12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia, yang kebutuhannya dari hari ke hari semakin dirasakan meningkat sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan dan
pola hidup masyarakat terhadap air. Di beberapa daerah di Indonesia fasilitas penyediaan air bersih masih kurang, baik itu disebabkan karena sumber air yang jauh
dari pemukiman, daerah yang belum memiliki sumber air, ataupun sumber air yang ada belum dikelola dengan baik, sehingga kapasitasnya belum terpenuhi dan
kualitasnya belum terjamin. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menyediakan sarana air bersih, sehingga dapat digunakan atau diperoleh dengan mudah dan mempunyai
kualitas yang mempunyai standard untuk kesehatan. Menyadari akan hal tersebut, maka perlu sarana dan prasarana dari pemerintah untuk membangun perusahaan yang
dapat mengolah air yang kualitasnya sudah terjamin yaitu perusahaan air minum.
1
Selain dari pada itu pembangunan lingkungan perkotaan maupun pedesaan sangat membutuhkan penyediaan air bersih yang cukup, untuk pertamanan, bahaya
kebakaran, kebersihan dan pembangunan lainnya. Perusahaan air minum yang ada sekarang ini di Sumatera Utara pada umumnya berasal dari warisan pemerintah
kolonial Belanda yang dikenal dengan nama Water Leading Bedriyf. Sejarah mencatat bahwa pembangunan air minum beserta fasilitasnya semata-mata
1
Pemerintah Kabupaten Simalungun, Corporate Plan Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Lihou Kabupaten Dati II Simalungun, Simalungun, 2000, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
13 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Belanda dan perusahaan milik
Belanda.
2
Pengembangan pembangunan sektor air bersih menjadi perhatian tidak saja oleh pemerintah pusat, melainkan keinginan pemerintah untuk memberdayakan
pembangunan daerah, dalam konteks ekonomi dan desentralisasi. Pemerintah melihat bahwa kabupaten Simalungun memiliki sumber air cukup potensial. Kemajuan
perusahaan air minum di Sumatera Utara dewasa ini, sebagai perusahaan daerah telah mengalami berbagai perkembangan terutama di kotamadya. Sedangkan di luar
kotamadya, keadaannya belum begitu memuaskan disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu dana yang terbatas, kurangnya rehabilitasi, dan sebagainya.
3
Dalam melakukan fungsinya sebagai pengelola air minum daerah masih terbatas pelaksanaannya bagi Kabupaten Simalungun. Meskipun demikian
keadaannya masihlah sangat memprihatinkan karena air minum yang dihasilkan belum memenuhi syarat baik ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Oleh
karena itu untuk mengembangkan air minum di Simalungun, dibentuklah perusahaan daerah air minum yang merupakan satu-satunya pemasok air minum di Simalungun
yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah.
4
Tirta Lihou diambil dari dua kata yang berasal dari dua bahasa yang berbeda yaitu Tirta yang berarti air
5
2
Perda Kabupaten Simalungun Nomor: 5 Tahun 1974, Pokok-pokok Pemerintah di Daerah.
, sedangkan Lihou berasal dari bahasa Simalungun yang artinya bersih, jadi jika kedua kata ini digabungkan maka arti dari Tirta Lihou adalah
3
Wawancara dengan Thansyah Saragih, tanggal 11 November 2010 di Kantor PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun.
4
Pemerintah Kabupaten Simalungun, Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Lihou Dati II Simalungun, Simalungun, 1992.
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1991, hal. 1062.
Universitas Sumatera Utara
14 air bersih. Pada awal perusahaan ini dibentuk untuk melayani kebutuhan masyarakat
akan air minum, dibangun enam unit produksi air minum di antaranya: unit produksi Parapat tahun 1925, Pardagangan tahun 1928, Serbelawan tahun 1930, Saribu Dolok
tahun 1933, Panei Tongah tahun 1933, Tiga Balata tahun 1934.
6
Dalam rangka untuk melayani kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, maka dibangun lagi beberapa unit produksi di kota kecamatan yang
dipegang oleh Dinas Air Minum di antaranya: Unit Produksi Tanah Jawa tahun 1968, Unit Produksi Pematang Raya tahun 1970, Unit Produksi Haranggaol tahun 1971,
Unit Produksi Tigaras tahun 1975, Unit Produksi Sindar Raya tahun 1977.
7
Pembangunan sarana air minum di kabupaten Simalungun telah dimulai sejak tahun 1970 berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Dati II Simalungun No. 2.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Simalungun No. 12 tahun 1983 perusahaan air minum Kabupaten Simalungun berubah statusnya menjadi Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Lihou Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun yang berkantor pusat di Jalan Haji Adam Malik No. 2 Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Namun pelaksanaan perubahan status perusahaan air minum ini baru terlaksana setelah tahun 1987. Sesuai dengan surat keputusan Bupati KDH tingkat II
Simalungun No.188-3421940HUK1987 tanggal 13 Januari 1987 tentang PDAM Tirta Lihou Kabupaten Dati II Simalungun yang melayani kebutuhan air minum
untuk wilayah kecamatan dalam lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Dati II
6
Sejak didirikannya sarana dan prasarana air minum oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1925 yang dikenal dengan nama Water Leading Bedriyf, awal mulanya dibangun 6 unit produksi
air minum. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan air minum ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Propinsi dan pada tahun 1960 pengelolaan air minum diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Kabupaten.
7
Pemerintah Kabupaten Simalungun, op.cit., hal. 3.
Universitas Sumatera Utara
15 Simlungun. Dan kemudian dilengkapi dengan surat keputusan Bupati KDH Tingkat II
Simalungun No. 188.453276PDAM-1987 tertanggal 17 Maret 1987 tentang susunan organisasi dan pedoman tata kerja PDAM Tirta Lihou Kabupaten Dati II Simalungun,
dengan tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan
umum.
8
Dampak yang ditimbulkan dari berdirinya PDAM Tirta Lihou ini sangat terasa seperti terbukanya usaha-usaha rumah makan, penginapan, penyediaan air
untuk perkantoran, untuk rumah-rumah ibadah, dan sekolah-sekolah. PDAM Tirta Lihou tidak hanya memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat Kabupaten Simalungun, tetapi juga bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah. Pelayanan PDAM Tirta Lihou akan air minum kepada masyarakat
menghasilkan sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan dari pemerintah Kabupaten Simalungun.
Untuk mengatasi ketersediaan sumber daya finansial dalam mengembangkan pembangunan sarana air bersih di Kabupaten Simalungun, maka PDAM Tirta Lihou
sangat membutuhkan dukungan pendanaan, baik itu dari pemerintah pusat yang bersifat dana inpres, bantuan subsidi, dan juga dari partisipasi kerjasama.
Uraian di atas membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana
kegiatan PDAM Tirta Lihou dari tahun 1987-2000, dengan judul “Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun 1987-2000”.
8
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Lihou, Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun, 1994.
Universitas Sumatera Utara
16 Penulis berusaha mengkaji permasalahan dengan skop temporal dari tahun 1987-
2000. Tahun 1987 merupakan tahun berdirinya PDAM Tirta Lihou, dimana tahun tersebut status perusahaan air minum berubah menjadi Perusahaan Daerah Air
Minum PDAM Tirta Lihou yang terlaksanakan berdasarkan keputusan Bupati Simalungun. Sedangkan tahun 2000 merupakan tahun akhir penulisan ini, karena
selama periode tersebut telah tampak perkembangan PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya beberapa unit-unit produksi,
semakin meningkatnya konsumen di berbagai daerah di Kabupaten Simalungun, dan banyaknya pegawai yang bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu untuk melihat
usaha-usaha yang dilakukan perusahaan daerah dalam meningkatkan mutu pelayanan, dan melihat apakah proses tersebut berjalan dengan cepat atau lambat.
1.2. Rumusan Masalah