I. Persepsi Konsumen
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi. Menurut Webster dalam buku Setiadi 2003: 160 “Persepsi adalah proses
bagaimana stimuli–stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan”. Pengenalan atas suatu objek dipengaruhi oleh suatu gerakan, intesitas,
aroma, bentuk kemasan, warna, dan rasa dapat mempengaruhi persepsi konsumen.
J. Stimuli Pemasaran
Stimuli adalah merupakan bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu Setiadi, 2003 : 162. Stimuli terdiri atas 2
bentuk yaitu : 1.
Stimuli Pemasaran Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang
didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen– komponennya misalnya kemasan, isi, ciri–ciri fisik adalah stimuli utama
sedangkan komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan yang mempresentasikan produk seperti kata-kata,
gambar, simbol, dan sebagainya. 2.
Stimuli Lingkungan Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk
mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang menentukan stimuli akan dirasakan dan
bagaimana stimuli itu dipersepsikan :
Universitas Sumatera Utara
1 Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi, terdiri dari
dua faktor antara lain : a.
Faktor sensory, terdiri atas warna, bau, dan rasa. b.
Faktor – faktor struktural, terdiri atas ukuran, posisi, warna, dan kontras.
2 Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara,
cahaya, bau, atau stimuli lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah singkat Perusahaan
Sosro yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi Melati
pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi. Teh Wangi Melati yang diperkenalkan pada saat itu bermerek Cap Botol.
Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah terkenal didaerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Teknik mempromosikan Teh
Wangi Melati merek Cap Botol di Jakarta dinamakan strategi promosi cicip rasa. Secara rutin beberapa staf yang dikoordinir oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo
mendatangi tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk menarik perhatian dan
mengumpulkan penonton. Setelah berhasil mengumpulkan penonton cukup banyak, penonton yang ada tersebut dibagikan secara gratis contoh Teh Wangi
Melati merek Cap Botol sekarang disebut teknik sampling. Setelah itu, staf juga mendemokan cara menyeduh Teh Wangi Melati
merek Cap Botol yang kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung oleh penonton sehingga mereka yakin bahwa ramuan Teh Wangi Melati merek Cap
Botol adalah Teh yang memiliki mutu dan kualitas yang baik. Teknik merebus teh langsung di tempat keramaian itu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama,
sehingga menimbulkan kendala. Penonton yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena demo sebelum sempat mencicipi
30
Universitas Sumatera Utara