Sifat dan Klasifikasi Pelayanan Karakteristik Pelayanan

menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun. 5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

3. Sifat dan Klasifikasi Pelayanan

Penawaran suatu perusahaan pada pasar biasanya mencakup beberapa jenis pelayanan. Komponen pelayanan ini dapat merupakan bagian terkecil atau bagian utama dari keseluruhan penawaran tersebut. Penawaran bisa saja murni berupa barang pada satu sisi dan layanan murni pada sisi lainnya. Oleh karena itu, maka penawaran suatu perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori menurut Simamora 2001:172 yaitu: a. Produk berwujud murni Penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik misalnya sabun mandi, pasta gigi, atau sabun cuci tanpa pelayanan lainnnya yang menyertai produk tersebut. b. Produk berwujud disertai dengan layanan pendukung Pada kategori ini penawaran terdiri dari suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik kepada konsumennya. Disini pelayanan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk pelanggan yang telah membeli produknya. Misalnya seperti seseorang yang baru membeli sepeda motor Honda, maka konsumen tersebut akan diberi pelayanan service sepeda motor gratis untuk beberapa bulan. c. Hybrid Penawaran yang terdiri dari barang dan layanan dengan proporsi yang sama. d. Pelayanan utama yang disertai barang dan layanan tambahan pelengkap dan barang-barang pendukung lainnya. e. Pelayanan murni Penawaran seluruhnya berupa layanan seperti konsultan psikologi.

4. Karakteristik Pelayanan

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pelayanan menurut Zemke dalam Ratminko dan Atik, 2005:3 yaitu: a. Konsumen memiliki kenangan atau memori atas pengalaman menerima pelayanan, yang tidak bisa dijual atau diberikan kepada orang lain. b. Tujuan penyelenggaraan pelayanan adalah keunikan, setiap konsumen dan setiap kontak adalah dianggap sesuatu yang “spesial”. c. Suatu pelayanan terjadi pada saat tertentu, ini tidak dapat disimpan di gudang atau dikirimkan barang contohnya. d. Konsumen melakukan control kualitas dengan cara membandingkan harapan dan pengalaman yang diperolehnya. e. Jika terjadi kesalahan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh karyawan untuk memperbaiki adalah meminta maaf. f. Moral karyawan sangat menentukan untuk kelancaran pemberian pelayanan. Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, karyawan perlu memahami faktor rasional dan emosional konsumen agar dapat memberikan kepuasan. Dalam hal ini, beberapa aspek yang perlu dicermati dari konsumen adalah karyawan menurut Tjiptono 2005:117: a. Suasana lingkungan yang bisa membuat konsumen nyaman dan senang. b. Pelatihan dan pengembangan serta pemberdayaan karyawan agar dapat memahami dan menangani respon emosional pelanggan. c. Sistem penanganan keluhan yang responsif, empatik, fair, dan efektif. d. Menggunakan pendekatan komunikasi berbeda untuk kategori individu yang berlainan. e. Menawarkan nilai sosial dan emosional tertentu. f. Mendirikan kelompok konsumen eksklusif yang mengelola aktivitas khusus. g. Menerapkan pengalaman untuk menciptakan kegembiraan kepada konsumen.

2.2. Penelitian Terdahulu

Rachman 2008 melakukan penelitian tentang “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Menunjang Total Quality Management TQM pada Divisi INFRATEL di PT Telkom Tbk Jakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada Divisi INFRATEL di PT. TELKOM, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada Divisi INFRATEL, dan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam menunjang Total Quality Management pada Divisi INFRATEL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada Divisi INFRATEL berkaitan dengan prosedur kerja dan kesalahan yang berulang-ulang pada sistem dokumentasi. Divisi INFRATEL menggunakan sistem TELKOM - Quality Management System T-QMS untuk mencapai sasaran mutu. T-QMS merupakan hasil pengembangan Total Quality Management TQM yang dimaksudkan untuk mendorong organisasi melakukan analisis persyaratan pelanggan, menetapkan proses-proses yang tepat dan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian suatu produk jasa yang dapat diterima oleh pelanggan, kemudian secara konsisten mengendalikan setiap prosesnya kearah pencapaian siklus waktu proses yang lebih cepat, optimal dan efisien. Dengan melaksanakan persyaratan-persyaratan yang ada di dalam ISO 9001:2000 maka T-QMS dapat tercapai.