Sejarah Berdirinya PDAM Tirta Lihou

40 insiden yang antara para pemuda dengan tentara sekutuInggris dan Belanda di Kompleks Siantar Hotel. 22

2.3. Sejarah Berdirinya PDAM Tirta Lihou

Air minum adalah air untuk kebutuhan masyarakat secara umum dan rumah tangga khususnya yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyediaan air minum merupakan kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Manusia sebagai makhluk hidup dalam menjalani kehidupan sehari-hari sangat memerlukan tanah sebagai faktor penting. Di samping tanah, air juga tidak kalah pentingnya bagi manusia terutama bagi mereka yang hidup dari pertanian. Persediaan air bagi kehidupan manusia sangat vital, dimana persediaan air tergantung dari kemampuan suatu tanah untuk menyimpan air dari curah hujan yang datang. Tanpa adanya kemampuan tanah menyimpan air, maka persediaan air yang sangat diharapkan tidak akan terpenuhi. Tanah Simalungun yang terdiri dari hutan belantara merupakan daerah yang sangat subur dan sangat cocok untuk dijadikan sebagai areal perkebunan dan pertanian. Hasil-hasil perkebunan yang sangat menonjol adalah kelapa sawit, karet, teh, dan coklat. Komoditi hasil perkebunan tersebut bukan hanya cukup untuk kebutuhan rakyat sendiri, melainkan juga cukup untuk diekspor ke luar daerah. Selain 22 Maknur Sinaga., ed, Sejarah Perkembangan Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun, Pematangsiantar, 2000, hal. 52-60. Universitas Sumatera Utara 41 sebagai daerah perkebunan, tanah Simalungun juga sangat baik untuk dijadikan sebagai daerah pertanian, ini merupakan usaha dari rakyat. Areal-areal pertanian ini pada umumnya menghasilkan komoditi keperluan sehari-hari. Melihat suburnya tanah Simalungun dan cocok untuk dijadikan sebagai tanah perkebunan maka pada tahun 1910 pemerintah kolonial Belanda membuka perkebunan teh pada tahun 1910 di Naga Huta. Sejak masa Cultuur Stelsel tahun 1830-1870 telah terjadi pergolakan dan perhatian terhadap pembukaan areal perkebunan secara besar-besaran berdasarkan UU agraria 1870. Berdasarkan penyelidikan “Rubber Plantation Investment Trust” bahwa tanah-tanah di Simalungun sangat cocok dibuka untuk areal perkebunan. Penyelidikan tersebut merupakan suatu proyek pemerintah Belanda tahun 1910. Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut wilayah Simalungun sangat cocok untuk tanaman teh, karet, kelapa sawit. Pada tahun 1910 pembangunan irigasi yang dibangun oleh Belanda pada hakekatnya dibangun persawahan untuk masyarakat namun dipergunakan untuk kebutuhan perusahaan perkebunan. Pembukaan irigasi dengan menerapkan tenaga kerja dari rakyat untuk menanam padi di sawah agar dapat terpenuhi kebutuhan para kolonial, bukan untuk masyarakat pedesaan. Pembangunan irigasi di Simalungun walaupun merupakan satu paket dengan perkebunan, maka di partuanon-partuanon 23 23 Partuanon adalah para bangsawan beserta keluarganya. masih ada lagi pembangunan irigasi yang khusus untuk persawahan yang diorganisir oleh “panriahan pamokkahan” yang berubah menjadi Perkumpulan Petani Pemakai Universitas Sumatera Utara 42 Air P3A dan merupakan dasar untuk retribusi pengairan sawah yang berubah menjadi Yuran Pemakai Air IPAIR. Di Indonesia tingkat pemerintahan yang kedua adalah tingkat Kabupaten atau Kotamadya yang dipilih untuk menangani penyediaan air baik secara teknik maupun administratif. Pada zaman pemerintah Belanda tepatnya pada tahun 1925 yang berkuasa di Indonesia salah satunya di Sumatera Timur, mereka mendirikan beberapa sarana dan prasarana air minum yang pada zaman itu disebut Water Laeding Bedriyf. Mereka mendirikan enam unit produksi air yaitu: unit produksi Parapat tahun 1925, Pardagangan tahun 1928, Serbelawan tahun 1930, Saribu Dolok tahun 1933, Panei Tongah tahun 1933, Tiga Balata tahun 1934. Tujuan Belanda mendirikan unit produksi air tesebut tidak lain untuk keperluan perkebunan, dan pertanian. Dalam rangka untuk melayani kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, maka dibangun lagi beberapa unit produksi di kota kecamatan yang dipegang oleh Dinas Air Minum di antaranya: Unit Produksi Tanah Jawa tahun 1968, Unit Produksi Pematang Raya tahun 1970, Unit Produksi Haranggaol tahun 1971, Unit Produksi Tigaras tahun 1975, Unit Produksi Sindar Raya tahun 1977. 24 Perusahaan-perusahaan air minum pertama kali didirikan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. BPAM Badan Pengelola Air Minum merupakan nama sebelum beralih menjadi PDAM Perusahaan Air Minum. Pembangunan sarana air minum di kabupaten Simalungun telah dimulai sejak tahun 1970 berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Daerah tingkat II Simalungun No. 2. 24 Wawancara dengan Rohana Sinaga, tanggal 11 November 2010 di Kantor PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun. Universitas Sumatera Utara 43 Badan yang mengelola air minum pada saat itu berstatus “Dinas” yaitu Dinas Air Minum. Dana pembangunannya bersumber dari bantuan Daerah tingkat I Sumatera Utara karena Pemerintah Daerah tingkat II Kabupaten Simalungun kondisinya pada saat itu memprihatinkan dan sumber air minum kurang memadai bagi kesehatan masyarakat. Pengelolaan air minum yang dilakukan oleh dinas air minum merupakan proyek statement usulan milik pemerintah daerah. Sebagai pelaksana teknis dari proyek statement, diserahi tugasnya kepada Dinas Perusahaan Umum Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sesuai dengan jiwa PP 4950 tahun 1952 dan PP 18 tahun 1953 pada dasarnya penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan adalah tugas pemerintah daerah. Namun mengingat besarnya masalah yang dihadapi dan investasi dana yang diperlukan masih jauh dari kemampuan pemerintah daerah, sehingga pemerintah pusat perlu membantu pemerintah daerah dengan mengambil prakarsa dalam penyediaan air bersih. 25 Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Daerah tingkat II Simalungun No. 12 tahun 1983 perusahaan air minum Kabupaten Simalungun berubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Lihou Kabupaten Daerah tingkat II Simalungun yang berkantor pusat di Jalan Haji Adam Malik No. 2 Pematang Siantar, Sumatera Utara dengan luas lokasi 2 Ha. Melihat bahwa investasi dana dan besarnya masalah yang dihadapi sehingga pengelolaan tersebut perlu penanganan dari pemerintah melalui bantuan dana yang 25 Wawancara dengan Abidin Sinaga, tanggal 11 November 2010 di kantor PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun. Universitas Sumatera Utara 44 diserahkan kepada pemerintah daerah. Namun pelaksanaan perubahan status perusahaan air minum ini baru terlaksana setelah tahun 1987 hal ini terjadi karena perlunya pembenahan dalam sistem dan struktur pedoman tata kerja yang dijalankan dengan perubahan status tersebut. Sesuai dengan surat keputusan Bupati tingkat II Simalungun No.188- 3421940HUK1987 tanggal 13 Januari 1987 tentang PDAM Tirta Lihou Kabupaten dalam lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Daerah tingkat II Simalungun dan kemudian didukung dengan surat keputusan Bupati Tingkat II Simalungun No. 188.453276PDAM-1987 tanggal 17 Maret 1987 tentang susunan organisasi dan pedoman tata kerja PDAM Tirta Lihou Kabupaten Dati II Simalungun, dengan tugas pokok yaitu menyelenggarakan pengelolaan air minum secara baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam aspek sosial kebutuhan akan air minum Pelaksanaan tugas pokok PDAM Tirta Lihou Kabupaten Daerah tingkat II Simalungun melakukan fungsi-fungsinya sebagai berikut: 1. Pelayanan umum dan jasa 2. Menyelenggarakan pemanfaatan sumber-sumber air minum 3. Peningkatan operasional sarana air minum 4. Melakukan pengawasan. Universitas Sumatera Utara 45 BAB III PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA LIHOU PERIODE 1987-2000

3.1. Kondisi Perusahaan