya, waktu terjadinya halusinasi tersebut, kondisi yang biasanya memunculkan halusinasi, dan menjelaskan bagaimana
perasaannya saat berhalusinasi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan responden mengenal halusinasi pada sesi 1, lebih baik setelah diberikan TAK
stimulasi persepsi. Pada sesi 2 kemampuan menghardik halusinasi pre test, kemampuan
responden mengontrol halusinasi dengan cara menghardik berada dalam kategori cukup sebanyak 4 orang 57,1. Sementara itu, pada sesi 2 post test, seluruh
responden 7 orang; 100 mampu mengontrol halusinasi dengan meghardik dalam kategori baik. Setelah dilakukan TAK stimulasi persepsi, responden
mampu menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi halusinasi, menceritakan cara yang lebih efektif dalam mencegah halusinasi, menyebutkan
cara mengatasi halusinasi dengan menghardik, dan memperagakan cara menghardik yang benar yaitu dengan menutup rapat kedua telinga dengan telapak
Universitas Sumatera Utara
tangan, sambil menghardikkan kata seperi “pergi..., pergi…, jauh dari saya.., kamu suara palsu.., jangan ganggu saya.” Hal ini menunjukkan TAK stimulasi
persepsi memberikan pengaruh terhadap kemampuan responden mengontrol halusinasi.
Pada sesi 3 kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan pre test, kemampuan responden mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan dalam kategori cukup sebanyak 5 orang 71,4. Sementara itu, pada sesi 3 post test, seluruh responden 7 orang; 100 mampu mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan dalam kategori baik. Responden mampu menceritakan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, mampu memperagakan
aktivitas tersebut, mampu menuliskan kegiatan tersebut dalam jadwal kegiatan harian, dan mampu menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi. Hal ini
menunjukkan bahwa TAK stimulasi persepsi memberikan pengaruh terhadap responden mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
Pada sesi 4 kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi pre test, sebagian besar responden 6 orang; 85,7 mampu mencegah halusinasi
dengan bercakap-cakap berada dalam kategori cukup. Sementara itu, pada sesi 4 post test, seluruh responden 7 orang; 100 mampu mencegah halusinasi dengan
bercakap-cakap dalam kategori baik. Responden dapat menyebutkan orang yang biasa diajak bercakap-cakap, mampu memperagakan percakapannya, mampu
menuliskan jadwal percakapan di dalam lembar kegiatan harian, dan menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Hal ini menunjukkan bahwa TAK stimulasi
Universitas Sumatera Utara
persepsi memberikan pengaruh yang kuat terhadap kemampuan responden mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.
Pada sesi 5 kepatuhan minum obat untuk mencegah halusinasi pre test, seluruh responden 7 orang; 100 tidak patuh minum obat. Sementara itu, pada
post test sesi 5, seluruh responden patuh minum obat 7 orang; 100. Setelah dilakukan TAK stimulasi persepsi responden mampu menyebutkan 5 benar cara
minum obat, menyebutkan keuntungan minum obat dan bagaimana akibatnya jika tidak minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa TAK stimulasi persepsi
memberikan pengaruh yang kuat terhadap tingkat kepatuhan responden minum obat untuk mengontrol halusinasi.
Analisa data secara bivariat dengan menggunakan uji wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa TAK stimulasi persepsi memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kemampuan responden mengontrol halusinasi pada setiap sesi. Hal ini terlihat dari sesi 1 – sesi 5, nilai p1 = 0.016; p2 = 0.016; p3 =
0.017; p4 = 0.016; p5 = 0.011 p 0.025. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Keliat dan Akemat 2005
dikutip dari Hamid 2008, bahwa TAK yang sesuai untuk pasien dengan masalah utama perubahan sensori persepsi : halusinasi adalah aktivitas berupa stimulasi
dan persepsi. Sebuah penelitian yang dilakukan Simon 2005 terhadap pasien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa DR. Radjiman Wydiodiningrat Lawan
menunjukan bahwa terdapat perubahan skor antara pretest dan posttest sebesar 36 poin dan perbedaan rata-rata nilai keduanya signifikan. Penelitian selanjutnya
dilakukan Mulyani 2008 terhadap pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Universitas Sumatera Utara
Daerah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi terhadap peningkatan kemampuan
kognitif klien. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif pasien setelah diberikan TAK stimulasi persepsi dari 3,53 mean pretest
menjadi 18,3 mean posttest. Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah membantu
responden yang mengalami kemunduran orientasi dengan karakteristik: responden dengan gangguan persepsi ; halusinasi, menarik diri dengan realitas, kurang
inisiatif atau ide, kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi verbal Yosep, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 7 orang responden sebelum dan sesudah diberikan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan pada bulan Januari 2010 maka disimpulkan bahwa setiap sesi yang dilakukan dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi mempunyai pengaruh terhadap kemampuan responden mengontrol halusinasi. Hal ini terlihat dari uji statistik, pada sesi 1 nilai p = 0,016, pada sesi 2
nilai p = 0,016, pada sesi 3 p = 0.017, pada sesi 4 nilai p = 0.016, pada sesi 5 nilai p = 0.011. Nilai p dari sesi 1- sesi 5
α α= 0.025 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tiap sesi pada responden
tersebut terdapat perbedaan kemampuan mengontrol halusinasi sebelum dan sesudah diberikan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Setelah diberikan
TAK stimulasi persepsi post test, kemampuan mengontrol halusinasi meningkat. Jika hasil perhitungan uji statistik p lebih kecil dari nilai
α maka Ha diterima yaitu ada pengaruh TAK stimulasi persepsi terhadap kemampuan responden
mengontrol halusinasi.
Universitas Sumatera Utara